[EMPAT PULUH SATU]

18.9K 1K 10
                                    

NP: Baek Jiyoung - Because Of You.

_______

"Kamu memang wanita yang benar-benar special, aku kagum banget sama kamu. Padahal kita sama-sama perempuan ya, tapi kamu beda."

Sudah dua puluh menit mereka bertiga berada di bangku taman itu. Dan sedari tadi, hanya Tiara yang paling banyak mengeluarkan suara. Entah, karena memang di antara ketiga nya, hanya Tiara yang paling ekspresif seperti nya.

"Kamu memang berbeda. Mama, bahkan Helena, tidak bisa mempengaruhi hidup Chilleo sebesar kamu mempengaruhi hidup dia. Bisa dibilang, you're the only one."

Manda terdiam. Tersenyum tipis namun hati nya begitu merasa miris. Seandainya kedua orang di hadapan nya tahu, ekspetasi itu tidak benar ada nya. Realita nya begitu jauh dari pengharapan itu. Jika sejoli itu adalah Bara dan Tiara, yang jelas-jelas mereka saling mencintai, mungkin memang akan berbeda. Dan setiap orang, memang memiliki cerita yang berbeda. Termasuk diri nya dengan Chilleo dan kedua sosok di hadapan nya.

"Kapan-kapan kita bisa makan bareng ya Man... Deket-deket sama perempuan seperti kamu bawaan nya adem." ucap Tiara pelan kemudian tertawa. Sementara Bara, sedari tadi terlihat fokus pada handphone nya. "Iya nggak, Bar?" tanya Tiara cepat. Namun, seperti terbius sesuatu dari handphone nya, Bara sama sekali tidak menoleh.

"Bar," tegur Tiara pelan. "Bara. Kamu denger nggak sih? Kebiasaan deh," ucap Tiara pelan dan membuat Manda tertawa geli di tempat nya. Bagaimana mereka bisa terlihat selucu itu? Bahkan Manda yakin, umur Tiara berbeda dua atau tiga tahun di atas nya.

"Denger kok, masalah kantor tadi." ucap Bara seraya memasukan kembali handphone nya ke dalam saku celana nya. Tersenyum kecil dan kembali larut pada obrolan Tiara bersama Manda, yang sebenarnya lebih banyak diam daripada berbicara.

Chilleo menatap e-mail di hadapan nya dengan bingung. Sudah ada dua e-mail yang masuk dan kedua-dua nya menanyakan perihal proposal yang seharusnya sudah di kirim kan dua hari yang lalu. Kepala nya mendadak pening, terlalu banyak fikiran yang bercongkol di otak nya. Akhirnya, dengan cepat dia menekan tombol berwarna biru di bagian sisi bawah meja nya.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Ke ruangan saya sekarang."

Begitu selesai mengatakan hal tersebut, Chilleo menyenderkan tubuh nya ke belakang. Menunggu Hanum, untuk masuk ke dalam ruangan nya.

Dan benar saja, lima menit kemudian, perempuan berhijab itu mengetuk pintu nya dan dengan cepat memasuki ruangan nya. "Bagaimana, Pak?"

"Kamu belum kirim proposal yang kita ajukan pada PT. Pembangunan?" tanya Chilleo pelan. Hanum terlihat sedikit kebingungan, namun kemudian diri nya seperti teringat sesuatu.

"Belum, Pak. Karena waktu itu Pak Bara meminta dalam bentuk hardcopy dan beliau memberi saya softcopy nya untuk segera di print-out. Kemudian beliau mengatakan bahwa beliau sendiri yang akan memberikan itu secara langsung pada pihak Pembangunan siang ini. Karena memang hari ini, beliau ada jadwal untuk membahas penuntasan proyek sebelumnya yang berada di Semarang."

Chilleo mendesah pelan. "Tapi, baru saja pihak Pembangunan mengirim e-mail dan menanyakan proposal itu. Kamu masih memiliki softcopy nya?" tanya Chilleo kemudian.

Hanum menggeleng. "Pak Bara yang membuat sendiri proposal itu. Waktu itu, saya hanya di beri flashdisk dan di mintai tolong untuk di print-out. Jadi baik softcopy maupun hardcopy nya ada pada beliau, Pak."

Agairana AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang