Gadis itu seorang diri di tengah malam di dalam kamarnya. Ia benar-benar sendirian. Ibunya belum pulang, karena ia tahu ibunya akan pulang tengah malam atau jika tidak, besok pagi ibunya baru kembali.
Di tengah malam ini ibunya belum juga pulang, itu berarti ibunya akan pulang besok pagi.
Ia memasuki semester ketiga kuliah, setelah menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya, ia memilih untuk tidur. Dan disinilah ia sekarang, di dalam kamarnya dengan kegelapan yang menyelimuti, karena ia tidak akan bisa tidur jika lampu menyala terang.
Namun, entah mengapa ia sama sekali tidak bisa mengistirahatkan dirinya. Padahal ia sudah bergerak kesana-kemari mencari posisi paling nyaman untuk tidur, tapi ia tetap tidak bisa tidur.
Dengan frustasi ia duduk di atas ranjangnya dan semakin menggila saat menyadari bahwa tenggorokannya terasa sangat kering dan menyakitkan.
Dengan berat hati ia turun dari ranjangnya dan keluar dari kamar. Lagi-lagi hanya ada kegelapan yang menyambutnya. Dengan perlahan gadis itu berjalan menuju dapur dengan jalan yang sangat ia hafal, jadi ia tidak kesulitan saat keadaan gelap seperti ini menuju dapur.
Saat sampai di ambang pintu dapur, gadis itu menyalakan lampu dapur dan cahaya lampu berhasil menyakiti matanya. Cahaya itu menusuk-nusuk matanya.
Gadis itu segera membuka lemari pendingin dan mengeluarkan botol berisi air dingin, ia dengan segera menuangkan air di dalam gelas kaca yang tersedia di meja makan.
Dalam satu teguk, air yang berada di dalam gelas tersebut tandas habis olehnya. Tenggorokannya yang kering akhirnya terobati.
Saat beberapa lama terdiam, suara aneh terdengar di telinganya.
Ia mencoba mendengar lebih dalam lagi suara itu. Dan ia benar-benar bersumpah jika pendengarannya masih normal dan suara itu berasal dari ruangan depan, ruang tamu.
Suara aneh itu masih terdengar. Karena ketakutan gadis tersebut memilih berjongkok untuk bersembunyi.
Demi Tuhan, jika itu pencuri, maka pencuri tersebut salah memilih target, karena di dalam rumahnya sama sekali tidak terdapat barang berharga.
Astaga ia benar-benar takut.
Namun, beberapa saat suara itu tidak terdengar lagi. Dengan seluruh keberaniannya, ia mencoba mengintip seraya berdiri dari tempatnya.
"Aaa..." Teriak gadis itu.
"Disini kau rupanya." Ucap seorang pria yang mengejutkannya, yang kini berdiri di hadapannya.
Gadis itu yakin, pria di hadapannya ini pasti sehabis minum, karena aroma alkohol yang menguar saat pria itu membuka mulutnya.
"A... Apa yang akan kau lakukan?" Tanya gadis itu dengan ketakutan, karena sekarang pria tersebut sudah menarik lengannya.
"Melakukan apa yang seharusnya kulakukan." Jawab pria itu, masih menarik gadis tersebut dengan susah payah, karena gadis itu yang memberontak ingin lepas.
"Tidak! Lepaskan aku!" Teriak gadis itu masih memberontak.
"Sejak pertama kali aku melihatmu kau telah membuatku mengeras. Jadi sekarang waktunya. Dan seharusnya aku menikahimu saja, bukannya menikahi jalang seperti ibumu."
Plak.
Dan satu tamparan berhasil mendarat dengan mulus di pipi pria tersebut.
"Bajingan kau! Jangan pernah menyebut ibuku seperti itu!" Teriak gadis itu, tidak mempedulikan lengannya yang sakit dan ia yakin memar akan terlihat di lengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Both Of Us
RomanceDia hanya seorang wanita yang dingin tak tersentuh, berwajah datar dan kaku. Siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa banyak sekali kesedihan yang tersimpan di dalam mata indahnya. Setiap orang yang telah mengetahuinya tahu bahwa jangan pernah mengh...