25

2K 290 23
                                    

Typo bertebaran dimana - mana !!!


**********************

Shania terlihat berjalan dengan kesal. Dengan muka sangat kesal dia berjalan menuju pintu gerbang rumah nya.
Di mana Keynal menunggunya di luar sana.

"Mau apa ?" Tanya Shania kesal dan tentu dengan marah. Keynal tidak memperdulikan raut wajah kesal dan marah nya Shania. Tujuan nya satu yaitu Ve.

"gue butuh alamat Veranda yang di bandung " ujar Keynal dengan datar bahkan dia langsung ber ti the point.

"Untuk apa ? Buat nyakitin dia lagi ? "

"Loe tinggal kasih tau alamat Ve di bandung " ucap Keynal semakin dingin. Juga semakin membuat Shania geram pada Keynal yang seolah tidak membuat salah.

"Gak ada, dan gue gak akan ngasih tau. Jauhin Veranda Key. Loe gak pantes buat dia " ucap Shania mulai geram.

"Cih, Shan, gue butuh itu sekarang, gue mau jelasin semuanya sama dia. Gue di jebak Shan !" Geram Keynal terlihat mulai kesal dengan Shania yang keras kepala.

"Alibi, gue tau siapa loe Key !" Desis Shania
"Udah cukup loe nyakitin Ve berkali - kali. Jadi loe gak perlu cari dia "

"Gue sayang sama dia Shan, gue cinta sama dia "

"Gue juga denger itu beberapa bulan yang lalu. Tapi sekarang, loe malah nyakitin dia key. "

Keynal menghela nafas berat nya. Dia sadar kalau dia sudah terlalu banyak menyakiti Veranda.
Tapi sekarang dia sudah bertekad. Dia akan kejar Ve. Dia harus meraihnya kembali. Baginya veranda nafas nya sekarang.

"Shania gue mohon, kali ini untuk terkahir kali nya. Pliss " ucapnya dengan memohon kali ini.

Shania memicing matanya pada Keynal. Lalu dia menghela nafas kasar nya.

"Mana hp loe ?" Tanya Shania dengan jutek. Keynal dengan segara memberikan ponsel nya. Dan Shania mulai mengetikkan sesuatu di ponsel nya Keynal. Dan kembali menyerah kan ponselnya ke Keynal.

"Gue harap ini terakhir Key " ucap Shania dengan penuh ancaman. Keynal hanya mengangguk. Lalu dia pamit dan kembali kedalam mobil nya.

***

Ting

Pintu lift khusus terbuka. Dan Keluar Ve dan Deva dengan bersamaan. Deva terlihat sedang sibuk menelfon sambil terus melangkah menuju ruangan nya. Keduanya baru saja selesai meeting di luar.

Dia masuk kedalam ruangan nya di ikuti Veranda. Tapi langkah nya terhenti saat dia melihat seseorang telah duduk di kursi kebesaranya. Ve yang heran melihat Deva berhenti tiba - tiba. Sedikit mendongak untuk melihat apa yang membuat Deva berhent.

" Radit ?" Ucap Deva dengan datar. Lalu dia melangkah lebih masuk. Veranda juga ikut masuk kedalam nya mengikuti Deva

"Hm ?" Dehem pria yang duduk dengan tegap di kursi kebesaran Deva. Lalu alisnya naik sebelah saat matanya melihat Veranda. Dia cukup kaget dengan kehadiran Veranda.

"Kak Radit ?" Gumam Veranda pelan. Radit mencoba tersenyum terlihat canggung menyuruak keduanya.

"Loe kok di sini ? Ngapain ?" Tanya Deva dengan nada datar dan tidak suka nya. Radit terlihat menghela nafas nya sebentar.

The Rain (Repost )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang