Malam itu seorang anak kecil keluar dari kamarnya. Di tengah malam ia merasa sangat lapar, karena sepulang dari sekolah ia sama sekali belum makan. Sebab tidak ada makanan yang biasa di sediakan ibunya di atas meja makan. Selain itu pengasuhnya telah di pecat oleh ibunya.
Saat keluar kamar keadaan rumahnya sangat gelap, beruntung ia hampir sudah terbiasa dengan kegelapan ini. Dengan perlahan gadis kecil tersebut berjalan menuju ke kamar ibunya yang ternyata tidak di kunci. Keadaan kamar ibunya sangat terang dan berantakan, dan yang ia lihat adalah botol minuman yang berserakan dimana-mana.
Dengan perlahan mencoba untuk tidak membuat suara ia berjalan mendekat ke arah ranjang di mana ibunya yang tengah tertidur.
"Ibu." Panggilnya dengan pelan.
Ibunya bergeming, bahkan ibunya tidak bergerak sedikit pun.
"Ibu." Panggilnya lagi. Tapi kini ada sedikit pergerakan dari ibunya.
"Ibu, aku lapar." Rengeknya seraya menggoyangkan badan ibunya pelan.
"Ah sial. Kau menganggu waktu tidur ku saja. Ada apa?!" Tanya ibunya seraya berteriak dan itu membuat sang gadis kecil terkejut dan ketakutan.
"Ibu aku lapar." Rengeknya sekali lagi dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Jika kau lapar, kau harus mencari unag sendiri. Saat kau mendapatkan uang barulah kau bisa makan. Pergi!!" Usir ibunya masih dengan berteriak.
Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh.
"Ku bilang pergi!!" Kini ibunya mulai mendorongnya, karena ia yang tidak bergerak sedikit pun.
Dengan air mata yang masih mengalir, ia keluar dari kamar ibunya.
Sekejam itukah ibunya?
Memang apa salahnya, sehingga ibunya menjadi sangat kejam padanya?
Apa salahnya?
Sejak ayahnya - bukan tapi suami ibunya menceraikan ibunya, sejak itulah ibunya mulai berubah. Jika dulu saat bekerja ibunya selalu menyiapakan makanan untuknya, tapi sekarang tidak. Meskipun dulu dan sekarang hampir sama, tapi dulu ia harus bersyukur, karena ibunya yang masih menginggatnya. Namun sekarang?
Semua berubah. Hidupnya semakin tidak terurus dengan ibunya yang sama sekali tidak peduli padanya.
Semua ini terasa menyakitnya baginya yang masih teralu kecil untuk merasakan ini semua.
Dengan sesegukan ia keluar dari rumah berusaha menghilangkan rasa lapar yang masih terasa. Perutnya terus saja berbunyi.
Saat keluar rumah, angin malam menerpanya. Gadis kecil tersebut masih menangis seraya memegang perutnya. Ia benar-benar lapar.
Namun ia tidak tahu harus mencari makanan dimana. Apa ia harus meminta-minta dan mendapatkan uang, barulah ia bisa makan seperti yang di katakan ibunya.
Tidak.
Ini sudah malam, tidak ada orang baik yang berkeliaran saat malam hari seperti ini.
Dengan putus asa ia hanya bisa terduduk di depan pintu rumahnya masih dengan tangis dan rasa laparnya.
Ia berharap akan ada seseorang yang mengerti dirinya.
Beberapa lama kemudian, seorang wanita yang terlihat lebih tua dari ibunya, yang datang dari sebelah rumahnya, menghampirinya. Wanita itu mengetatkan jaket yang ia kenakan, karena angin malam yang sangat dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Both Of Us
Roman d'amourDia hanya seorang wanita yang dingin tak tersentuh, berwajah datar dan kaku. Siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa banyak sekali kesedihan yang tersimpan di dalam mata indahnya. Setiap orang yang telah mengetahuinya tahu bahwa jangan pernah mengh...