Bab 34

3.1K 310 103
                                    

Rendra yang baru saja tiba di rumah Syamsul mengedarkan pandangannya mencari Keyla. Sejak kemarin sore, dia tidak bertemu dengan kekasihnya itu. Mereka memang sama-sama sibuk membantu persiapan acara akad nikah Keysha yang akan dilaksanakan hari ini di rumah Syamsul.

Rendra langsung tersenyum ketika melihat Keyla yang sedang berjalan dari gazebo belakang menuju ke dalam rumah. Gadis itu belum menyadari keberadaannya.

Keyla mengenakan dress panjang dengan atasan brokat putih hingga ke pinggang, sedangkan roknya berwarna salmon yang tidak terlalu lebar. Pinggangnya sendiri dihiasi pita dan batu-batu permata kecil.

Rendra mengedipkan sebelah matanya begitu Keyla melihat ke arahnya, membuat gadis itu tersenyum manis.  Namun tidak lama senyuman itu berubah menjadi kernyitan.

Penasaran, Rendra menoleh ke belakang dan melihat seorang pria tampak melihat Keyla tanpa berkedip. Rendra memperhatikan pria itu, namun si pria tidak menyadari tatapan Rendra.

Rendra kembali menoleh ke arah Keyla, termyata gadis itu sudah melangkah masuk ke dalam rumah. Rendra pun kembali menoleh ke belakang, tapi pria tadi sudah berjalan keluar halaman. "Siapa ya?" tanyanya dalam hati.

Prosesi akad nikah Keysha baru selesai dilaksanakan. Setelah sungkeman dan foto bersama, Keysha kembali ganti baju dan bersiap untuk acara temu manten.

Sambil menunggu Keysha selesai ganti baju, Keyla menghampiri Rendra dengan membawa dua gelas es buah. Lagi-lagi dia melihat pria yang tadi pagi menatapnya tanpa kedip. Keyla memperhatikan orang itu sambil mencoba mengingat-ingat, siapa orang itu. Tapi dia tetap merasa tidak kenal.

Keyla menyerahkan satu gelas yang dibawanya pada Rendra. "Itu orang dari tadi ngelihati terus. Bikin risih aja." keluhnya pada Rendra.

Rendra menatap sekilas orang yang dimaksud Keyla. "Kamu nggak kenal?"

"Nggak. Mustinya kalau dia memang kenal aku, negur dong. Ini cuma ngelihati doang." omel Keyla. "Nggak jelas."

Rendra tersenyum. "Siap suruh kamu cantik banget." Rendra mengelus sekilas rambut Keyla.

"Halah Bapak ni. Gombalannya sudah mulai ketularan Royyan." Keyla memalingkan wajahnya yang merona, namun pandangannya malah kembali bertemu dengan pria tadi.

"Halah kamu ni. Senang aja tu digombalin." ucap Rendra sambil tertawa. Dia menirukan cara bicara Keyla.

Rendra kembali melihat ke arah pria tadi, membuat orang itu langsung membuang pandangannya ke arah lain. "Kalau ini bukan rumahmu aja, sudah ku datangi orang itu." Rendra menatap Keyla. "Yakin kamu nggak kenal?"

"Kayanya sih nggak. Udah ah, cuekin aja." Keyla mengajak Rendra duduk di kursi di halaman rumah. Dia sengaja menggandeng Rendra, agar orang itu tahu siapa Rendra.

Tidak lama kemudian acara temu manten dimulai. Keyla tampak bersemangat mengabadikan momen itu dengan kamera ponselnya. Namun sayang, bidikannya terhalang tubuh orang-orang yang berada di depannya.

Rendra yang tubuhnya lebih tinggi dengan mudah mengambilkan foto untuk Keyla. Namun matanya kembali melihat orang tadi yang masih terus memperhatikan Keyla diam-diam. Rendra mulai menatap tajam, membuat orang itu kembali mengalihkan pandangannya.

Selesai acara temu manten, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama. Setelah itu keluarga mempelai laki-laki berpamitan pulang bersama dengan para tamu undangan.

Rumah Keyla sudah tidak seramai tadi. Hanya tersisa keluarga besar dari pihak mempelai wanita. Keyla duduk di sofa panjang bersama abahnya di ruang tamu.

"Bah, Abah kenapa sih sama Pak Rendra kok datar banget. Abah nggak suka sama Pak Rendra?" tanya Keyla manja sambil memeluk lengan abahnya.

Selama Rendra tinggal di rumah pamannya, tidak pernah sekalipun Abahnya berkomentar tentang Rendra. Padahal Rendra selalu rajin ikut sholat berjamaah dengan keluarga besarnya di musholla yang dibangun oleh kakeknya. Rendra juga selalu membantu acara Keysha. Hanya paman dan bibinya yang rajin memuji Rendra. Sedangkan abahnya hanya bersikap biasa-biasa saja.

Cinta KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang