"Apa yang sakit, Key? Kenapa nangis?" tanya Anita bingung.Bukannya menjawab, Keyla malah sesenggukan. Tidak lama kemudian, dia mulai menjawab Anita. "Mas Rendra marah Ma. Dia... hiks, dia marah sama Keyla. Nggak peduli Keyla lagi..." Tangis Keyla pecah.
"Rendra lagi sholat Key, kamu jangan mikir yang aneh-aneh..." Anita mengelus kepala Keyla. Hatinya sedih melihat anak dan menantunya seperti ini.
Keyla terisak. "Semalam Mas Rendra memang marah, nggak mau temani Keyla makan. Tadi pagi Keyla mau siapin bajunya juga dia nggak mau. Malah ambil sendiri. Padahal biasanya Mas Rendra nggak mau ambil baju sendiri."
Pintu kamar terbuka. Ibu Wijaya datang bersama dokter dan suster. Keyla segera menghapus air matanya.
"Saya periksa dulu yaa..." kata Dokter Dyah yang menangani Keyla.
Setelah beberapa saat, Dokter Dyah memberi penjelasan. "Ibu harus bedrest yaa... dan nggak boleh stres. Dicoba buat makan. Lawan rasa mualnya. Kalau Ibu kaya gini terus kasihan dedek bayinya. Nggak dapat nutrisi. Ibu beruntung lho, janin Ibu kuat. Jadi Ibu nggak keguguran. Kalau Ibu kondisinya lemah terus, dedek bayinya juga bisa lemah.
"Iya dokter," jawab Keyla lemah.
"Baik. Saya permisi dulu ya, besok pagi kita usg."
"Baik dokter. Terima kasih," jawab Anita sambil menatap Dokter Dyah.
"Kamu dengar kan Key, apa kata Dokter." Anita duduk di samping tempat tidur Keyla. "Harus dilawan mualnya."
"Iya Ma." Keyla yang sudah duduk bersandar menundukkan kepalanya.
Ibu Wijaya menghampiri Keyla. Dia duduk di samping ranjang dan menggenggam tangan Keyla. "Keyla.... Ibu tahu kamu sedih karena kepergian Rico. Ibu juga sedih Keyla. Semua sedih. Tapi hidup harus jalan terus. Apalagi kamu sedang hamil. Kamu harus semangat. Kamu nggak mau kan ada apa-apa sama calon bayimu." Mendengar perkataan Ibu Wijaya membuat air mata Keyla kembali mengalir.
"Ibu sudah sedih karena kehilangan Rico, Key." Ibu Wijaya mulai menangis. "Tolong jangan buat Ibu sedih lagi karena harus kehilangan calon cucu. Rico juga pasti sedih kalau sampai terjadi hal buruk sama kamu dan calon bayimu," lanjut Ibu Wijaya.
"Maaf Bu... maaf Ma..." Keyla kembali terisak.
"Kamu jangan mikir yang aneh-aneh. Semua peduli sama kamu Keyla. Apalagi Rendra. Dia yang bawa kamu ke rumah sakit. Dia juga nggak pernah ninggalin kamu. Tadi Mama yang suruh dia untuk sholat jamaah di masjid. Berdoa buat kesembuhan kamu. Berdoa supaya kamu dikasih kemudahan selama hamil. Dia sangat khawatir Key. Dia terus-terusan gelisah selama kamu nggak sadar." Anita mengusap lembut rambut Keyla.
"Iyaa Ma. Maaf..."
"Sekarang kamu makan ya? Mama suapin."
Keyla menganggukkan kepalanya. Namun baru juga 1 sendok, Keyla sudah mual. Ibu Wijaya mengupas buah jeruk dan meminta Keyla mencium kulit jeruk tersebut. Rasa mual Keyla berkurang. Anita kembali menyuapkan bubur ke mulut Keyla.
"Ayo Key, nggak usah dirasakan. Kunyah dengan cepat dan telan. Bayangkan bayimu juga lapar," saran Bu Wijaya.
Keyla menganggukkan kepalanya dan kembali menciumi kulit jeruk tadi.
Sudah setengah porsi Keyla makan, rasa mual Keyla mulai kembali lagi. "Sudah Ma... Keyla nggak tahan. Sudah mau keluar.""Ya sudah bawa tidur aja lagi. Tarik napas pelan-pelan. Cium aja kulit jeruknya kalau merasa enakan." Anita meletakkan piring makan Keyla di atas nakas.
Keyla membaringkan tubuhnya. Berusaha melawan rasa mual yang melandanya. Diciumnya terus kulit jeruk dengan perlahan. Tidak lama kemudian dia kembali tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Keyla
RomanceSUDAH TERBIT SP HANYA DIPUBLISH ULANG SAMPAI TGL 10 OKTOBER 2017 (MAAF, TIDAK SEMPAT MEREVISI SEMUA) VERSI CETAK ADA 4 BAB TAMBAHAN Keyla dan Rico saling mencintai diam-diam selama empat tahun. Keduanya yakin bahwa cinta mereka bersambut, namun tida...