[TIGA PULUH SATU]

22.1K 1.1K 2
                                    

Naren memejamkan mata nya. "Saya sudah sempat bahas hal ini di meeting bulanan kita. Kenapa hal seperti ini bisa terjadi?" tanya Naren pelan. Berusaha untuk tetap tenang dan menyelesaikan ini baik-baik.

"Saya minta maaf, Pak. Sewaktu dalam tahap penyelesaian semua sudah sesuai rencana tapi kesalahan teknis tidak bisa di hindar kanㅡsehingga dress tersebut rusak di bagian lengan," ujar Senda, salah satu karyawati nya di bagian produksi.

Naren mengangguk, "Nasi sudah menjadi bubur," hela Naren pelan. "Kamu bisa ubah model di bagian lengan itu sesuai kreatifitas yang kamu punyaㅡkarena saya sudah percaya dengan hal itu. Tapi, saya tidak mau ada perubahan panjang dan lebar dari bahan nya. Kamu paham?" jelas Naren seraya mengembalikan kotak berisi dress berwarna putih gading itu kepada Senda.

"Baik Pak. Saya permisi dulu," ujar Senda pelan kemudian berbalik dan menutup pintu perlahan.

Sementara itu Senda yang sudah kalut tidak tahu harus mengakali dress ini dengan apa, karena jujur saja, ini adalah kesalahan pertama nya selama dua tahun bekerja di butik ini. Sedari tadi, tangan nya hanya memeluk kotak itu se-erat mungkin.

Akibat jalan nya yang menunduk, tanpa sadar ia menabrak seseorang dan menyebabkan kotak itu jatuh dan dress yang masih nampak indah itu keluar dari kotak. "Aduh, Mbak. Maaf ya, saya nggak sengaㅡloh ini baju nya kenapa Mbak?" tanya sosok yang di tabrak nya bertubi-tubi seraya mencoba untuk mengambil kotak itu dan dress yang sebelah lengan nya terlihat rusak.

Senda awal nya terlihat bingung karena sosok di hadapan nya, tidak pernah ia temui sebelum nya. "Nggakㅡnggak papa. Ini hanya, kesalahan teknis. Ya, kesalahan teknis." ujar Senda pelan seraya secara halus menarik kotak itu dari tangan Manda.

"Kenalin dulu, saya Manda. Pegawai baruㅡdi sini. Ini tapi tadi baju nya rusak gitu Mbakㅡ"

Senda langsung memotong. "Iya, nggak papa. Ini juga mau langsung di benerin lagiㅡdan saya juga masih bingungㅡ"

Manda secara spontan langsung menjawab, "Saya bisa bantu kok, kerjaan untuk saya juga belum terlalu banyak. Ayo, kita betulin di meja nya Mbak..." ujar Manda sedikit memanjang kan kata terakhir.

Senda tersenyum tulus. "Senda. Kamu bisa panggil saya Senda."

"Ya, Mbak Senda. Oke, ayo sekarang langsung kita betulin aja. Kalo di liat dari rusak nya, sih, seperti nya nggak terlalu susah." ujar Manda seraya berjalan bersama Senda menuju meja nya di bagian produksi.

"Kamu kenal Pak Naren darimana Man?" tanya Senda seraya memasang payet-payet kecil untuk menutupi jahitan baru yang ia buat.

"My sister. Tapi, Mbak nggak perlu berpikiran yang aneh-aneh kokㅡ" sambung Manda cepat-cepat sebelum Senda salah paham.

Senda tertawa renyah. "Tenang, saya nggak ikutan forum pecinta boss tampan kok. Udah punya suami," ujar Senda yang langsung membuat pipi Manda menjadi semerah tomat karena menahan malu.

"Tapi menurut saya, ketampanan Pak Naren itu seimbang banget sama wawasan nya yang luas dan jarang sekali ada pria yang memiliki dua hal itu sekaligus, you know what i mean kan Mbak?" ujar Manda seraya tertawa kecil.

Senda mengangguk setuju, "Kamu benar banget, kalau saya masih single sih saya mau tuh ikutan ngerumpi soal ketampanan nya Pak Naren." ujar Senda seraya tertawa.

"Tapi pria semacam Pak Naren, yang saya heran kan, kok masih betah single sih Mbak? Apa dia punyaㅡ"

Senda langsung memotong cepat seraya tertawa, "Ih kata siapa sih Pak Naren masih jomblo? Dia udah punya tunangan tau, denger-denger sih di jodohin gitu. Baru-baru ini juga, dan cewek nya masih di luar negeri. Jadi yah, masih anget gitu cerita nya." jelas Senda panjang lebar.

Agairana AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang