Daniel menyerahkan sebuah amplop putih yang bertuliskan nama sebuah rumah sakit ternama di Jakarta kepada Maura. "Ini apa?" tanya Maura seraya membolak-balik amplop itu tidak mengerti.
"Kamu bisa buka dulu," ucap Daniel seraya duduk di salah satu kursi kecil yang dia ambil dari sudut ruangan kamar mereka. "Kamu sakit?" tebak Maura langsung yang membuat Daniel langsung menggeleng cepat.
"No, i'm fine. Kamu buka dulu aja," ujar Daniel seraya tersenyum lembut, seperti biasa nya.
"Oke, aku akan buka ini." dan setelah itu Maura membuka amplop dan membaca isi nya baik-baik.
Di awal, kening nya agak mengerut tidak paham akan isi dari surat tersebut. Namun lama-lama, otak nya ikut bereaksi dan pandangan mata nya langsung jatuh pada Daniel yang juga sedang menatap nya penuh. Entah diri nya harus senang atau sedih, ia tidak tahu. Tapi satu hal yang ia tahu, tetes demi tetes airmata mulai menuruni pipi putih nya, hidup nya akan lengkap sebentar lagi.
"Selamat sayang, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang Ibu." ucap Daniel pelan seraya menghapus airmata Maura dengan kedua ibu jari nya, dan di detik kemudian tangan nya bergerak untuk merengkuh tubuh mungil Maura dan mengecup puncak kepala nya cepat.
•
"Thanks, Rin. Aku udah bikin repot kamu terus," ucap Manda pelan seraya mengangkat satu kardus tersisa yang kemudian ia letakan di dekat ruang tengah.
Arini, sahabat nya semenjak duduk di bangku SMA itu tersenyum lembut. "Nggak kok, lagian suami ku juga nggak keberatan dengan hal ini. Aku justru senang bisa membantu kamu," ujar nya tulus kepada Manda.
Manda tersenyum pelan, kemudian setelah teringat sesuatu ia menepuk lengan Arini. "Ah iya, aku udah transfer ke kamu setengah harga nya. Kamu nanti bisa cek," tukas Manda seraya mengantar Arini ke halaman depan.
Arini mengangguk, "Oke, aku harap kamu nyaman ya. Kalau kamu butuh sesuatu lagi, kamu bisa LINE aku. Jangan sungkan-sungkan," ucap Arini tulus kemudian keluar dari halaman rumah nya semasa ia masih lajang itu.
Manda masih menatap punggung Arini hingga akhirnya hilang di ujung belokan. "Thanks, God." ucap nya dalam hati dan segera masuk ke dalam rumah kembali karena kini ada banyak hal yang harus ia lalukan.
•
"Chilleo,"
Chilleo mendongak begitu mendengar suara Ibu nya yang kini berada di depan meja kerja nya. "Mama?" ucap nya pelan. "Ada apa? Aku masih ada sedikit hal yang harus di selesaikan. Kita bisa bicara nanti, Ma." lanjut Chilleo seraya bangun dari posisi nya dan menghampiri Ibu nya.
Ashley mendesah pelan di dalam hati, "Mama menganggu kamu?" tanya Ashley pelan seraya membenarkan letak dasi Chilleo yang melenceng dari tempat nya. "Tidak, Ma. Aku hanya benar-benar sibuk kali ini," ucap Chilleo pelan.
Ashley tersenyum pelan. "Oke, Mama akan pulang. Jangan lupa makan dan minum vitamin mu," ujar Ashley setelah selesai membenarkan letak dasi Chilleo.
Chilleo hanya terdiam dan sibuk merasakan satu hal, entah apa itu, yang jelas ada sudut hati nya yang nyeri begitu mendengar ucapan Ibu nya.
"Ah iya, Mama tidak pernah melihat Helena akhir-akhir ini. Kamu tahu Helena ada di dimana, Le?"
Chilleo mengerutkan kening nya begitu mendengar nama itu. Merasa canggung lagi dan kemudian menjawab, "Aku tidak tahu, Ma. Lagi pula, aku tidak akan perduli akan hal itu lagi."
•
"Ada apa, Le?" tanya Daniel begitu sampai di cafe yang sebelumnya sudah di sms-kan oleh Chilleo.
Chilleo memanggil salah satu pelayan dan menyuruh Daniel untuk memesan terlebih dahulu, "Black coffee," ucap Daniel kepada pelayan dan kemudian di susul Chilleo yang memesan orange juice.
"Jadi gini," ujar Chilleo pelan dan tampak tidak yakin akan apa yang ingin ia sampai kan kepada Daniel.
"Lo tau dimana Amanda?" lanjut Chilleo to the point yang langsung membuat Daniel mengerutkan kening nya tidak mengerti.
"Gue udah lumayan lama nggak lihat dia, tapi setahu gue dia kerja di tempat lo kan?" tanya Daniel bingung.
Chilleo mengangguk, "Benar, tapi dia resign dan pergi tanpa mengucapkan apapun." ujar Chilleo pelan.
Daniel yang menamati Chilleo sedari tadi mulai memikirkan kemungkinan yang sedikit aneh, "Lo fallin' in love with her?" ujar Daniel seraya tertawa kecil, yang langsung membuat Chilleo menggeleng cepat. "Ngaco, gue cuma... Yah, lo juga nggak bakal ngerti lah." ujar Chilleo pelan. Namun Daniel masih tidak dapat menahan tawa nya.
"Oke, oke. Ah, gue juga mau cerita sama lo. Gue bakalan jadi bokap sebentar lagi, istri gue... hamil." ujar Daniel seraya tersenyum senang.
Chilleo tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya. "Wow, congratulation! Lo bakalan jadi hot daddy terbaik, man. Gue ikut senang," ujar Chilleo tulus yang langsung mendapat anggukan Daniel.
Dan kali ini, pikiran nya kembali berkecamuk. Memikirkan, apakah Amanda sudah tahu akan hal ini... Dan apakah wanita itu baik-baik saja, Chilleo benar-benar ingin segera menemukan wanita itu sekarang juga. Karena ada banyak meteor yang sebentar lagi akan meruntuhkan dunia nya. Dan Chilleo harus memastikan jika wanita itu baik-baik saja.
Tbc.
Haii, nggak kerasa udah sejauh ini /apaanlaaahbahasanya/ tp jujur aja, nulis sepanjang ini adalah yg pertama kali nya untuk aku. Sebelum2nya pasti stuck, nggak jln dll. Karena dl aku jg smpt nulis di blog dan nggak jln jg akhir nya haha. Thankyou untuk semua dukungan nyaaa!<3<3 dan kalo ada yg perlu di koreksi, silahkan bs comment:))

KAMU SEDANG MEMBACA
Agairana Amanda
RomanceAmanda mencintai Daniel, Daniel memilih Maura, dan Amanda menyayangi Maura. Diri nya saat ini hanya sedang berputar di lingkaran cinta yang tidak berujung, diri nya hanya perlu untuk keluar dan membiarkan mereka untuk bahagia. Dan terlebih, kini dir...