Part 44

7K 595 18
                                    

"Kita akhiri sampai disini."

Neil tersentak akan pernyataan yang baru saja di lontarkan wanitanya.

Akhiri?

Dan sekejap Katniss pergi dari hadapannya keluar dari kamar bahkan rumah yang selama ini mereka tempati.

"Katniss!" Neil tersentak berteriak dan terbangun dari tidurnya.

Astaga apa itu tadi? Hanya sebuah mimpi?

Dia tersadar bahwa dirinya masih berada di kantornya, tanpa melirik jam sebenarnya dia tahu hari sudah berganti malam. Dia tertidur di kantornya setelah berkas-berkas yang menyiksa di tambah percakapannya dengan ketiga temannya tadi siang. Dan ini adalah hal yang tidak pernah terjadi pada dirinya.

Dengan cepat Neil keluar dari kantornya dan meninggalkan perusahaannya yang mulai sepi meninggalkan beberapa orang yang bertugas sebagai penjaga kantor.

Sialan, seharusnya dia tidak sampai ketiduran di kantor tadi dan seharusnya ia memberi kabar pada wanitanya. Ia takut Katniss mengkhawatirkannya karena akhir-akhir ini ia menyadari sikap Katniss yang berubah, sikap wanitanya itu sedikit manja dan sedikit aneh misalnya, Katniss yang biasanya bersikap seakan tidak peduli kini terlihat benar-benar berubah dengan mengkhawatirkan hal-hal kecil sekalipun.

Tapi bukannya risih ia malah merasa senang akan sikap Katniss akhir-akhir ini. Tidak terasa ia telah sampai di rumah pribadinya, dengan cepat Neil turun dari dalam mobilnya dan berlari kecil memasuki rumahnya. Tidak heran jika rumahnya terlihat sepi mengingat ini sudah malam hari, tapi entah mengapa ia mulai merasakan ketakutan mengerogoti dirinya dengan tiba-tiba.

Keadaan ini tampak sama seperti keadaan yang berada di dalam mimpinya.

Sialan sekarang dia benar-benar merasa takut.

Dengan cepat ia memasuki kamar pribadinya -- kamarnya dengan Katniss dan lagi-lagi hanya kesunyian yang ia dapatkan. Dengan tergesa ia menghidupkan saklar lampu dan hanya kekosongan yang ia dapatkan.

"Katniss!" Teriaknya di dalam kamar itu masih dengan ketakutan yang ia rasakan.

Tapi Neil tidak berhenti sampai di sana, ia bergerak menyusuri kamar, membuka pintu kamar mandi dan lagi-lagi hanya kekosongan yang ia dapatkan. Nafasnya menderu hebat, rasa takut itu kini benar-benar telah mengerogoti dirinya. Saat langkah kakinya berniat keluar dari kamar itu ia berhenti menatap sepucuk surat yang di letakkan di atas meja rias yang biasa di gunakan Katniss.

Dengan sigap ia membuka surat itu, takut bahwa isi surat itu berisi sebuah ancaman akan wanitanya, namun dia salah, bukannya ancaman, tapi suatu hal yang selama ini ia takutkan.

Kau mempermainkanku Neil, kau telah menghancurkan kepercayaanku. Apa aku wanita yang pantas untuk di jadikan sebuah taruhan Neil? Aku tidak tahu semua ini berawal dari sebuah taruhan Neil, kau telah menghancurkan semuanya dengan kebohonganmu.

Aku tidak meragukan perasaan mu padaku dan aku tidak akan meninggalkanmu seperti janjiku, aku hanya pergi untuk menenangkan diriku yang telah di jadikan sebagai taruhan. Tapi aku tidak tahu sampai berapa lama aku siap untuk kembali melihatmu Neil. Haruskah aku menerima semua kekecewaan ini?

Katniss Orlando.

Neil merasakan dadanya bagaikan di hantam sebuah godam saat ia telah selesai membaca setiap kata yang berada di atas kertas putih itu.

Jadi apa mimpinya tadi itu sebuah pertanda?

Tanpa berpikir panjang lagi ia berlari bagaikan orang kesetanan keluar dari rumahnya dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh kembali membelah jalanan kota malam. Ia harus segera menemui Katniss, menjelaskan semuanya atau ia tidak memiliki kesempatan lagi.

Me And You Both Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang