Chapter 43

40.4K 3.6K 84
                                    

Berita tentang rencana penyerangan Corfe sampai di telinga Aiden. Tak berapa lama kemudian seluruh petinggi kerajaan dan seluruh pimpinan dari seluruh pasukan Corfe telah berkumpul di ruang pertemuan. Semua orang terlihat begitu serius dan tegang.
"Tuan Aiden, sampaikan berita itu pada mereka secara langsung." Perintah Raja Charles.

Aiden berdiri dari kursinya. "Baik Yang Mulia." Aiden memberi hormat pada Raja Charles sebelum memberitahukan berita yang baru ia terima.

Mereka duduk melingkari sebuah meja dengan miniatur Medan pertempuran, terlihat tanah lapang luas yang di kelilingi perbukitan.
"Saat ini Raja Adrian merencanakan penyerangan besar-besaran. Menurut informasi saat ini dia memiliki pasukan yang akan sulit dikalahkan." Jelas Aiden.

"Apa kau sedang meremehkan pasukan Corfe?" Protes salah seorang panglima merasa sedikit tersinggung.

"Tidak, tentu tidak. Tapi sekuat apapun pasukan yang anda miliki saat ini akan sulit mengalahkan pasukan iblis itu. Prioritas kita adalah bertahan, tak ada pilihan lain. Jika kita menyerang terlebih dahulu semua akan berakhir. Saya akan mencoba mencari tahu keberadaan Raja Devian." Aiden menjelaskan.

"Kenapa kau harus mencari orang yang sudah pergi meninggalkan putriku? Kami tidak membutuhkannya." Raja Charles menatap Aiden marah. "Lebih baik dia tidak perlu kembali."

"Tapi Yang Mulia, saat ini... "

"Cukup tuan Aiden, jangan membuatku marah. Aku membiarkanmu disini karena keselamatan putriku bergantung padamu." Raja Charles mencoba mengalihkan pembicaraan tentang Devian. "Sebelum pasukan Aldwick sampai dimedan pertempuran bawa Putriku dan permaisuriku ketempat persembunyian, kawal mereka kesana bersama prajurit yang telah aku pilih. Sebelum keadaan aman jangan bawa mereka kembali."

"Tapi, bagaimana dengan anda?" Tanya Aiden.

"Aku akan memimpin langsung pasukan. Aku harus melindungi keluarga dan rakyatku." Jawab Raja Charles mantap. "Jendral jelaskan pada tuan Aiden rencana yang telah kau susun." Raja Charles berpaling pada pria gagah yang memakai baju zirah besi yang duduk di depannya.

****
Devian telah menghancurkan seluruh perabotan dalam kamarnya. Dengan kesal pria itu keluar dari kamarnya, langkah kakinya dengan cepat melewati setiap ruangan dengan cepat. Beberapa penjaga mencoba menghentikannya, tapi hanya menatap mata Devian sudah membuat mereka gemetar ketakutan.
"Jangan menghalangiku, jika kalian ingin selamat." Devian memperingatkan salah satu penjaga yang masih nekat menghalangi langkahnya.

"DEVIAN!!! " Suara Raja Erebos membuat Devian menghentikan langkahnya.

Devian menatap tajam kearah kakeknya. "Apa yang kau inginkan?"

"Kau akan kemana?" Tanya Raja Erebos pada cucunya.

"Melakukan apa yang harus aku lakukan dari dulu." Jawab Devian datar.

"Apa kau pikir Adrian akan diam saja jika melihatmu? " Raja Erebos menatap tajam cucunya.

"Apa kau pikir aku takut padanya? Dia sudah melanggar begitu banyak peraturan yang ku buat, sekarang saatnya dia mendapat hukuman."

"Apa kau pikir akan mudah mengalahkannya, kau juga bisa terbunuh." jelas Raja Erebos.

"Kenapa? Kau juga akan muncul untuk membantunya? Baiklah, lakukan saja apa yang kau mau. Aku penasaran apa kau bisa memilih antara cucumu atau mainanmu." Devian melangkah hendak pergi.

Namun, kakeknya langsung meraih lengan Devian untuk menghalanginya. Tapi sigap Devian menepis lengan Raja Iblis itu dengan mudah. Raja Erebos terdiam sesaat.

******
Aiden dan Beryl telah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Ratu Dione dan Alice. Mereka harus meninggalkan istana secepatnya, menuju tempat persembunyian yang telah disiapkan Raja Charles selama perang berlangsung.
"Tuan Aiden, sampai kapan kita harus meninggalkan istana?" Tanya Beryl pada Aiden.

I'm in love with a monster (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang