jealous

61.9K 4.9K 40
                                    


Sebuah garis lengkung indah terukir sempurna di wajah devian, jari-jarinya membelai lembut rambut perak gadis yang tengah terlelap di ranjangnnya.

Brak….

Dengan keras pintu terbuka. Iris biru devian dalam sekejap berubah, senyum menghilang dengan cepat di wajahnya yang tampan. Dengan sigap devian berdiri dan berbalik menatap seorang laki-laki yang tengah berdiri di depan pintu besar itu.
“apa yang kau lakukan disini ?” tanya laki-laki itu marah.
“menjenguk istriku.” Devian melirik kearah alice yang tengah terlelap.
“kau yang melukainya…”
“Adrian, apa kau sadar yang sedang kau lakukan ? kau sedang membicarakan istriku.” Potong devian sinis. Devian berjalan perlahan kearah adrian “aku penasaran, apa yang akan dilakukan aleysia saat melihat calon suaminya tergila-gila pada istri orang ? ahhh.. bukan hanya aleysia tapi bagaimana para pendukung setiamu ? apa mereka akan berdiri di belakangmu juga ?” devian memamerkan smirknya.
Adrian menatap devian dengan penuh emosi, mengepalkan tangannya kuat. “tak seharusnya kau bicara begitu padaku ?”
“kenapa ? aku raja, apa kau lupa ? sebaiknya kau keluar dari sini, istriku tertidur karena lelah.” Devian berbisik di telinga Adrian saat mengucapkan kalimat terakhirnya dan melenggang keluar dari kamar itu.
Kalimat terakhir devian sukses membakar amarah Adrian, dengan cepat Adrian menyusul devian yang sudah sampai di koridor. Tangan Adrian menahan pundak devian dan saat devian berbalik.

Bbukkk….

Adrian melayangkan kepalan tangannya ke wajah devian dengan keras, tanpa persiapa devian pun tak sempat meng hinder membuatnya sedikit terhuyung kebelakang setelah menerima bogem dari Adrian. dari sudut bibir devian keluar sedikit darah karena luka kecil. Devian pun kembali memamerkan smirknya.
“aku tak mengira kau berani melakukan ini.” Gumam devian.
“sudah lama aku menahan semua kemarahanku, kali ini kau tak akan aku lepaskan.” Adrian segera meju kearah devian hendak menyerang. Namun, sebuah pedang telah terhunus kearah lehernya dari arah belakang.
“sebaiknya anda tidak bergerak pangeran.” Aiden memberi peringatan pada Adrian.
“aiden ?” gumam Adrian tak percaya . “kau akan jadi anjing piaraan devian sampai akhir rupanya.”
“itu sebuah kehormatan bagi saya.” Ucap aiden tak tersinggung. “selama yang mulia devian selamat dan senang. Yang mulia silahkan memberi perintah.” Aiden menatap kearah devian.
“dengar adrian ini peringatan untukmu, jika kau berani menginjakkan kakimu di kastil ini atau menyentuh istriku… tidak, jika kau berani menemuinya atau bahkan bicara padanya. Kau tak akan ku lepaskan.” Iris merah devian berkilat. “aiden lepaskan dia untuk saat ini.” Devian segera berbalik pergi.
Aiden menuruti perintah tuannya dan menyimpan kembali pedangnya.

****
Di ruangannya devian menyelesaikan semua pekerjaannya yang tertunda karena terlalu lama di kediaman alice.
“aiden, bagaimana dengan pemberontakan di corfe ?” tanya devian tanpa menatap lawan bicaranya.
“keberadaan mereka masih sangat sulit dilacak, yang jelas dalam waktu dekat mereka tidak akan menyerang karena mereka kehilangan hampir separuh dari pasukan mereka.” Jelas aiden dengan rinci.
“bagaimana si tyler addinson ?”
“dia berhasil lolos dari jebakan, menurut mata-mata kita sebelum tertangkap dia sudah bersatu dengan pasukannya, ada kemungkinan mereka akan mencari sekutu lain.”
“begitukah ? tak ada informasi lain.”
“untuk saat ini, belum ada yang mulia.”
“baiklah, kau boleh pergi.”

******
Di tempat lain….

“Adrian, apa kau ingin mengubah rancana awal kita ? apa kau sudah gila ?” tuan bernet dengan garang menatap Adrian.
“jika kau bisa sedikit bersabar semua tak akan menjadi sekacau ini tuan bernet.” Adrian tak terima.
“dengar, putriku harus menjadi ratu aldwick. Bukan putri boneka dari corfe.”
“jaga bicaramu !!!” bentak Adrian marah. Membuat tuan bernet terdiam membeku.
“mungkin kau lupa Adrian, tapi saat ini semua pendukung dan orang-orang yang setia padamu itu adalah orang-orangku. Apa kau tak paham ?”
“dengar tuan bernet, kau juga harus ingat konspirasi atas terbunuhnya ibu devian itu juga tanggung jawabmu.” Ancam Adrian tak mau kalah.
“Adrian, kau harus tau posisimu juga sama buruknya dengan ku saat ini. Jika, devian menemukan keterlibatanmu. Tak hanya statusmu yang akan dia cabut tapi juga nyawamu.”
“sebelum hal itu terjadi, aku akan menyingkirkannya, aku akan menemukan sekutu terbaik.”

******
Saat menjelang malam malice baru terbangun dari tidurnya. Makanan telah terhidang di dekat ranjangnya. Beberapa perawat dan seorang dokter juga sudah menunggunya disana.
“apa aku tidur telalu lama ? seharusnya kau membangunkan aku beryl.”
Alice sugera bangun dan duduk, dokter dengan sigap membantunya untuk duduk.
“bagaimana keadaan anda yang mulia ?” tanya dokter.
“aku baik-baik saja.”
Dokter membuka perban dan para perawat segera menyiapkan peralatan untuk mebersihkan luka serta perban baru.
“apa anda merasa pusing atau mual yang mulia ?”
“tidak dokter.”
Setelah selesai mengganti berban dokter memeriksa denyut nadi alice dan di saat yang sama devian masuk ke kamar alice.
“apa yang sedang kau lakukan !!!!” tanya devian agak marah.
“am.. ampun yang mulia.” Dokter itu segera berdiri dan menunduk.
“yang mulia dia hanya memeriksa…”
“diam, jangan membela siapa pun. Mulai besok hanya seorang perempuan yang boleh merawat ratu.”
Semua hanya menunduk dan mengangguk mengiyakan.
“Kalian semua boleh bergi, kecuali kau” devian menunjuk beryl yang sedikit mulai gemetar.
Semua orang dengan cepat keluar dari ruangan itu, beryl pun menunduk dalam tak berani mengangkat kepalanya barang sebentar. Ketakutan telah menyerang seluruh sarafnya. Dia khawatir jika devian marah pada dirinya atau pada tuannya.
“siapa namamu ?” tanya devian datar sembari duduk di kursi dekat ranjang alice.
“be..beryl yang mulia.” Jawab beryl terbata.
“beryl, dengar baik-baik. Mulai sekarang jaga ratu baik-baik, jika ada laki-laki berkunjung larang dia. Jika dia memaksa panggil penjaga, kalau perlu sembunyikan gadis itu dari orang tersebut. Jika dia butuh perawatan panggil dokter wanita, jika tak ada suruh perawat melakukannya dengan isntruksi dokter tapi ingat tidak boleh menyentuh.”
“yang mulia, apa yang anda bicarakan ?” tanya alice heran. “anda tidak berencana mengurungku juga kan ?”
“kau diam saja, makan makananmu.” Devian menatap tajam alice dan segera berganti pada beryl. “kau mendengarku ?” tanya devian lagi.
“i..iya yang mulia, sa..saya akan melakukan sesuai perintah anda.”
“bagus, kau boleh keluar.”
Setelah beryl keluar dari ruangan alice, devian menatap alice. Sedangkan alice terlihat murung.
“kenapa dengan wajahmu ?” tanya devian datar.
“apa kau sekarang jadi posesif ?” tanya alice agak kesal. “apa yang terjadi padamu ?”
“jangan membuatku lepas kendali, turuti saja perintahku.”
Devian segera berdiri dan mendekat kearah alice. Menatap lekat gadis itu.
“yang jelas aku tak akan membiarkan siapa pun mendekatimu. Hanya dengan cara ini aku dapat menjaga sedikit emosiku.” Devian melirik makanan di sampingnya.
“habiskan semuanya, kau harus segera sembuh. Dengan begitu aku tak akan merasa bersalah lagi.”
“apa kau mau pergi ?” tanya alice lirih.
“apa aku harus disini ?” devian menatap tajam alice.
Alice hanya menunduk dengan bibir yang mengerucut.
“itu tak akan mempan denganku lagi. Dasar bodoh.” Devian segera meninggalkan alice yang merasa sedikit kesal.

Hai...  😊😊😊 met malem..
Karena author lagi terserang insomnia jadi author putuskan buat update..  😁
Semoga tidak mengecewakan buat readers semua ya..  Author mencoba yang terbaik... 
Terus baca dan vote sempatkan juga buat coment ya.. 😘😘😘

I'm in love with a monster (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang