Bab 30

3.3K 301 120
                                    

💥💥Happy New Year...... 💖💘💘💘

Semoga di tahun ini semua cita-cita kita akan terkabul ya... amiinn....😇😇😇

Aku upload 1 bab lagi yang ku pecah jadi 2. Anggap aja bonus tahun baru... 😄😄😄

_______________________________________

"Ke mana, Ren?" tanya Ryan begitu mereka masuk ke dalam lift.

"Ke apartemen Sarah." Rendra menatap lurus ke depan. Wajahnya tampak mengeras.

Ryan yang memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket langsung menoleh ke arah Rendra. "Sarah?" tanyanya terkejut.

"Iya. Dia bilang ke Keyla kalau kami punya bayi. Dia juga kasih lihat foto ke Keyla."

"Foto apa?" lagi-lagi Ryan tampak terkejut.

Rendra menghela napas. Dia teringat ekspresi Keyla ketika memberitahunya tentang foto itu. "Foto gue dengan Sarah hanya pakai selimut. Dan foto gue sedang gendong bayi. Gue bingung, dapat dari mana Sarah foto itu."

"Lo nggak pernah foto sama Sarah di tempat tidur?"

Rendra menggelengkan kepalanya. "Kayanya dia foto waktu gue tidur. Tapi gimana dengan foto gue gendong bayi?" Rendra menundukkan kepalanya.

"Kalo foto bayi, jangan-jangan waktu kita ketemu Sarah dulu itu Ren." ucap Ryan. "Ingat nggak yang kita ketemu Sarah dan kakaknya di restoran mal?" Melihat Rendra tampak berpikir, Ryan meneruskan ucapannya. "Waktu lo beliin kalung buat Keyla. Kita kan pergi makan habis itu. Kita lagi makan, Sarah masuk restoran sama kakaknya."

"Iya, iya. Gue inget. Sarah minta tolong gue gendongin ponakannya. Waktu itu kakaknya masih makan dan dia mau ke toilet." Rendra langsung memukulkan tangannya ke dinding lift. "SHIT!!" Wajah Rendra kembali mengeras menahan marah. "Sepertinya dia sudah merencanakan ini. SARAAHH....!!! Lihat saja kau nanti."

"Sabar Ren." Ryan menepuk bahu Rendra.

Mobil Rendra memasuki parkiran apartemen Sarah. Dengan terburu-buru Rendra melangkahkan kakinya menuju lift.

"Lo jadi ke Samarinda sama Keyla? Perlu gue temani?" tanya Ryan yang mempercepat langkahnya, berusaha mengimbangi Rendra.

"Kalau lo pergi juga, siapa yang jaga kantor?"

"Iya juga. Berarti proyek di Bandung, gue tangani sendiri dong. Tambah numpuk lagi kerjaan gue." Ryan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Percintaan kalian yang ruwet. Kenapa gue yang stres?"

Rendra tersenyum. "Lo kan sahabat gue. Jadi wajar kalau ikutan stres." Rendra menepuk pundak Ryan.

"Keyla sudah tahu?"

"Belum. Tadi gue malah nyaris bubar sama dia."

"HAH!"

"Nanti aja gue cerita." ucap Rendra begitu melihat apartemen Sarah. Dia mengeluarkan IPhonenya, membuka aplikasi perekam suara.

Ryan hanya melirik Rendra, dia mengerti apa maksud Rendra. "Lo nggak masuk kan?"

"Nggak. Gue di luar aja."

"Kalo gitu gue tunggu di sini aja." ucap Ryan. Dia merasa tidak enak jika harus ikut ke apartemen Sarah. Lagi pula dia masih bisa mengawasi Rendra dengan jelas dari sini. Jarak antara dirinya dengan apartemen Sarah hanya 3 pintu.

Sesampainya di apartemen Sarah, Rendra mengetuk pintu dengan kencang. Dia tidak peduli, tetangga Sarah akan ikut keluar.

"Iya sebentar." terdengar suara Sarah dari dalam apartemen.

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang