Devian menatap tajam kearah Aiden, seakan menuntut sebuah penjelasan tentang situasi saat ini.
"Ini bukan salah tuan Aiden" Alice seakan tahu apa yang di pikirkan Devian.*flash back*
Aiden mencoba menceritakan semuanya, pernikahan Alice dan Devian yang awalnya hanya sebagai perjanjian perdamaian, sampai Alice di culik kakek Devian. Sesekali dahi Alice mengkerut seakan mencoba memikirkan kembali kemungkinan kebenaran cerita itu.
"Bagaimana aku percaya dengan cerita itu? Itu terdengar tidak masuk akal." Alice mencoba menyangkal."Apakah anda tidak merasakan apapun saat bertemu Yang Mulia Devian lagi?" Aiden menatap Alice melihat ekspresi gadis itu.
Alice terdiam sesaat mengingat kembali pertemuannya dengan Devian.
"Aku.. Entahlah, aku tidak tahu." Alice menunduk frustasi. Bagaimana tidak, dia sama sekali tidak mengerti dengan perasaannya yang campur aduk."Nona Beryl, bisakah kau masuk kemari!! " Aiden meninggikan suaranya, hingga terdengar sampai diluar ruangan itu.
Beryl yang tengah mencoba menguping pembicaraan mereka, terkejut dan buru-buru membuka pintu untuk segera masuk.
"A.. Ada apa tuan Aiden?" Tanya Beryl gugup, takut kalau dia ketahuan mencoba mendengar pembicaraan mereka."Bisa kau menjelaskan pada Yang Mulia Alice bagaimana dia dan Yang Mulia Devian menikah dan menjalani hidup mereka di Aldwick?"
Beryl akhirnya mulai menceritakan kembali semua yang terjadi. Setelah Beryl selesai Alice menatap Beryl dan Aiden bergantian.
"Jika dia suamiku, kenapa aku tidak mengingatnya? Kenapa dia melakukan ini padaku? Kenapa dia tidak datang sendiri untuk memintaku meminum benda ini?" Mata Alice mulai berkaca-kaca.Aiden hanya menunduk begitu pula Beryl, sejujurnya mereka kini merasa bersalah karena hanya diam dan merahasiakan semuanya. Alice meraih botol kecil berisi darah itu dan segera bangkit dari tempat duduknya.
"Yang Mulia, anda mau kemana?" Tanya Beryl terkejut."Aku akan memastikannya sendiri, bagaimanapun dia harus menjelaskan semuanya." Alice segera berbalik dan keluar dari ruangan itu.
Aiden segera mengikuti Alice dengan wajah khawatir. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Alice, tapi saat sampai diluar Alice telah menaiki seekor kuda dan memacunya dengan cepat keluar gerbang istana.
*flash back end*
Devian menatap Alice tajam. Perlahan pria itu berjalan mendekat kearah Alice. Raja Charles yang mengetahui situasinya segera berjalan keluar dan meminta Aiden untuk pergi bersamanya.
"Bagaimana bisa kau belum mengingatnya? Kau tidak meminum darah itu?" tebak Devian."Da.. Darah? Jadi, ini darah?" Alice menunjukkan botol kecil berisi cairan merah ditangannya.
"Kenapa kau tidak meminumnya, kau memang tidak pernah mendengar perintahku." Gumam Devian kesal.
"Kau harus menjelaskan dulu semuanya. Semua hal yang tidak masuk akal ini." Alice mulai meninggikan suaranya karena kesal dan marah.
Devian segera menarik pinggang gadis itu untuk mendekat kearahnya. Menatap iris biru gadis itu dan sesaat Alice terpana dengan ketampanan suaminya. Perlahan jemari Devian menyusup ke genggaman tangan istrinya dan mengambil botol berisi darah itu.
"Kau akan meminumnya sendiri atau aku yang akan melakukannya?" Tanya Devian.
"Me.. Melakukan apa?" Tanya Alice kebingungan.
"Minum darah ini, kau harus melakukannya. Atau kau ingin aku membantumu?" Devian masih menatap wajah istrinya. "Apa kau ingin terus melupakan aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in love with a monster (Tamat)
Fantasi#1 in fantasy (19012017) Alice Alberta Gilmore Glade Putri cantik yang penuh talenta dan pintar, harus menerima kenyataan kalau dia dikorbankan untuk keselamatan kerajaan, keluarga dan rakyatnya. Mengorbankan seluruh kebebasan dan kebahagiaannya unt...