Chapter 44

39.6K 3.6K 112
                                    

Saat Raja Charles dan Devian tengah membahas strategi perang untuk menghadapi Adrian. Aiden mendadak masuk kedalam ruangan itu dengan terburu-buru.
"Yang Mulia, ada laporan dari perbatasan. Pangeran Adrian telah mencapai perbatasan." Lapor Aiden.

"Baiklah, tidak ada waktu untuk mengumpulkan pasukanku. Jadi, sebaiknya aku yang memimpin pasukan Corfe." Devian menatap Raja Charles meminta persetujuan.

"Aku sendiri yang akan memimpin pasukanku." Raja Charles menatap Devian tersinggung.

"Tak ada waktu kau ingin mengorbankan semua pasukanmu dengan sia-sia? " Devian mendekat kearah Raja Charles. "Hanya aku yang bisa menghadapi Adrian dan pasukannya."

"Baiklah, tapi aku akan tetap pergi ke Medan pertempuran."

"Itu hak mu." Sahut Devian datar. "Aiden, bawa keluarga kerajaan masuk ke istana kembali." Devian memberi perintah.

"Biar aku yang memberi tahukan rencanamu pada mereka." Jawab Raja Charles cepat dan segera pergi dari ruangan itu.

"Sepertinya anda harus memperbaiki hubungan anda dengan ayah mertua anda, Yang Mulia." Aiden memberi saran.

"Berikan ini pada Alice." Devian memberikan botol kecil berisi darah penyatuan pada Aiden. "Pastikan dia meminumnya, itu akan melindunginya dari para iblis."

"Tapi, ingatan Yang Mulia Ratu... "

"Ingatannya akan kembali setelah dia meminumnya, jadi pastikan dia meminumnya. Biarkan dia minum dengan tangannya sendiri dan jangan menyentuhnya." Devian memperingatkan Aiden.

"Saya akan melakukan seperti perintah anda, Yang Mulia." Aiden segera keluar dari ruangan itu.

Raja Charles meminta seluruh pengawal untuk membawa seluruh keluarga kerajaan masuk kembali ke istana karena ada perubahan rencana. Raru Dione mendekat kearah suaminya dan menatap suaminya seakan meminta penjelasan dengan apa yang sebenarnya tengah terjadi.
"Dia kembali, Devian dia yang akan memimpin pasukan. Malam ini kami akan ke perbatasan, dengar tetap di dekat Alice. Aku akan menempatkan semua pasukan disekitar istana." Raja Charles menatap istrinya sendu.

"Bagaimana jika Alice melihatnya?" Tanya Ratu Dione.

"Entahlah." Jawab Raja Charles singkat.

Alice keluar dari keretanya dibantu oleh Beryl, dengan wajah cemas gadis itu menghampiri ayahnya. "Apa terjadi sesuatu, ayah?"

Raja Charles membelai wajah putrinya lembut. "Tenanglah, tidak terjadi apa-apa. Tetaplah didalam kamarmu."

Devian melangkah keluar saat Alice tengah bicara dengan ayahnya. Devian hendak berbalik menghindar dari gadis itu, saat Alice berjalan mendekat kearahnya.
"Tunggu dulu, Tuan!! " Pinta Alice saat Devian hendak melangkah masuk.

Dengan memasang wajah dinginnya Devian berbalik menatap gadis itu tanpa ekspresi.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Sepertinya anda bukan dari Corfe dan bukan salah satu Prajurit ayahku." Tanya Alice sedikit penasaran.

"Prajurit? Dari pada itu aku lebih terlihat seperti Raja." Jawab Devian tersinggung.

"Raja?" Alice menatap Devian bingung.

Tak berapa lama Aiden dan Beryl menghampiri mereka dengan sedikit berlari.
"Ya.. Yang Mulai!! " sepontan Beryl segera menunduk untuk memberi hormat pada Devian.

"Yang Mulia?? " Tanya Alice semakin bingung.

"Kau, bawa dia pergi." Perintah Devian pada Beryl.

"Tunggu!!" Alice menatap Devian tajam. "Kenapa kau memerintah Beryl seenaknya?"

"Aiden!" Devian memberi isyarat pada Aiden.

I'm in love with a monster (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang