Adrian tengah membaca beberapa gulungan kertas diruangannya. Iris abu-abunya dengan serius mengamati setiap baris kalimat dalam gulungan itu. Hingga dia tak menyadari jika sudah ada dua orang asing berada dikamarnya.
"Adrian kita perlu bicara." Suara yang terdengar begitu dingin membuat Adrian terkejut dan segera melihat orang yang baru saja mengejutkannya."Raja Erebos? Apa yang anda lakukan disini?" tanya Adrian panik.
Pria beriris abu-abu itu langsung menghampiri pintu keluar dengan cepat dan mengunci pintu itu rapat-rapat.
"Anda tak seharusnya datang kemari, bagaimana jika Devian tahu? " Adrian sedikit kesal. Namun, matanya menangkap sosok lain yang tengah bersama Raja Erebos. Seorang wanita bergaun merah minim dengan belahan dada rendah. Adrian mengamati gadis itu seksama, begitu sempurna membuat Adrian menelan ludah.
"Siapa dia? " Tanya Adrian pada Raja Erebos penasaran."Seorang yang sepesial." Jawab Raja Erebos singkat.
Raja Erebos duduk di kursi dan dengan santai wanita itu duduk di pangkuannya. Adrian yang melihat hal itu hanya menatap dengan aneh. Bagaimana tidak seorang wanita muda cantik dan begitu sempurna duduk dipangkuan seorang kakek-kakek yang seharusnya dia menjadi cucunya. Adrian segera duduk di salah satu kursi yang kosong.
"Kenapa anda kemari? Dan kenapa dia juga ikut." Tanya Adrian penasaran."Celline." wanita itu mulai menyebutkan namanya.
"Apa? " tanya Adrian tak mengerti.
"Panggil aku Celline, tuan Adrian." Celine memamerkan senyumnya yang paling menawan. Membuat Adrian sedikit gugup dibuatnya, Raja Erebos hanya terkekeh melihat wajah Adrian.
"Masukkan dia ke istana, agar dia bisa membawa Devian kembali kerumah." Raja Erebos menatap Adrian serius.
"Apa? Bagaimana jika Devian mengetahuinya? "
"Tenang saja, dia bisa menjadi siapa saja. Tunjukkan sayang." Raja Erebos menatap Celline.
Celline tersenyum dan segera bangkit berjalan menjauh dari Raja Erebos. Tak berapa lama saat gadis itu berbalik wujudnya berubah menjadi Aleysia. Membuat Adrian tak bisa menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya, tak berapa lama setelah itu wanita itu berubah menjadi wujud-wujud lain dan berakhir menjadi wujud aslinya.
"Akan aku pastikan dia mendapat pelayanan terbaik di istana ini." Adrian tersenyum lebar.Dia tahu saat ini dia sudah berada diambang pintu kemenangannya. Semua tujuannya akan tercapai.
"Bagus, sebaiknya kau lakukan semua dengan baik Adrian." Raja Erebos menatap Adrian tajam. "Sayang kau harus hati-hati, aku harus pergi ada banyak hal yang harus aku lakukan.""Baik, Yang Mulia." Celline menunduk hormat dan tak berapa lama Raja Erebos menghilang dari ruangan itu.
*****
Hari ini matahari terlihat begitu cerah, namun wajah Alice tak secerah itu. Sejak pagi gadis itu terus murung dan mengomel tidak jelas.
"Beryl, apa Devian sudah kembali? " Tanya Alice pada pelayan setianya."Saya tidak tahu Yang Mulia."
"Bagaimana bisa dia tidak mengatakan apapun? Setidaknya dia bisa meninggalkan pesan atau dia bisa menyuruh pelayannya untuk mengatakan sesuatu padaku. Devian bodoh." Omel gadis itu dengan kesal.
"Yang Mulia jangan bicara seperti itu, jika Yang Mulia Devian tahu dia bisa marah." Beryl terus mengingatkan tuannya.
"Biar saja dia mendengarnya, aku tidak peduli. Bukankah dia memang bodoh dan orang yang paling egois didunia."
"Yang Mulia bagaimana jika anda nanti dihukum oleh Yang Mulia Raja."
"Aku tidak peduli.. " Alice mendadak terdiam ingatannya kembali ke kejadian saat dia akan menerima hukuman dari Devian. "Kau benar, aku harusnya menjaga sikap agar tidak dihukum." dengan wajah lesu Alice meraih cangkir dihadapannya dan menyesap minuman di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in love with a monster (Tamat)
Fantasy#1 in fantasy (19012017) Alice Alberta Gilmore Glade Putri cantik yang penuh talenta dan pintar, harus menerima kenyataan kalau dia dikorbankan untuk keselamatan kerajaan, keluarga dan rakyatnya. Mengorbankan seluruh kebebasan dan kebahagiaannya unt...