Bab 9

3.4K 320 64
                                    

Spesial tuk Rynisland, kira-kira Rendra itu kaya yang di mulmed. Cuma Rendra lebih suka wajahnya bersih tanpa brewok.

Pls vommentnya yaa.... thank you...

_______________________________________

Keyla bangun dengan bersemangat hari ini. Selain karna hari ini dia akan liburan bareng teman-temannya. Dia juga sudah bisa menerima kalau Rico berpacaran dengan Tyas. Dia memutuskan untuk tetap menunggu Rico. Mungkin saja kan suatu saat nanti, Rico akan bersamanya. Apalagi Bu Wijaya juga mendukungnya. Untuk saat ini dia memilih bersabar.

Selesai sarapan, Keyla menggeret koper kecilnya keluar kamar. Ketika sampai di bawah, Keyla terkejut melihat mobil Rendra sudah parkir di halaman kosnya. Keyla baru saja akan melangkah, ketika didengarnya suara Rico. "Mau ke mana, Key?"

Keyla menolehkan kepalanya. "Mau ke puncak, Kak. Bareng orang kantor," jawabnya senormal mungkin. Walaupun dia sudah bisa menerima, tetap saja kadang perih itu masih datang. Apalagi bila bertemu Rico seperti ini.

Rico yang berdiri di depan pintu menatap lekat Keyla. Kedua tangannya sudah masuk ke saku celana. "Kayanya kamu makin dekat, ya, sama Bosmu. Sampai sering diantar jemput gitu."

"Keyla juga baru tau, Kak, kalau Pak Rendra sudah di sini."

"Dia ke sini tuh. Sepertinya dia orang baik," ucap Rico ketika melihat Rendra keluar dari mobil menuju ke arahnya dan Keyla.

Keyla menatap dingin Rico. "Kakak mau jodohin aku sama dia? Nggak bakal berhasil, Kak. Karena hatiku masih sama seperti sebulan yang lalu."

Melihat Rendra sudah semakin dekat dengan mereka, Rico hanya diam mendengar perkataan Keyla.

"Pagi... kamu sudah siap, Key?" tanya Rendra begitu sampai di hadapan Keyla dan Rico.

"Kok, Bapak nggak bilang-bilang kalau mau jemput?"

"Tiba-tiba aja pengen jemput kamu," jawab Rendra sambil menyengir. Dia melihat koper Keyla. "Ini aja bawaan kamu?" tanyanya lagi.

"Iya Pak."

"Berapa hari di sana, Key?" tanya Rico.

"Tiga hari, Kak," suara Keyla masih terdengar dingin.

Rico menatap Rendra. "Saya titip Keyla, ya. Kalo nakal, tarik aja telinganya," ucap Rico yang membuat Rendra tersenyum.

"Memangnya aku anak TK," sungut Keyla. "Ayo Pak, berangkat." Keyla berjalan mendahului Rendra.

"Berangkat dulu, ya, Ric," pamit Rendra. Dia mempercepat langkahnya menyusul Keyla dan mengambil alih kopernya.

Sesampainya di kantor, sudah banyak teman-teman Keyla yang berkumpul di halaman kantor. Mata mereka langsung tertuju pada Keyla dan Rendra. Bahkan sebagian ada yang berbisik-bisik melihat Keyla keluar dari mobil Rendra.

"Pak, kayanya kita bisa jadi bahan gosip, nih," ujar Keyla pelan ketika berjalan beriringan dengan Rendra.

"Kalau begitu kita pastikan mereka mendapatkan bahan gosip." Rendra menggandeng tangan Keyla.

"HAH! Pak, nggak usah aneh-aneh, ya, saya masih betah kerja di sini," kata Keyla pelan dengan wajah memerah. Dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Rendra.

"Tenang aja. Kamu nggak bakal saya pecat kok," ucap Rendra sambil tertawa dan tetap menggenggam tangan Keyla. Dia baru melepaskan tangan Keyla ketika mereka sampai di hadapan Ryan.

"Lo nggak kasihan apa sama Keyla?" tanya Ryan sambil bersidekap di dada. "Kalau Keyla dimusuhi cewek-cewek satu kantor gimana?"

"Tenang aja. Mereka nggak bakal berani musuhi Keyla. Kalau ada yang berani macam-macam, bilang sama aku, ya, Key." Rendra mengedipkan matanya pada Keyla.

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang