Bab 51

4.2K 381 173
                                    

Maaf ya kesorean.... hari ini sibuk menyambut Raja Salman. Hehehe....

____________________💖💖💖__________________

Hari-hari berlalu. Tanpa terasa kehamilan Keyla memasuki usia delapan bulan. Dia sudah bisa beraktivitas normal tanpa meminta hal-hal yang aneh lagi. Membuat Rendra bisa bernapas lega.

Namun tetap saja, sebisa mungkin Rendra lebih memilih membawa pulang pekerjaannya. Dengan begitu dia bisa bekerja sekaligus menemani Keyla di rumah. Bagaimana pun dia merasa tidak enak jika mamanya terus yang memperhatikan Keyla.

Terkadang Keyla juga bisa menemuinya di kantor apabila Ita sedang kuliah dan mamanya sedang ada perlu keluar.
Seperti saat ini, Anita mengantar Keyla ke kantor Rendra karena dia ada janji dengan salah satu temannya.

Anita dan Keyla sudah memasuki lobi kantor Rendra. Mereka berjalan menuju lift. Di depan mereka tampak dua orang wanita yang juga berjalan menuju lift.

Kedua wanita itu tampak asyik mengobrol. Karena jarak mereka dekat, Anita dan Keyla bisa mendengar percakapan mereka.

"Sya, penampilan gue sudah ok kan?" tanya si wanita yang memakai blazer dan rok pendek berwarna merah. Roknya sendiri kira-kira 10 cm di atas lutut.

Wanita yang dipanggil Sya, menoleh memperhatikan penampilan temannya. "Sudah ok sih, lo serius masih mau godain Pak Rendra? Dia sudah punya istri loh."

"Iya lah. Penasaran gue. Sudah 2 kali ketemu masih cuek-cuek aja dia. Kalo gue nggak bisa dapatin dia, jangan panggil gue Rika," ucap Rika sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Ck, PD banget sih lo," ucap teman Rika sambil menoleh sekilas menatap Rika.

"PD lah. Lagian ya gue denger, istrinya lagi hamil tua. Masa iya dia masih selera sama istrinya? Perut buncit begitu."

Mendengar ucapan wanita itu, membuat Keyla tertunduk menatap perutnya. Dia mengusapnya perlahan. "Apa benar yang diucapkan wanita itu? Mas Rendra memang semakin jarang menyentuhku akhir-akhir ini," ucapnya dalam hati.

Anita yang melihat Keyla tertunduk langsung meraih tangan Keyla dan menghentikan langkahnya. Tanpa menghiraukan wajah bingung Keyla, dia menggandeng menantunya ke arah resepsionis.

"Tolong teleponkan Vetty, sekretaris Rendra," perintahnya.

"Baik Bu." Resepsionis bernama Ana itu langsung menghubungi Vetty sambil tersenyum dan mengangguk pada Keyla. Dia juga mengenali siapa Anita.

"Silakan Bu." Ana menyerahkan gagang telepon pada Anita.

"Vet, Bapak mau meeting kah?"

"Iya, Bu. Benar."

"Sama siapa?"

"Sama Ibu Rika. Beliau mau buat restoran."

"APA? Nggak salah itu?" tanya Anita berang membuat resepsionis melirik Anita takut-takut. "Apa-apan ini, cuma buat restoran tapi Rendra yang pegang. Kaya nggak ada karyawan lain aja," omelnya dalam hati.

"Maaf Bu, ini permintaannya Pak Brata. Ibu Rika ini, keponakannya Pak Brata," ucap Vetty dengan sedikit takut. Tampaknya dia salah bicara.

"Kamu ikut meetingnya?"

"I-ikut Bu. Pak Rendra selalu mengajak saya kalau meeting sama Bu Rika."

"Ohh begitu. Nanti kalau sudah selesai meeting, kasih tahu saya ya. Kamu catat no hp saya."

"Baik Bu." Vetty segera mencatat no hp yang disebutkan Anita.

"Terima kasih." Anita menyerahkan kembali gagang telepon kepada Ana dan kembali menggandeng Keyla. "Ayo Key, kamu ikut Mama dulu."

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang