[EMPAT PULUH ENAM]

19.7K 969 7
                                    

Jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat lima menit saat Manda selesai memakai high heels nya yang setinggi tujuh sentimeter. Dengan polesan make-up tipis dan baju berbentuk dress hitam yang memiliki panjang sampai tumit kaki nya, Manda cukup terlihat sempurna malam ini. Di tambah sebuah hiasan pita dengan warna senada, yang cukup besar di bagian kanan pinggul nya.

Handphone nya bergetar begitu Manda mengambil sebuah tas kecil berwarna silver di dalam lemari tas nya.

Marchilleo G: aku sdh di depan

Manda segera membuka pintu kamar nya dan berjalan menuju pintu seraya mengetikan balasan nya.

Agairana A: oke, wait

Selesai mengetikan balasan nya, Manda memasukan handphone nya ke dalam tas nya dan mengunci pintu utama dan pagar rumah.

"Beautiful," ucap Chilleo pelan begitu Manda memasuki mobil nya dan mengenakan sabuk pengaman nya.

Manda menoleh, terkekeh sebentar. "Aku nggak salah kostum, 'kan?" tanya nya.

Chilleo menggeleng. "Nggak," jawab nya. "Cantik banget. Aku rasa, selera fashion kamu sama Mama itu sebelas-dua belas." lanjut Chilleo seraya menjalankan mobil nya keluar dari kompleks perumahan itu.

"Aku rasa Mama kamu nggak akan terima kalau kamu bandingin sama aku." jawab Manda lugas.

Jujur, kalau bisa di bilang, ini adalah kali pertama nya Manda ada di posisi ini. Terlebih, ia akan di perkenalkan sebagai kekasih dari seorang Marchilleo. Setidaknya diri nya harus bisa seperti Tiara, yang jelas-jelas sangat cantik dalam balutan baju apapun. Pernah sekali Manda berfikir jahil, mungkin jika Tiara memakai daster pun, kecantikan nya tidak akan pernah hilang. Tapi, bukan berarti diri nya tidak. Maura sering mengajari nya untuk selalu merawat diri, salah satu nya adalah berdandan. Tapi terkadang, karena tuntutan pekerjaan membuat Manda hanya make-up seadanya saja.

"Man, kok melamun sih? Santai aja, Mama nggak pilih-pilih kok..."

Manda terkesiap. "Nggak kok Le," gumam Manda pelan seraya tersenyum.

Manda belum pernah se-nervous ini. Dengan mengeratkan genggaman tangan nya pada Chilleo, Manda berharap bahwa semua nya akan baik-baik saja.

"Tangan kamu dingin banget," bisik Chilleo pelan. "Nggak perlu di bawa fikiran, tenang aja..." ucap Chilleo kemudian.

Manda mengangguk. "Maaf ya..."

Begitu membuka pintu utama, Manda di suguhkan dengan pemandangan rumah megah yang sangat elegant. Banyak sekali barang-barang antik yang terlihat mewah berjajar di bagian kanan. Kemudian satu set sofa mewah berwarna campuran antara silver dan hitam terletak sangat cantik di bagian tengah.

"Le, kamu sudah datang?" sebuah suara lembut yang muncul dari balik lorong di sebelah kiri membuat Chilleo maupun Manda menghentikan langkah nya.

Sosok cantik berjalan ke arah mereka dengan sebuah senyuman cantik di bibir nya. Dress berwarna putih susu membuat kecantikan nya menjadi bertambah. Manda seketika terdiam di tempat nya, aura yang biasa nya ia dapatkan ketika berada di samping Bunda nya, kini ia rasakan pula.

"Ma, ini Amanda." ucap Chilleo begitu Ashley sampai di hadapan mereka.

Amanda melepaskan genggaman tangan nya dan bergerak untuk menyalami Ashley. "Hi, Tante." ucap Manda dengan tersenyum.

"Beautiful, seperti cerita Chilleo." ucap Ashley pelan seraya mengusap lengan Manda. "Duduk dulu, Tante sudah menyiapkan beberapa kue kering. Kamu harus coba sebelum kita makan malam nanti," ucap Ashley pelan kemudian memanggil ART-nya untuk membawa kue kering itu ke Ruang Tamu.

Begitu Manda duduk, Ashley mengikuti untuk duduk di sebelah nya. Sementara Chilleo duduk tepat di seberang mereka. "Ma, Papa nggak di rumah?"

Ashley menoleh. "Papa ada meeting dadakan di Bandung. Baru tadi sore berangkat." ucap Ashley pelan.

"Kalian sudah lama saling mengenal?"

Manda menggeleng. "Baru, Tante. Tapi Chilleo adalah teman Kakak Ipar aku."

Ashley mengangguk. "Nggakpapa, kalau kalian serius, masalah waktu pendekatan juga nggak akan mempengaruhi." ucap Ashley seraya tersenyum. "Dulu, Tante sama Om hanya pendekatan satu bulan. Setelah itu dengan gentle nya, Om melamar Tante tepat di tanggal satu bulan pendekatan kita."

"Ma, melamar wanita tidak segampang itu," protes Chilleo setelah mendengar penuturan Ashley.

Ashley tertawa. "Loh, Mama nggak suruh kamu untuk melamar sekarang. Nggak perlu buru-buru. Kamu bisa belajar dari pengalaman kamu sendiri. Asal kamu serius, Mama nggak masalah. Wanita itu butuh keseriusan Le," nasihat Ashley kepada Chilleo.

Manda tersenyum. Menatap Chilleo perlahan. Terkadang, sebersit penyesalan masih sering kali ia rasakan. Atau bahkan, penyesalan itu akan ia bawa sampai mati. Chilleo adalah penggambaran sosok yang sangat menyayangi apa yang menjadi milik nya, sosok yang akan menjaga apa yang menjadi milik nya sekuat apa yang ia bisa. Di balik semua ke-egoisan nya, di balik semua sikap acuh nya, di balik semua sifat temperamental nya, Chilleo adalah pribadi yang sangat hangat.

Jalanan Jakarta yang cukup ramai sama sekali tidak membuat suasana hati Manda membaik. Tidak ada yang salah di sini. Kecuali hati nya. Kecuali hati nya yang tidak bisa untuk tidak terlalu memikirkan ucapan Ashley saat mereka makan malam tadi.

"Man, jangan di fikirin terus ya. Mama nggak sengaja pasti,"

Manda menoleh. "Nggak papa, Le. Aku ngerti, kok. Tenang aja ya..."

"Aku yakin Mama nggak bermaksud seperti itu."

"Iya, Le." ucap Manda pelan.

Namun satu kalimat itu masih terngiang jelas di kepala Manda. Kalimat yang membuatnya mendadak merasa dilema kembali. Dilema, apakah pilihan nya tepat atau kah salah. Ia tidak ingin, benar-benar tidak ingin untuk menyakiti siapapun lagi. Sama sekali.

"Chilleo nggak suka tomat, Man." suara Ashley menginterupsi begitu Manda akan mengambilkan tomat untuk melengkapi bihun di piring Chilleo. "Ah, mungkin Chilleo belum cerita ya sama kamu. Memang, cuma Mama dan Helena yang tahu. Papa nya atau bahkan Bara juga nggak ngeh, apalagi Carlotte."

Manda terdiam. Tenggorokan nya seperti tercekat dan kemudian tangan nya kembali ke bawah meja. Membuat Chilleo seketika meletakan sendok nya. "Ma," gumam Chilleo pelan.

Ashley mendongak, menatap putra nya kemudian terdiam. Menyadari kesalahan nya, dan menatap Manda. "Ah, maaf. Tante nggak bermaksud untuk,"

Manda tersenyum. "Nggakpapa, Tante. Tante nggak perlu minta maaf,"

Tbc.

Mama nya Chilleo belom move on, guys :(( ((brb peluk Mandaaaaa)) hihihii jalan kehidupan seseorang emg nggak bisa semulus itu yaa ;(( giliran ada baik nya dikit, pasti terselip duka ((((walaupun ibarat nya cmn secuil, tapi kerasa bgt kan yaaa dampaknya huehehe)))) yagitu itu yg nama nya hidup /apasih/ wkwk.

Makasih yg udh vote, comment dan yg udah baca! ;33 makasih-makasih-makasih bangettttt! <3<3

Agairana AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang