Bab 35

3.7K 285 140
                                    

Rendra baru saja mendarat di Bandara Temindung Samarinda. Setelah dua hari berpisah, Rendra memutuskan kembali ke Samarinda untuk menjemput Keyla. Ini semua karena Keyla berkeras ke Balikpapan melalui darat. Sedangkan Rendra ingin Keyla naik pesawat.

Setelah tidak mendapat titik temu, Rendra memutuskan memberi Keyla kejutan dengan menjemputnya. Berlebihan memang, tapi dia tidak mau Keyla kelelahan lagi. Kondisi Keyla belum fit sepenuhnya.

Sambil keluar dari bandara, Rendra mengambil iPhonenya untuk menelepon Royyan. Tapi ternyata anak itu baru saja turun dari motor Vixionnya.

"Loh, sudah sampe Mas. Kirain belum." Royyan tidak jadi melepas helmnya.

"Baru aja. Kamu nggak bolos sekolah kan ini?" Rendra menyipitkan matanya menatap Royyan.

"Nggak Mas, tenang aja. Memang lagi pulang cepat kok hari ini. Ayo pulang." Royyan menyerahkan helm ke Rendra lalu menaiki sepeda motornya.

"Antar aku check in hotel dulu. Baru kita ke rumahmu." Rendra menaiki sepeda motor Royyan yang sudah menyala.

"Kata Ibu disuruh langsung ke rumah aja." Royyan menjalankan sepeda motornya.

"Loh, Ibu tau aku kesini? Trus Kakakmu, tau juga?" tanya Rendra terkejut.

"Nggak, tenang aja. Ibu aja yang tau, soalnya tadi Royyan pamitan sama Ibu." Royyan menutup kaca helmnya membuat Rendra berhenti bertanya.

"Assalamualaikum," ucap Royyan sambil memasuki rumah. Tetapi tidak ada yang menjawab.

"Mana Kakakmu?" tanya Rendra begitu memasuki rumah.

Royyan menoleh ke belakang. "Nggak sabar banget sih. Baru juga nggak ketemu 2 hari," ucap Royyan yang membuat Rendra tersenyum.

"Oh iya, ni pesananmu." Rendra mengambil sesuatu dari dalam tas ranselnya. Dia memang hanya membawa tas ransel, karena besok dia sudah kembali ke Jakarta bersama Keyla.

"Wah.. beneran dibeliin ni kacamatanya. Thank you ya Mas."

"Iya. Sama-sama."

"Tu Kak Keyla." Royyan menunjuk ke arah belakang rumah. Tampak Keyla sedang berjongkok sambil mengipas-ngipas. Sepertinya dia sedang membakar ikan. "Aku ke kamar dulu Mas." Royyan berjalan ke arah kamarnya.

Rendra menghampiri Keyla yang masih tidak menyadari kehadirannya. Rendra tersenyum membayangkan reaksi Keyla. Semalam mereka berdebat panjang di chat yang diakhiri dengan Keyla yang ngambek karena Rendra berkeras menyuruh dia naik pesawat ke Balikpapan.

Setelah beberapa saat Keyla tidak menoleh juga, akhirnya Rendra ikut berjongkok di samping Keyla. "Serius amat sih bakar ikannya."

Keyla terlonjak hingga nyaris terjungkal ke belakang mendengar suara Rendra. Untungnya Rendra segera menangkapnya. "BAPAK?"

Rendra hanya tertawa melihat reaksi Keyla.

"Ngapain Bapak ke sini?"

"Jemput kamu," jawab Rendra cuek.

"Masya Allah orang iniii. Nggak usah lebai gitu kenapa sih Pak? Aku tu bukan anak kecil. Aku juga bisa balik ke Jakarta sendiri," omel Keyla dengan wajah cemberut.

"Terus aku biarin kamu ke Balikpapan lewat darat gitu? 3 jam Keyla, 3 JAM. Kalau kamu kecapekan trus sakit lagi gimana?"

"Pak, aku tu naik mobil. Bukan jalan kaki!"

"Tetap aja Key. Memangnya nggak capek 3 jam di dalam mobil?"

"Hust... kalian ini, baru juga ketemu, sudah berantem," sela Amelia, Ibu Keyla.

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang