Chapter 40

41.1K 3.5K 115
                                    

Aiden sudah berada dikamar Adrian saat matahari baru saja terbit, untuk menyerahkan pesan Devian untuk Adrian.

Sekarang kau adalah Raja Aldwick. Tapi setelah kau menjadi Raja, Alice akan kembali ke corfe dan corfe bukan lagi bagian dari Aldwick. Jangan menyentuh Alice ataupun menyentuh corfe, kau bisa memiliki semua kecuali dua hal itu. Jika, kau berani melanggar aturanku, aku akan datang dan merebut kembali posisiku.

Adrian tersenyum penuh kemenangan, menutup pesan itu dan menatap Aiden.
"Kau membelanya mati-matian, sekarang kau akan menjadi bagian dari pengawal rendahan yang lain." Adrian menatap Aiden.

"Maaf, tapi tugas ku belum selesai. Saya masih tetap pengawal sekaligus penasehat Yang Mulia Devian. Saya masih harus mengawal kepergian Yang Mulia Ratu kembali ke corfe, selain itu tugas lain telah menanti saya. Selamat atas penobatan anda Yang Mulia, saya telah memberitahukan semua menteri dan pejabat kerajaan tentang kepergian Yang Mulia Devian. Saya permisi." Aiden segera menunduk hormat dan berbalik pergi.

Adrian menatap kepergian Aiden tak percaya. 'Apa? Bagaimana setelah aku mendapatkan posisi ini dia juga masih bisa mendapatkan apa yang ia inginkan?Alice harus aku lepaskan?baiklah, saat ini aku akan membiarkannya, tapi aku akan merebut kembali Corfe dan membuat mereka memohon untuk tetap hidup.' kata Adrian dalam hati.

Aiden melangkahkan kakinya dengan cepat, melewati setiap ruangan di kastil dan menyusuri koridor panjang yang begitu sepi. Saat itu langkah kakinya terhenti saat melihat seorang gadis tengah terisak didepan pintu besar kamar Alice. Perlahan pria itu mendekat kearahnya dan menyentuh pundak gadis itu lembut.
"Yang Mulia akan baik-baik saja." Seakan tahu dengan apa yang dipikirkan gadis itu, Aiden menepuk lembut punggung gadis itu berharap gadis itu akan berhenti menangis. "Nona Beryl, sebaiknya persiapkan semua keperluan Ratu, kita harus segera meninggalkan istana sebelum upacara penobatan."

Perlahan Beryl berbalik dan menatap Aiden dengan mata sembab yang dipenuhi Air mata. "Tuan, kenapa Yang Mulia masih belum membuka matanya? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang harus saya katakan jika Yang Mulia menanyakan keberadaan Yang Mulia Devian."

Dengan ragu Aiden mengulurkan tangannya, menghapus air mata gadis didepannya dengan lembut. "Jangan mengatakan apapun, tentang Yang Mulia Devian maupun tentang Aldwick." Kata Aiden lembut. "Siapkan semua keperluan Yang Mulia, setelah itu aku akan mengantar kalian ke Corfe."

Beryl mengangguk pelan dan segera masuk keruangan Alice untuk mengemas beberapa barang yang benar-benar dibutuhkan Alice selama perjalanan ke Corfe.

****
Setelah perjalanan dua hari satu malam akhirnya mereka sampai di Corfe saat matahari mulai tenggelam. Alice segera di bawa ke kamarnya di temani oleh Ratu Dione ibunya. Gadis itu masih terlelap dalam tidurnya.

*mimpi Alice*

Alice tengah berada di sebuah ruangan yang begitu gelap, tak seorang pun berada disana.
"Dimana aku? " Tanya Alice kebingungan.

Gadis itu terus berjalan menyusuri lorong gelap yang tak berujung, tak berapa lama kemudia dia melihat cahaya diujung lorong gadis itu segera berlari dan akhirnya dia keluar dari lorong itu. Kini didepannya sebuah ruangan yang dipenuhi oleh makhluk-makhluk mengerikan menyembah dan bersujud dihadapan seorang pria. Alice melihat kearah pria tersebut yang duduk di singgasana dengan senyum mengerikan yang menghiasi wajahnya. Seorang pria tua berdiri tepat di sampingnya, sesaat pria tua itu menunduk dan membisikkan sesuatu padanya. Pria itu menatap tajam kearah Alice membuat gadis itu tersentak kaget.

Sesaat kemudian, seluruh pemandangan di depannya menghilang. Berganti dengan bayangan-bayangan lain. Bayangan kenangan masalalunya bersama Devian. Berjalan cepat melewatinya membuat kepalanya terasa berdenyut-denyut hingga membuat gadis itu mulai merasa kesakitan. Setelah rasa sakit yang menyiksanya perlahan mulai menghilang. Seseorang datang, iris biru dengan rambut perak. Dia tersenyum ramah dan memeluk Alice.
"Devian." Gumam Alice lirih. "Aku mencintaimu."

I'm in love with a monster (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang