Bab 27

2.8K 245 58
                                    

"Pak, kita nonton film yuk?" ajak Keyla setelah mereka keluar dari warung soto. Keyla kembali melingkarkan tangannya ke lengan Rendra. Mereka sedang berjalan kembali ke kantor.

"Nonton? Mau nonton di mana jam segini. Kamu ini aneh-aneh saja."

"Di apartemen Bapak. Kan nggak mungkin kalo di kosku."

"Ini sudah jam 9 Key. Ntar kamu dikunciin pagar lagi sama Rico."

"Ya sudah. Kalau gitu aku tidur di apartemen Bapak aja. Besok pagi aku pulang. Tapi Bapak jangan macam-macam yaa. Awas kalau macam-macam."

Rendra menghentikan langkahnya, menatap heran Keyla. Selama ini Keyla selalu menolak bila diajak ke apartemennya. Tapi sekarang malah dia yang mengajak.

"Ayo na Pak... mau nggak?" Keyla menarik tangan Rendra menuju mobil.

"Kamu kesambet ya Key?" Rendra berjalan sambil menatap heran Keyla.

"Apaan sih Bapak ini. Mau nggak?" Keyla mulai merengut.

"Iya iya. Kalau aku khilaf bukan salahku ya.."

"Awas aja kalau Bapak berani." sahut Keyla cepat.

Setelah membersihkan diri, mereka duduk di ruang tengah, tempat Rendra meletakkan TV dan home teaternya. Keyla mengenakan kaos Rendra yang tampak kebesaran di tubuhnya dan sarung bali milik Mama Rendra yang sudah diikatnya sedemikian rupa hingga menjadi rok sepan panjang.

"Kamu mau nonton apa?" Rendra mengeluarkan kotak tempat penyimpanan DVD-nya pada Keyla.

"Yang bagus yang mana Pak?" Keyla memperhatikan isi kotak tersebut.

"Lha kamu maunya yang mana?"

"Nggak tau Pak. Kalau ini?" Keyla mengambil DVD GI JOE.

"Bagus juga itu. Film action. Ambil yang pertama aja dulu." Rendra langsung memasukkan kepingan DVD ke player.
Mereka menonton sambil duduk dilantai dan bersandar ke sofa. Tapi belum juga selesai filmnya, Keyla sudah tertidur di pundak Rendra. Tangannya menggenggam erat tangan Rendra.

Melihat Keyla sudah tertidur nyenyak di pundaknya. Rendra lantas mengangkat Keyla dan membawa ke kamarnya.

Rendra meletakkan Keyla di atas tempat tidur dan menyelimutinya. Rendra menatap wajah Keyla. Dia menghela napas. Sebelum imannya goyah, dia mengambil bantal dan selimut lalu keluar kamar.

Rendra masih menonton DVD ketika Keyla keluar lagi dengan membawa guling. Dengan cueknya Keyla meletakkan guling di antara dirinya dan Rendra. Keyla berbaring menghadap ke Rendra.

"Kenapa kok malah tidur di sini? Nanti sakit semua badanmu." tanya Rendra sambil mengelus kepala Keyla dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya digenggam Keyla.

"Seram ah di dalam sendirian. Bapak jangan ngelewati guling ini ya. Awas kalau ngelewati." ancam Keyla dengan mata terpejam.

Rendra tertawa mendengar ancaman Keyla. Dia hendak membalas, tapi melihat Keyla sudah memejamkan matanya, diurungkan niatnya.

Mereka sangat dekat. Bahkan 1 bantal. Jika Rendra mau, bisa saja dia membuang guling itu. "Keyla.. Keyla... kamu mau nyiksa aku ya malam ini." bisik Rendra lalu mengalihkan pandangannya ke TV.

Keyla terbangun dengan posisi dia memeluk Rendra. Guling yang dia gunakan sebagai penghalang, entah sudah ke mana. Bahkan dia tidur di atas lengan Rendra.

Keyla menepuk kepalanya sendiri. Kok bisa-bisanya dia memeluk Rendra. Kalau Rendra tau bagaimana? Memikirkan itu wajahnya pun bersemu merah.

Untuk beberapa saat Keyla hanya berdiam diri menatap wajah Rendra. Dipandanginya terus wajah Rendra puas-puas.

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang