Bab 37

3.1K 313 74
                                    

Maaf ya teman-teman, Rico pulang dari rumah sakitnya hari Selasa. Bukan senin, terpaksa ku ganti karena bab ini sudah kadung jadi waktu aku buat tambahan di bab 36 tentang Keyla jenguk Rico. Dari pada aku ngobrak-abrik bab 37, mending harinya yang ku ganti.

Terus untuk foto Keyla yang dicuri Rendra jg ku rubah jadi di kamar, bukan di pantai. Karena menurut aku yang di pantai kurang memalukan. Hahaha.... kalian cek aja ya di bab 35. Mohon maaffff sekali untuk ketidaknyamanannya.... 🙏🙏🙏

_______________________________________

Keyla menatap pantulan dirinya di cermin. Dia kembali memperhatikan pakaiannya. Setelah dirasa benar-benar sempurna, dia tersenyum puas. Sebentar lagi Rendra pasti akan datang menjemputnya.

Benar saja, tidak lama kemudian Keyla mendengar suara klakson mobil Rendra.
Keyla mengambil sepatu yang akan dikenakannya. Jika biasanya Keyla suka menggunakan stiletto lima cm, hari ini dia mengenakan stiletto sebelas cm. Membuat penampilannya semakin sempurna.

Keyla langsung masuk ke kursi penumpang dan memasang sabuk pengamannya. Tidak dihiraukannya Rendra yang terus memandanginya.

"Ganti bajumu!" perintah Rendra.

"Memangnya kenapa Pak? Ada yang salah? Rasanya masih dalam kategori sopan." Keyla menunduk memperhatikan rok yang sudah ditutupi dengan tas kerjanya.

"Kamu mau meeting di luar kan? Ngapain kamu pake rok pendek gitu?" tanya Rendra dengan wajah dingin.

Keyla menghela napas dan menoleh ke arah Rendra. "Rokku masih selutut Pak. Dan aku nggak ada waktu buat ganti baju. Aku meeting jam 8.30," sahut Keyla ketus.

"Lagian kamu ngapain sih pake rok kaya gitu?" suara Rendra terdengar semakin kesal melihat sikap Keyla.

"Pak... kalau Bapak nggak cepet berangkat, aku bakalan telat." Keyla kembali memasang wajah juteknya.

Akhirnya Rendra menjalankan mobilnya dengan kesal. Selama perjalanan, mereka hanya saling mendiamkan. Rendra benar-benar tidak mengerti, ada apa dengan Keyla. Dia meminta Keyla ganti baju, bukan karena jelek atau tidak sopan. Tidak. Tapi karena Keyla terlihat semakin cantik. Apalagi dia mengenakan rok selutut yang sukses memamerkan kaki jenjangnya yang mulus. Rendra tidak rela Keyla menjadi pusat perhatian.

"Aku ikut kamu meeting nanti," ucap Rendra ketus begitu mereka keluar dari lift kantor.

Keyla yang hendak menuju ruangannya menghentikan langkahnya. "Bukannya Bapak juga ada meeting?"

"Nanti ku jadwal ulang," jawab Rendra tanpa menoleh.

"Terserah," gumam Keyla sambil melangkahkan kaki menuju ruangannya untuk mengambil berkas-berkas meetingnya.

Keyla membuka hpnya yang berbunyi. Chat dari Ryan.

"Key.. aku sudah di bawah."

Keyla mengirim chat ke Rendra, memberi tahu kalau Ryan sudah menunggu di bawah. Setelah itu dia langsung menuju lobi kantor. Setibanya di sana, dia melihat Rendra dan Ryan sudah ada di bawah.

Suara hentakan stiletto Keyla membuat kedua pria tadi menoleh. Ryan langsung tersenyum. "Pantes lo tiba-tiba maksa ikut Ren. Ini toh penyebabnya." Ryan melihat Keyla dari ujung rambut hingga ke ujung kaki.

Merasa risih karena diperhatikan Ryan membuat Keyla kembali kesal. "Lihatnya nggak usah segitunya Kak Ryan. Keyla cuma pakai eyeliner dan ganti warna lipstik. Baju Keyla juga masih sopan. Bukan pakai BIKINI." sahut Keyla ketus sambil melirik Rendra.

Entah mengapa Rendra merasa Keyla sedang menyindirnya. Tapi dia masih tidak mengerti ada apa.

"Beda aja lihat kamu kaya gini Key. Ternyata... kamu seksi juga yaa..." Ryan langsung tertawa melihat Rendra yang memandangnya dengan tatapan membunuh.

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang