Bab 12

3.3K 308 52
                                    

Wah, indahnya!!!!!" seru Keyla kegirangan begitu mereka tiba di Curug Cilember.

"Suka?" Rendra tersenyum melihat wajah girang Keyla.

"Banget. Nggak rugi jauh-jauh ke sini." Keyla menatap takjub pemandangan di sekitarnya sambil berjalan beriringan dengan Rendra.

"KEY, ayo bareng jalannya!" terdengar teriakan Lisa.

Keyla dan Rendra berhenti berjalan lalu menoleh ke belakang. Terlihat Shifa, Lisa dan Ryan sedang berjalan ke arah mereka.

"Gangguin orang aja sih, lo," suara Shifa terdengar pelan namun masih bisa didengar Keyla. "Duluan aja, Key. Kami nyusul dibelakang," lanjut Shifa dengan suara lebih nyaring.

"Nggak pa pa, bareng aja," jawab Keyla.

"Nggak pa pa, ya, Pak?" Lisa tersenyum sopan pada Rendra.

"Iya, nggak pa pa."

Keyla, Lisa dan Shifa berjalan di depan, sedangkan Rendra dan Ryan berjalan di belakang mereka. Sambil berjalan, mereka asyik mengobrol.

"Kita ke taman kupu-kupu dulu yuk, baru nanti ke air terjun," usul Shifa.

"Gimana, Ren?" tanya Ryan sambil menolehkan kepalanya ke Rendra.

"Boleh juga. Yuk..."

Mereka berlima pun berjalan ke arah taman kupu-kupu. Sedang kan peserta yang lain sudah tidak tahu ke mana, berpencar masing-masing. Sesampainya di sebuah bangunan yang pintunya dihiasi dengan gambar kupu-kupu, Lisa langsung mengajak Keyla dan Shifa untuk selfie.
Keyla sedang berusaha memfoto seekor kupu-kupu yang hinggap di bunga ketika mendengar Lisa berkata, "Key, Pak Rendra hari ini cakep banget ya, pakai celana jeans dan kaos putih gitu. Keren banget. Nggak kelihatan kalo dia itu bos besar."

Keyla yang takut kupu-kupu itu keburu terbang, tidak langsung menjawab. Dia masih fokus dengan objek fotonya. Setelah berhasil, baru dia menjawab. "Memangnya pernah Pak Rendra kelihatan jelek? Perasaan tiap hari ai dia kelihatan cakep. Memang dasar orangnya cakep. Mau pakai baju apa juga, ya, tetap cakep," ucapnya sambil menegakkan badannya. "Ke sana yuk, Lis," lanjut Keyla sambil menarik tangan Lisa.

Keyla menoleh karena merasa janggal ketika menarik tangan Lisa. Rona merah menjalar di wajahnya ketika melihat Rendra tersenyum padanya.
"Kok jadi Bapak yang di sini. Lisa mana, Pak?" tanya Keyla dengan wajah menahan malu.

"Tuh." Rendra menjawab sambil menunjuk Lisa dengan dagunya.

Keyla menolehkan kepalanya mengikuti arah kepala Rendra. Dia melihat Lisa sedang ngobrol dengan Ryan sambil melirik ke arah dirinya.
Keyla pun menatap Lisa dengan tatapan membunuh. Sedangkan Lisa hanya menjulurkan lidahnya ke Keyla dan langsung berbalik menghadap ke Ryan begitu Rendra menatapnya.

"Lagi-lagi kamu memuji saya secara langsung.” Kedua ujung bibir Rendra terangkat. “Menyenangkan sekali," lanjutnya sambil melangkah. Wajahnya tampak semringah. "Ayo Key, katanya mau ke sana."

Keyla pun berjalan mengikuti Rendra dengan wajah tertunduk menahan malu.

Tiba-tiba, "BUUUKKK."

Keyla meringis merasakan sakit di hidungnya. Ternyata dia menabrak punggung Rendra. "Bapak nih, kenapa pakai acara berhenti mendadak sih?" sungut Keyla.

"Lah kamu ngapain jalan di belakang saya? Kan aneh, saya mau ngomong tapi mesti tengok-tengok ke belakang." Rendra tidak mau kalah. "Di mana-mana orang jalan bareng itu berdampingan. Bukan depan belakang," tambahnya lagi.

Keyla hanya meringis mendengar omelan Rendra. "Apa perlu saya gandeng, Key?" tanya Rendra yang melihat Keyla masih diam berdiri.

"Emh.. nggak... nggak perlu, Pak." Keyla langsung berjalan ke samping Rendra.

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang