Part - 13

2.7K 331 16
                                    

Typo bertebaran di mana - mana !!!

Jangan lupa vote dan comentnya !!!

*************************



Malam semakin larut, bahkan semakin dini hari. Ke duanya masih betah di dalam mobil. Di kursi penumpang bagian belakang.
Keynal masih melumat bibir Veranda dengan lembut. Ia mengecap setiap inci bibir gadis yang seminggu ini membuatnya gila.
Membuatnya frustasi saat Ve menghindari nya.
Dia sangat merindukan Veranda saat ini.

Tidak lain hal nya dengan Ve. Dia juga sama. Walau dia sangat syok akan pengakuan Keynal beberapa saat yang lalu.
Tangan kanan nya memeluk leher Keynal. Memperdalam ciuman nya. Tangan kiri nya mengelus rahang kokoh Keynal.
Terlihat jelas dia sangat menikmati nya.
Sesekali kepala mereka bergerak ke arah berlawanan. Tangan Ve juga kadang menjambak lembut rambut Keynal.

"Hah. Hah.. hah.. " nafas Keduanya seolah berlomba. Veranda lebih dulu melepaskan ciuman nya. Tapi dia hanya menarik sedikit wajah nya.
Dia mengigit bibir bawah nya. Matanya terpajam kuat.
Tangan kiri yang tadi mengelus rahang Keynal kini sedang menahan tangan Keynal yang hendak membuka resleting celana jins panjang yang di gunakan nya.

Dengan nafas tersengal, Ve membuka matanya dan langsung menatap ke dua bola mata Keynal yang sudah menggelap. Ternyata hanya ciuman dari Ve yang lembut. Mempu membuat gairah Keynal terpancing.

"Maaf .. hah.. hah.. " ucap Keynal dengan nafas tersengal. Ve menggeleng, tangan Keynal pun bergerak pindah ke pipi Veranda.
Setelah menguasai gairah dan dirinya sendiri. Keynal menarik tubuhnya sedikit memberi jarak dengan Veranda.
Baru dia hendak membuka pintu mobil. Tapi tertahan, karena Ve menarik lengan Keynal.
Membuat Keynal menoleh tanya pada Ve.

"Kamu marah ?" Tanya Veranda pelan. Keynal mengernyit heran akan pertanyaan Ve.
"Maaf, aku mau ngasih kamu apapun, aku mencintai mu Nal, tapi untuk satu itu.... aku gak bisa " lanjutnya menunduk saat mengucapkan kalimat terakhirnya.
Keynal akhirnya tau kemana arah ucapan Ve.
Dia menghela nafas beratnya.
Lalu kembali duduk memiring menghadap Ve.

"Lihat aku " ucapnya datar. Entah sejak kapan dia sudah mulai ber aku kamu dengan Ve sekarang. Ve menoleh pada Keynal. Dia bisa melihat dengan jelas kalau Keynal sedang tersenyum tipis.
"Aku gak marah sama kamu, tadi aku hanya ingin keluar dan pindah ke depan. Bukan karena aku marah " ujar Keynal menatap Veranda dengan lembut.

"Yang tadi aku minta maaf, aku janji gak akan ngulangi lagi. " lanjut Keynal. Veranda tersenyum lega mendengar ucapan Keynal.
"Yaudah, sekarang aku antar kamu pulang yuk " ujar Keynal lagi pada Ve. Gadis itu mengangguk. Kini keduanya pun keluar dan pindah ke depan.

Saat mobil Keynal baru keluar dari basement. Ve seperti mengingat sesuatu yang sempat dia lupa kan.

"Eh, Nal, Shania ta... "

"Dia udah pulang, aku yang minta dia chat kamu untuk ke sini " sela Keynal menoleh pada Veranda.
Ve kembali diam, dia menikmati jalanan lengang jakarta di saat dini hari seperti ini.

Dia besyukur besok dia bisa sedikit bersantai. Karena sekarang dia hanya fokus pada skripsi nya. Tidak ada lagi jadwal kelas.
Ia kembali melirik pada Keynal yang fokus menyetir. Menelusuri laki - laki di samping nya itu. Senyum tipis mengembang di bibir Veranda.
Jujur ia sangat merindukan laki - laki itu.
Menatapnya yang sedang menyetir menjadi kegiatan sehari - hari nya sejak sebulan ini kecuali seminggu yang lalu.

The Rain (Repost )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang