[TIGA BELAS]

29.4K 1.7K 6
                                        

Tiga tahun yang lalu...

Gadis itu mengeratkan syal yang ia kenakan, kemudian meniup-niup tangan nya yang tanpa sarung tangan di tengah-tengah musim salju seperti ini. Bannie yang menyelimuti kepala nya sesekali hampir terlepas, namun ia tetap tidak perduli. Berdiri dengan bodoh nya di bawah sebuah pohon besar dan sesekali menatap ke arah rumah minimalis di seberang nya.

Hingga, pintu rumah itu terbuka dan memunculkan sosok yang sedari tadi ia tunggu, senyum kecil terbit di bibir nya. Badan nya bergerak maju dan membelah jalanan, mengampiri sosok yang sedaritadi ia tunggu-tunggu.

"Illy!" seru nya begitu sudah hampir mendekati sosok cantik yang sedang bercengkrama dengan seorang pria.

"Maura? Astaga, kamu ngapain di sini?" suara terkejut lawan bicara nya membuat Maura tersenyum tipis. "Aunty khawatir sama kamu. Aku susul kamu aja, pakai GPS."

Illy terkejut. Kemudian meneliti penampilan Maura, yang hanya mengenakan baju tipis di balut jaket almamater kampus nya, dan bannie cokelat yang menutupi kepala nya serta syal kusam yang melilit lehernya.

"Are you crazy?" bisik Illy setelah melihat Maura. "Tunggu," ucap Illy kemudian berbicara pada teman nya dan setelah itu teman nya masuk dan kembali keluar dengan sebuah mantel tebal.

"Pakai ini, kamu gila banget dingin kayak gini cuma pakai pakaian tipis!" omel Illy seraya membantu Maura mengenakan mantel itu dan setelah nya mengucapkan terimakasih kepada teman nya.

"Makasih ya Ly..."

Ah!

"Ooh i'm sorry..."

Maura tergagap sejenak, mata nya meneliti sosok jangkung di hadapan nya. Tak terkecuali Illy, yang berada di sebelah Maura.

"Tungguin gue, monyet! Berat nih!"

Baru akan mengomel, Illy langsung terdiam. Terlebih Maura, yang tidak menyangka bahwa orang di hadapan nya baru saja berbahasa indonesia.

Tak lama, muncul sosok berbadan lebih kecil dari laki-laki di hadapan nya seraya terpingkal-pingkal. "Salah lo! Liat bule montok dikit, kicep!" seloroh nya.

"Ooh, iya nggak apa-apa..." gumam Maura tanpa sadar.

Laki-laki di hadapan nya sontak menoleh, mata cokelat nya menatap Maura bingung kemudian tersenyum kecil. Seolah tidak terkejut, Maura membalas ucapan nya dengan bahasa yang sama.

"Lah, orang Indo? Shit, dunia makin sempit ternyata. Hello, Adrian." ucap sosok berambut keriting tadi dengan senyum lebar. Illy dan Maura spontan membalas uluran tangan nya.

"Maura."

"Illy."

Laki-laki bernama Adrian sontak terkejut. "Ily? I love you too, kalau begitu." jawab Adrian santai yang langsung membuat Maura dan Illy sontak terpana.

"Bego!" ucap laki-laki di sebelah nya seraya memukul kepala nya. "Nggak perlu di dengerin. Saraf otak nya udah putus. Ohiya, kenalin, Daniel. Sorry udah nabrak ya, gimana sebagai ganti nya kita cari waktu buat ngobrol?" tanya Daniel seraya tersenyum lembut.

Maura melirik ke arah Illy sebentar, kemudian mengangguk. "Ok, next time..." ucap nya seraya tersenyum tipis.

"Jadi, berapa nomor handphone kamu?"

Dan setelah memiliki nomor Maura di handphone nya, ia mengucapkan terimakasih dan kemudian berlalu dengan alasan memiliki urusan lain.

Nyata nya, hati nya yang begitu bergetar menatap mata hitam milik Maura. Untuk pertama kali nya, hati nya benar-benar bergetar.

Dan sial nya, tatapan itu, sekilas seperti tatapan yang selalu ia lihat dari mata wanita itu. Wanita yang berada di belahan dunia yang berbeda dengan nya.

Tbc.

Agairana AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang