Bab 45

4.2K 320 177
                                    

1 tahun kemudian....

Rendra dan Keyla berada di dalam mobil menuju rumah mereka. Mereka baru saja pulang dari berbulan madu di Paris, sekaligus merayakan anniversary pertama mereka.

"Rumah aman aja kan, Mang?" tanya Rendra pada Mang Harry, asisten rumah sekaligus sopir jika diperlukan. Mang Harry ikut tinggal di rumah Rendra dan Keyla bersama istrinya.

"Aman aja Pak." Mang Harry memanggil Rendra dengan sebutan Bapak, karena Rendra menolak dipanggil Tuan.

"Jadi Mang Harry ikutan bulan madu dong karena kami tinggal," sela Keyla.

"Ibu bisa saja. Kami ini sudah tua. Tinggal menunggu cucu saja," jawab Mang Harry sambil tetap fokus menatap ke depan.

"Bulan madu lagi juga nggak pa pa Mang," goda  Rendra. "Mumpung cuma berduaan di rumah."

Mang Harry hanya tersenyum menanggapi ucapan Rendra.

"Hmm... Mas, nanti malam kita ke rumah Bu Wijaya yaaa...."  Keyla menyenderkan kepalanya ke bahu Rendra. Kepalanya terasa agak pusing, mungkin kelelahan terlalu lama di pesawat.

"Kamu nggak capek. Besok aja ya?" Rendra melingkarkan tangan kirinya ke pundak Keyla.

"Nanti malam aja. Kan siang ini kita bisa istirahat. Ya? Aku telepon Bu Wijaya. Kita makan malam di sana aja. Yaaa?" pinta Keyla dengan manja.

"Terserah kamulah," ucap Rendra sambil mengelus kepala Keyla.

Keyla mengeluarkan handphonenya dan mencari nama Bu Wijaya.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam... kamu di mana Key?"

"Lagi di jalan Bu, menuju rumah. Bu, nanti malam Keyla ke rumah yaaa... kangen sama masakannya Ibu."

"Kamu ini ya, masa kangen sama masakannya. Bukan sama orangnya." Terdengar  Ibu Wijaya menggerutu.

"Hehehe, sama Ibu kangen juga. Tapi lebih kangen sama masakannya sih."

Rendra tersenyum mendengar ucapan Keyla. Dielusnya kembali kepala Keyla sambil menyalakan iPhone yang berada di tangan kanannya.

"Ibu lagi di rumah sakit Key. Rico masuk rumah sakit lagi."

Keyla langsung menegakkan tubuhnya. Membuat Rendra langsung menoleh memperhatikan Keyla. "Kok Ibu nggak kasih tahu Keyla?"

"Ibu nggak mau ganggu kalian. Kalian kan lagi bulan madu. Lagian Rico juga sudah nggak pa pa. Dia juga nggak mau ganggu kalian."

"Ya udah kalo gitu Keyla ke rumah sakit sekarang aja."  

"Nggak usah Key. Besok aja. Sekarang kamu istirahat dulu."

"Kelamaan kalau besok. Nanti malam aja Keyla ke rumah sakit." Keyla menatap Rendra yang juga menatapnya penuh tanya.

"Ya sudah terserah kamu. Tapi jangan maksa ya. Kalau capek istirahat dulu."

"Iya Bu. Gitu aja dulu Bu, assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam..."

"Rico masuk rumah sakit lagi?" tanya Rendra begitu Keyla menutup teleponnya.

"Iya." Wajah Keyla berubah sedih.

"Coba nanti kita bujuk biar dia mau berobat ke Singapura. Siapa tahu di sana lebih cocok. Nanti kita bantu soal biaya." Rendra kembali mengelus rambut Keyla. Dia paling tidak suka jika melihat Keyla sedih begini.

"Mana mau dia Mas. Aku sudah pernah berapa kali bujuk dia. Malah dibilangnya pamer punya suami kaya," sungut Keyla. Dia kembali merebahkan kepalanya di bahu Rendra.

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang