PART II

107K 7.8K 149
                                    

Pagi ini Devian menerima laporan dari Aiden tentang keadaan Corfe.
"Jadi mereka terdesak?" Tanya Devian pada orang kepercayaannya tersebut.

"Begitulah Yang Mulia, ada kemungkinan pemberontok akan menyerang saat kita mengalahkan Corfe. Dengan kurangnya persiapan dan banyaknya pasukan yang terluka serta kurangnya persenjataan setelah perang. Ada kemungkinan kita akan kualahan menghadapi pemberontak. Meskipun kita memiliki peluang menang akan tetapi kita akan kehilangan lebih banyak pasukan. Selain itu kita juga tidak tahu seperti apa lawan kita, persenjataan dan jumlah pasukan maupun setrategi mereka. Saya rasa ini akan merugikan kita Yang Mulia." Aiden menyampaikan pendapatnya pada Devian.

Devian nampak memikirkan setiap kata dari Aiden, mencoba menimbang kemungkinan yang akan terjadi jika dia salah mengambil keputusan."Siapkan kuda kita akan kesana, kita harus memastikan Putri yang menjadi jaminan kerajaan Corfe pantas atau tidak menjadi Ratu Aldwick."

Di kerajaan Corfe, Alice mondar-mandir di kamarnya, kegelisahan terlihat jelas di raut wajahnya. Sesekali gadis itu menggit bibir bawahnya untuk menenangkan hatinya.

"Beryl bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? " Tanya Alice mulai frustasi.

"Hamba rasa, tak ada pilihan lain Yang Mulia. Anda harus merima lamaran ini" Beryl terlihat pasrah menatap majikannya.

"Apa kau mendapat sedikit informasi tentang Raja Aldwick ? Apa aku akan menikahi pria tua?" Alice mulai mebayangkan pria tua seumuran ayahnya yang bersanding dengannya. Membuat perasaannya semakin kacau, tapi dengan cepat dia menepis semua bayangan menyeramkan itu.

"Tentu saja tidak Yang Mulia!" Dengan cepat Bery menyahut, suaranya terdengar begitu semangat untuk menjelaskan semua informasi yang telah ia dapat di sepanjang jalanan Kerajaan. "Raja dari Aldwick masih sangat muda. Dia baru berusia 25 tahun."

"Benarkah dia semuda itu? Kau yakin bukan 52 tahun? " Alice manatap Beryl, berusaha meyakinkan Beryl akan informasinya itu.

"Anda tidak perlu meragukan saya Yang Mulia, saya mendapat informasi ini di luar istana. Tapi, dia memiliki sifat yang tidak begitu baik." Terlihat ekspresi pelayan itu berubah, Beryl kembali berfikir apakah dia harus menceritakan ini pada tuannya.

"Apa maksudmu?" Tanya Alice cepat.

"Raja Iblis Aldwick!" Jawab Beryl lirih, tapi suaranya masih dapat terdengar oleh Majikkannya.

Mendengar kata Raja Iblis sekitika tubuh Alice lemas, dia terduduk di ranjang besarnya. Terlihat wajahnya semakin gelisah dan takut. Membayangkan apa yang akan terjadi padanya membuatnya semakin ketakutan.

"Sejujurnya banyak yang mengatakan dia Raja yang sangat tampan tapi dia sedikit jahat" Kata Beryl melanjutkan penjelasannya. " Ada kabar yang mengatakan kalau dia sebenarnya pernah menikah, tapi membunuh istrinya sebelum malam pertama mereka. Selain itu ada juga yang mengatakan dia yang membunuh kakaknya dahulu untuk bisa naik tahta. Dalam waktu 2 tahun dia menjadi Raja dia sudah menaklukan 3 kerajaan." beryl mengakhiri penjelasannya.
Alice menghela nafas panjang "Beryl bisa kau keluar." Gumamnya, seakan energinya telah habis, tak ada semangat dalam dirinya. Mungkin jika dia bisa memilih dia berharap untuk lari dari sana.
"Anda tidak apa-apa yang mulia?" beryl terlihat khawatir dan mendekati majikannya. "Setidaknya, Raja Aldwick memiliki wajah yang tampan. Bukankah itu tidak begitu buruk?" Beryl mencoba menangkan Alice.

Alice menatap beryl putus asa. "Apa gunanya punya suami tampan jika pada akhirnya aku dibunuh?"

"Tapi itukan hanya rumor belum tentu benarkan?" Beryl mencoba meyakinkan tuannya kembali dan berharap perasaan Alice lebih tenang.
"Kalau semua itu hanya rumor ada kemungkinan dia seorang Raja yang tua dan jelek, bukankah begitu?" Gumam Alice. "Sebaiknnya, kau keluar dari sini. Semakin aku mendengarkan banyak hal rasanya aku semakin ingin melompat dari menara ini." Alice sambil mendorong pelayan setianya itu keluar dari kamarnya.

I'm in love with a monster (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang