Part 3

24.2K 1.5K 37
                                    

Hari yang paling indah adalah saat kau melewati hari itu tanpa beban dan dengan kesenangan yang ada. Lalu bagaimana saat kau melewati hari itu tanpa adanya kebahagiaan yang ada?

Hari ini Katniss memilih untuk diam di apartemennya, lagi pula ini adalah hari libur dan toko bunganya juga tutup. Maka lebih baik dia diam di apartemen seperti biasanya.

Hanya dinding dingin yang menemani hari-harinya, tapi tidak masalah bagi Katniss, karena seumur hidupnya inilah yang ia lalui. Tumbuh dan hidup bersama sebuah kedinginan.

Percaya tidak percaya itulah kebenarannya. Masih sangat ia ingat bagaimana kehidupannya. Kehidupan dingin dan menyakitkan.

Tidak ada yang mampu melepaskan kehidupannya dari kedinginan itu. Bahkan kedua orang tuanya sekalipun.

Ibu, bagi Katniss ibu hanya sebuah sebutan, karena meskipun ibu ada di sampingnya itu semua percuma. Ibunya tidak dapat melepaskannya dari kedinginan itu, bahkan ibunya memperparah kedinginan itu.

Ayah, jangan pernah bertanya tentang ayah padanya, karena baginya ayah sama saja, hanya sebuah sebutan, bahkan sebutan itu menakutkan baginya. Karena ayah, ia mengalami trauma ini.

Menginggat itu semua semakin membuatnya sakit. Namun mau bagaimana lagi, itu semua adalah kesakitan yang sangat membekas dan tidak mudah untuk melupakannya begitu saja.

Jika boleh dikatakan selama kehidupannya Katniss hanya tinggal sendiri walaupun ada ibu dan ayah, itu semua tidak berarti, itu semua semakin memperburuk keadaan yang ada.

Lalu, adakah seseorang yang akan menariknya dari semua ini? Adakah seseorang yang akan menyalakan lampu dalam kegelapan yang menggiringinya? Adakah kehangatan yang akan menggantikan kedinginan yang selalu menyelimutinya ini?

Adakah yang bersedia menolongnya dalam hidupnya yang kacau ini? Adakah?

Sampai suara bel membuyarkan lamunan Katniss yang awalnya memandang kosong pemandangan kota lewat jendela besar di apartemennya ini.

Katniss beranjak dari tempatnya dan segera membukakan pintu untuk seseorang di luar sana.

Siapa yang datang? Batin Katniss bertanya-tanya, karena tidak biasanya ada seorang tamu, menginggat ia tidak pernah dekat dengan siapapun.

"Hai Katniss. Aku membawa seseorang yang ingin menemuimu." Sambut Vlexy dengan senyum cerianya di pagi hari saat Katniss membukakan pintu apartemennya.

"Siapa?" Tanya Katniss to the point seperti biasanya.

"Dia." Vlexy menunjuk seseorang yang berjalan ke arah mereka dengan Iphone yang berada di telinganya terlihat menelphone seseorang.

Katniss memandang datar siapa yang ingin menemuinya.

"Nah tuan, ini Katniss, sepertinya tugasku sudah selesai. Bye Katniss." Pamit Vlexy pada Katniss.

"Ada apa?" Tanya Katniss langsung sata pria di hadapannya tetap diam.

"Apa kau tidak ingin mengajakku ke dalam? Tidak enak membicarakan hal ini diluar." Ujar pria tersebut.

Katniss yang sadar akan perilakunya segera membuka pintu apartemennya lebar-lebar untuk pria itu. Dapat dilihatnya apartemen yang cukup nyaman baginya. Namun tidak untuk Katniss.

"Jadi apa maksud tujuanmu?" Tanya Katniss sedatar mungkin.

"Begini, aku ingin meminta maaf atas nama adikku Patrick. Aku sudah tahu semuanya, maka dari itu aku ingin meminta maaf atas apa yang di lakukan Patrick pada adikmu." Jelas pria tersebut.

"Baik." Jawab Katniss singkat.

"Ah iya, kita belum berkenalan. Kenalkan aku Neil Anderson."

"Katniss Orlando."

Me And You Both Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang