Part 48

6K 490 8
                                        

Siang ini Katniss berencana memberikan kejutan pada prianya dengan datang secara tiba-tiba ke kantor pria itu dengan membawa beberapa makan siang untuk dimakan Neil di sana. Karena dia yakin, bahkan Neil tidak akan beranjak sedikitpun dari kursi kebesarannya sampai matahari benar-benar tenggelam.

Bersama Neil membuat Katniss sadar betapa sangat sibuknya pria itu.

Kejadian dimana Neil membawanya kembali kerumah pria itu telah berlalu seminggu yang lalu. Benar, Katniss telah kembali ke rumah itu semenjak seminggu lalu. Saat itu semuanya tidak berjalan lancar seperti yang kalian bayangkan. Di hari yang sama dengan tiba-tiba Revan datang ke rumah Neil.

Bahkan Neil terkejut bukan main, mengetahui sepupunya itu tahu mengenai rumah pribadinya yang bahkan musuh dan keluarganya tidak tahu. Entah keluarganya tidak tahu, atau berpura-pura tidak peduli. Yang terpenting bagi Neil adalah rumahnya masih aman dan tidak ada satupun musuhnya yang mengetajui hal itu.

Hebat bukan?

Tapi semua itu terlihat mudah bagi seorang Revano Brown, yang nyatanya dapat mengetahui rumah Neil bahkan datang kemari hanya untuk membawa Katniss pergi. Saat itu Revan marah bukan main, mengetahui Katniss kembali di samping Neil. Revan meminta Katniss untuk kembali bersamanya. Saat itu Katniss kembali dibuat ragu. Antara harus ikut bersama seseorang yang selama beberapa tahun ini hidup bersamanya atau ikut bersama pria yang nyatanya memegang kepingan terakhir hidupnya.

Keduanya sama-sama memberi tatapan memohon padanya dan itu semakin menyulitkan Katniss. Tapi pernyataan tiba-tiba Revan entah mengapa membuat Katniss mendesah penuh kelegaan, saat pria itu mengatakan dengan nada datar dan menatap Katniss dengan ekspresi yang tidak dapat terbaca, "Kau boleh bersamanya, tapi ingatlah Kor disaat hatimu kembali hancur oleh orang yang sama atau siapapun itu. Kau tahu mana tempat yang harus kau datangi pertama kali."

Setelah mengatakan itu Revan mengecup kening Katniss dengan lembut dan penuh kasih sayang seakan menyalurkan semua perasaan yang ia berikan pada Katniss melalui kecupan. Tersenyum sangat tipis di hadapannya yang mungkin hanya dapat di lihat Katniss, itupun melalui jarak yang sangat dekat. Jujur setiap bersama Revan rasa nyaman memang Katniss dapatkan, tapi perasaan yang tidak dapat ia jelaskan justru ia dapatkan saat bersama Neil.

Pria bermanik mata hijau yang telah mengambil hatinya.

Dengan senyum tipis yang tercetak di bibir ranumnya, Katniss melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil milik Neil yang telah membawanya ke kantor pria itu. Membawa paper bag di tangan kanannya, hasil karya masakannya sendiri yang spesial di buatkan untuk prianya.

Astaga apa dia sangat terlihat seperti remaja labil yang baru saja jatuh cinta? Oh menggelikan!

Sesaat Katniss menghirup aroma kantor yang sangat dia rindukan. Jujur dia rindu duduk di belakang komputer, memiliki kesibukkan sendiri saat beberapa laporan harus segera ia berikan pada atasannya. Katniss rindu saat jemarinya bergerak lincah di atas keyboard mengetikan berbagai huruf.

Oh ya Tuhan.

Dia sadar bahwa Neil memang telah mengendalikan hidupnya. Tapi anehnya Katniss menyukai itu.

"Nona Orlando." Sapa seorang resepsionis pada Katniss saat melihat wanita itu.

Katniss menoleh pada orang yang telah memanggilnya.

"Iya?" Tanya Katniss sarat akan nada penuh kebingungan, karena darimana wanita resepsionis itu tahu namanya? Karena setahu Katniss, saat dulu dia masih bekerja disini tidak banyak orang yang tahu dirinya, ya setidaknya jika Neil tidak membuat kekacauan di kantor.

"Tuan Anderson menunggu anda di ruangannya."

Hah?!

Katniss terkejut tidak percaya. Jadi kedatangannya kemari bermaksud memberi kejutan gagal total? Dan prianya nenngetahui jika dia akan kemari? Dan darimana Neil tahu dia akan datang?

Oh sungguh sial.

Dengan muka masam, Katniss memasuki lift yang segera akan membawanya pada lantai dimana ruangan Neil berada yang menjadi tujuan awalnya. Tidak berapa lama suara dentingan terdengar dan pintu lift terbuka menunjukkan lantai dan tepat dihapannya pintu ruangan Neil terlihat.

Tanpa mengetuk, Katniss masuk begitu saja dan segera mendapat sambutan seperti biasa dari Neil. Pria itu berjalan mendekat dan memeluknya erat setelah memberinya kecupan-kecupan kecil pada bibir kemudian keningnya. Seakan menandakan bagaimana pria itu begitu merindukan wanitanya.

"Kenapa ekspresimu seperti itu sugar?" Tanya Neil saat memperhatikan ekspresi masam Katniss.

"Kau menghancurkan kejutanku." Jawab Katniss mengerucutkan bibirnya dengan kesal. Bukannya menbalas perkataan Katniss, Neil malah kembali mengecup bibir Katniss yang terlihat mengemaskan saat wanita itu terlihat kesal.

"Kau membuatku terkejut."

"Bohong."

"No sugar, benar. Aku terkejut saat aku menelphone rumah dan pelayan mengatakan bahwa kau tengah dalam perjalanan kemari."

Mendengar penjelasan Neil tetap saja tidak dapat membuat Katniss luluh begitu saja.

Oh ya Tuhan. Padahal kejutamnya tinggal sedikit lagi, tapi malah berakhir gagal.

"Seharusnya kau tidak perlu mengatakan pada petugas resepsionis bahwa kau menungguku. Seharusnya kua bersikap tidak tahu bahwa aku akan datang." Gerutu Katniss masih mengerucutkan bibirnya kesal.

Melihat wanitanya yang merajuk, membuat Neil tersenyum geli. Namun dia berusaha untuk tidak tertawa. Dia tidak ingin semakin membuat perasaan wanitanya semakin buruk hanya karena dia telah bertindak bodoh.

"Okay okay. Aku bersalah. Maafkan aku." Ucap Neil mengakui kesalahannya. Astaga apa dia adalah pria yang tidak dapat bersikap romantis sedikit? 

"Kau dihukum. Kau harus menghabiskan seluruh makanan yang kubawa." Ucap Katniss seraya menunjukkan paper bag yang berada dalam tangannya tepat di depan Neil. Mendengar itu Neil menaikkan alisnya tinggi-tinggi dan terkekeh.

Ya Tuhan wanitanya ini sungguh menggemaskan.

Mengecup sekali lagi bibir Katniss, pria itu membawa mereka untuk duduk di sofa yang berada di dalam ruangan. Mendudukan Katniss di atas pangkuannya dan menghiraukan pekikan kekesalan wanita itu.

"Jadi aku dihukum?" Tanya Neil dengan nada sedih yang dibuat-buat. Katniss mengangguk dengan cepat mendapatkan pertanyaan tersebut.

"Dan aku harus menghabiskan makan siang yang kau buat?" Sekali lagi Katniss mengangguk.

"Baiklah, tapi suapi aku."

"Kau dihukum."

"Okay, akan kuberi imbalan jika kau menyuapiku." Ucapan Neil mengundang senyum pada Katniss yang langsung mengangguk setuju dan seketika wanita itu tampak seakan memikirkan sesuatu dan Neil menyukai bagaimana ekspresi wanita itu yang tampak begitu menggemaskan.

Ah tidak, dia menyukai apapun yang berada pada diri wanitanya itu.

"Bagaimana jika imbalannya adalah belikan aku kue di toko depan perusahaanmu itu?" Tawar Katniss seraya memainkan kedua alisnya menatap prianya yang tampak menimbang perkataannya barusan.

"Deal." Balas Neil dan segera membuka mulutnya saat Katniss mulai menyuapi dirinya.

Mereka tidak butuh suatu hal yang mewah untuk menumbuhkan sebuah senyum, mereka tidak butuh liburan yang mahal untuk terus merasa bahagia.

Hanya kebersamaan lah yang akan menumbuhkan itu semua. Suatu hal yang simple dan tidak terduga. Mereka hanya ingin untuk bersama-sama selamanya untuk meraih kebahagiaan itu.

Tapi...

Dapatkah mereka terus seperti ini?



TO BE CONTINUED

Hai... 😊

Me And You Both Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang