Bab 44

5.8K 355 173
                                    

Rendra menatap lembut wajah istrinya yang masih tertidur pulas. Membenarkan letak rambut yang menutupi sebagian wajah Keyla. Dia tidak pernah menyangka, menikahi Keyla akan sebahagia ini. Dia memang mencintai Keyla. Bahkan sangat. Tapi setelah menikah, dia merasa cintanya makin bertambah dan bertambah.

Rendra juga tidak pernah menyangka, bahwa dia benar-benar pria pertama yang mencium Keyla. Bahkan cara berciuman saja Keyla tidak tahu. Namun tetap saja Keyla bisa membuatnya selalu ingin menyentuh istrinya itu.

Semalam mereka sudah melakukannya. Dan sekarang dia sudah menginginkannya lagi. Rendra mencium dahi, hidung dan bibir Keyla. Membuat Keyla menggeliat. Rendra segera pura-pura tidur.

Keyla membuka matanya dan melihat jam bekernya. Pukul 6.40. Setelah sholat subuh, mereka memang memutuskan tidur lagi. Keyla merasa semenjak menikah dia jadi kurang tidur. Hanya kemarin malam dia bisa tidur tenang karena menginap di rumah mertuanya.

Semua karena Rendra yang selalu membuatnya begadang. Keyla melirik suaminya. Ternyata masih tidur. "Rasanya tadi ada yang menciumku. Apa cuma mimpi?" tanyanya dalam hati.

"Mas, bangun. Udah jam setengah tujuh lewat. Kita harus ke kantor hari ini." Keyla kembali memiringkan tubuhnya mengguncang bahu Rendra. Tapi Rendra tetap tidak bangun juga.

Keyla menatap wajah Rendra. Mengagumi ketampanannya. Jarinya bergerak mengelus alis Rendra. Terkadang dia masih tidak percaya, bisa mempunyai suami setampan dan sebaik Rendra.

"Cium dulu ah, mumpung orangnya tidur. Habis itu baru banguni lagi," ucapnya dalam hati. Keyla mengecup manis bibir Rendra tapi ternyata Rendra langsung membalas ciumannya dengan panas. Membuat Keyla terkejut.

Rendra bangkit dan menindih tubuh Keyla di bawah tubuhnya tanpa melepas ciumannya. Satu tangannya bertumpu di samping tubuh Keyla sedang yang satunya menyusup ke balik baju Keyla.

"Ah..." Keyla mendesah. Ciuman Rendra beralih menjelajahi leher Keyla. "Mas... ki ta ha rus ke kantor," ucap Keyla dengan suara tertahan. Dia harus menahan dirinya agar tidak terbuai dengan ciuman Rendra.

"Hmm sebentar aja."

"Nggak mung......" Rendra kembali mencium bibir Keyla dengan panas. Membuat Keyla membuka bibirnya dan membiarkan lidah Rendra masuk. Rendra meremas dada Keyla. Lalu memainkan jarinya di sana. Membuat Keyla mendesah dan lupa kalau mereka harus segera bersiap ke kantor.

***

Rendra berbaring memeluk Keyla dari belakang. Pelukan yang paling disukai istrinya. Rendra mempererat pelukannya dan mencium pipi istrinya.

"Yang..."

"Hmm..."

"Kamu mau langsung punya anak atau nunda dulu?"

"Memangnya kenapa?" Keyla menjawab dengan mata masih terpejam.

"Aku masih pengen pacaran sama kamu."

"Memangnya Mas nggak mau punya anak?"

"Maulah. Tapi jangan sekarang. Nanti aja. Kita usaha nunda. Tapi kalau ternyata dikasih juga ya nggak pa pa."

"Trus gimana? Memangnya bisa ditunda?" Keyla membalik tubuhnya. Memeluk Rendra dan menyelusupkan kepalanya ke leher Rendra.

Rendra mengelus punggung Keyla, membuat istrinya kembali memejamkan matanya. "Bisalah. Nanti kita coba kb kalender. Kalau pas masa subur ya harus pake pengaman atau puasa."

"Nggak yakin Mas bisa puasa. Aku terserah Mas aja," ucap Keyla masih dengan mata terpejam.

"Ya udah, gitu aja yaa..."

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang