Chapter 36

45.1K 3.6K 127
                                    

Alice tengah duduk di salah satu kursi Taman dengan wajah yang berseri-seri. Semburat merah terlihat di kedua pipinya saat gadis itu mengingat lamaran Devian yang baru saja terjadi. Meskipun mereka sudah pernah melakukan janji suci pernikahan, tapi ini pertama kalinya dia dilamar seperti itu. Meski tidak ada bunga, cincin atau pun Devian tidak berlutut di depannya itu sudah membuatnya begitu bahagia.

Alice menatap langit dan tersenyum lebar. "Aku bahagia, sangat bahagia. Aku harap semua akan menjadi lebih baik setelah kami menikah." Kata Alice pada dirinya sendiri.

Beryl yang melihat Ratunya dari kejauhan terlihat bingung dan segera menghampiri gadis itu.
"Yang Mulia, saya mencari anda kemana-mana. Kenapa anda tidak langsung kembali begitu pelajaran anda selesai? " tanya Beryl sedikit khawatir. "Tapi, apa ada sesuatu yang terjadi anda terlihat begitu bahagia? "

Alice menatap Beryl dengan senyum yang semakin mengembang. "Hmmm.. Ada sesuatu yang baik terjadi. Sekarang aku begitu bahagia aku belum pernah sebahagia ini Beryl, rasanya aku ingin terbang." Alice kembali menatap langit.

Mendengar Alice begitu bahagia Beryl ikut tersenyum lebar. "Saya senang Yang Mulia, setelah begitu banyak hal buruk yang anda lalui akhirnya ada hal baik yang terjadi. Semoga anda tidak lagi bersedih dan mengalami hal yang buruk lagi." Gumam Beryl lirih.

*****
Dari kejauhan Devian mengamati Alice, tentu saja dengan di ikuti Aiden.
"Ahhh, aku tidak tahu kalau dia akan sesenang itu. Apa aku berlebihan? " Tanya Devian pada Aiden.

"Berlebihan? " tanya Aiden tak percaya. "Saya tidak tahu dibagian mana yang berlebihan, Yang Mulia. Anda melamar Ratu di dekat kandang kuda. Padahal aku sudah merencanakan sesuatu yang lebih baik." Aiden mendesah berat menyadari usaha kerasnya sia sia.

Devian menepuk pundak Aiden. "Kerja Bagus, kenapa tidak kau buat saja untuk dirimu sendiri? " Devian segera melangkah pergi meninggalkan Aiden.

Sebelum Aiden melangkah mengikuti Devian, dia melirik kearah pelayan Alice. "Membuat untuk diriku sendiri? " Gumamnya. "Itu tidak akan terjadi." Aiden segera melangkah mengikuti Devian.

****
Di istana para iblis beberapa bangsawan iblis sudah berkumpul di sebuah ruangan. Mereka duduk mengitari meja besar ditengah ruangan menunggu sang Raja untuk mengambil keputusan.
"Baiklah, upacara akan dilakukan di malam Bulan Purnama tiga hari lagi. Dalam waktu dua hari aku memerintahkan Harl untuk meniggalkan upacara itu bagimana pun caranya?"

"Lalu bagaimana jika dia gagal? " Tanya salah seorang dari mereka.

"Kita akan mengambil bagian dalam upacara itu. Pasti akan lebih menyenangkan." Jawab Raja Erebos dengan seringai yang menyeramkan.

"Lalu bagaimana dengan manusia itu, manusia yang menawarkan diri untuk bersekutu denganmu? " salah seorang iblis itu mengingatkan Raja Erebos dengan Adrian.

"Ah, benar aku hampir saja melupakannya. Dia tentu saja akan memiliki tugas yang lebih penting. Baiklah, kumpulkan iblis terbaik kalian untuk acara penyatuan bodoh itu. Aku harus segera menemui manusia itu."

"Baik Yang Mulia." jawab para iblis itu hampir bersamaan.

*****
Adrian baru saja memasuki ruangannya saat seseorang muncul secara tiba-tiba di depannya.
"A.. Apa yang anda lakukan disini? " tanya Adrian terkejut.

"Aku? Aku datang untuk memberikan mu kabar buruk. Sepertinya semua rencanamu akan gagal." Raja Erebos duduk di kursi panjang dalam ruangan itu.

"Apa maksudnya gagal? Apa anda menyerah untuk menjadikannya Raja di duniamu? " Adrian menatap Raja Erebos tak percaya.

"Aku tidak akan bisa melakukannya jika Devian berhasil melakukan upacara penyatuan dengan istrinya." Jawab Raja Erebos. "Tapi, jika kau bisa menggagalkan upacara itu akan berbeda lagi ceritanya." Raja Erebos menyeringai.

I'm in love with a monster (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang