Malam yang dingin itu kembali Katniss lewati dengan kedinginan seperti biasanya. Dengan kesendirian yang mencengkam.
Sebenarnya tadi Revan memintanya untuk tinggal di rumah pria itu lagi, tapi Katniss menolak, ia tidak ingin merepotkan pria itu lagi. Meski ia sadar telah berapa banyak ia merepotkan pria itu.
Lagi pula sudah lama Katniss tidak mengunjungi toko bunganya dan sudah berapa lama ia meninggalkan apartemennya. Tadi saat ia berkunjung ke toko bunganya, terdapat beberapa bunga tambahan disana dan saat ia bertanya pada Dino, remaja itu menjawab bahwa seorang pria yang di perintahkan oleh Neil lah yang membawa bunga tambahan itu.
Secara tidak langsung Neil lah yang memberikan. Katniss berniat akan membicarakan ini semua dengan pria itu besok saat mereka di kantor.
Katniss sedang membuat coklat panas untuk dirinya. Hawa dingin malam ini benar-benar hampir membuatnya membeku, meski ia tahu tanpa dingin malam ini, ia sudah kedinginan dan beku.
Saat selesai membuat coklat panas, ia membawanya di ruang tamu seraya duduk dengan nyaman di sofa yang berada disini. Televisi sudah menyala sejak tadi, tapi tidak ada sama sekali yang menarik dari acara hari ini, mungkin Katniss menyalakan televisi hanya sebagai pengisi keheningan di apartemen yang hanya ada dirinya.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam lebih, tapi Katniss sama sekali tidak dapat menidurkan dirinya, bahkan matanya tidak terasa berat, maka dari itu ia memilih membuat coklat panas saja. Entahlah kenapa ia tidak merasa mengantuk, seperti ada hal yang membuatnya menunggu.
Mungkin menunggu ia mengantuk. Ah sialan, itu pemikiran yang tidak masuk akal. Anak kecil saja tahu jika ia tidak mengantuk, pasti ia menunggu serangan kantuk datang.
Namun ini beda, bukan hal itu yang ia rasakan, seperti ada hal yang membuatnya harus menunggu. Tapi ia tidak tahu harus menunggu apa.
Tidak berselang lama bel pintu apartemennya berbunyi tanda seseorang menekannya. Dengan sangat berat hati Katniss meninggalkan duduk nyamannya dan meletakkan coklat panas yang ia buat di atas meja. Berkali-kali bel dibunyikan dengan tidak sabar.
Sialan, memang siapa sih yang berani-berani datang hampir tengah malam di kediaman orang lain? Gerutunya kesal.
Tanpa memikirkan lagi siapa yang datang di jam seperti ini, Katniss membuka pintunya dengan kasar dan saat pintu terbuka tubuh seseorang jatuh tepat di pelukannya.
Terkejut bukan main saat tubuh itu jatuh di pelukannya dan secara otomatis Katniss memeluk tubuh tersebut.
Aroma alkohol tercium di indera penciumannya.
"Ne... Neil." Ujar Katniss terbata-bata saat mengetahui tubuh siapa yang jatuh dalam pelukannya ini.
Neil diam bergeming, Katniss memilih membawa tubuh Neil kedalam apartemennya setelah menutup pintu, dengan susah payah ia membawa tubuh proposional Neil ke dalam. Setelah itu ia membaringkan Neil di atas sofa dimana tadi ia duduk dengan nyaman.
Segera Katniss mengambilkan secangkir air putih untuk Neil, lantas ia berjongkok di hadapan Neil.
"Neil, minumlah." Kata Katniss seraya membantu Neil untuk minum dan Neil menuruti kata Katniss.
"Kat." Ujar Neil pertama kali.
"Iya, ada apa Neil? Kenapa kau seperti ini? Apa yang terjadi? Dan apa yang membuatmu seperti ini?" Tanya Katniss secara bertubi-tubi pada Neil.
"Kau." Jawab Neil seraya menyentuh pipi Katniss.
Katniss yang mendengar perkataan Neil hanya terdiam, mendengar itu membuat sesuatu dalam dirinya terasa berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Both Of Us
RomansaDia hanya seorang wanita yang dingin tak tersentuh, berwajah datar dan kaku. Siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa banyak sekali kesedihan yang tersimpan di dalam mata indahnya. Setiap orang yang telah mengetahuinya tahu bahwa jangan pernah mengh...