Seorang anak kecil berjalan dengan riang seraya menjinjing tas sekolah yang ia bawa. Senyum merekah di bibir kecilnya yang terlihat lucu.
Ia bernyanyi riang tidak melunturkan sedikitpun senyumnya. Saat sampai di rumah, rumahnya terlihat sepi. Entah kemana ayah dan ibunya ia tidak tahu. Namun yang ia tahu pasti ibunya akan datang sebentar lagi.
Ia hanya perlu menunggu, seraya menunggu ia harus menganti pakaian sekolahnya. Meski ia masih terlihat terlalu kecil untuk melakukan itu, namun ia bisa melakukannya.
Ibunya selalu mengajarinya untuk hidup mandiri, maka dari itu ia harus menuruti apa yang dikatakan ibunya. Sejak kecil ia mulai belajar membenahi dirinya sendiri. Mulai dari berpakaian, mengenakan sepatu sekolah, hingga belajar ia harus menyelesaikan semuanya sendiri.
Karena anak itu juga tahu bahwa ibu dan ayahnya tidak selalu berada di rumah. Meski terkadang ibunya datang dan memberinya makan lalu pergi lagi entah kemana.
Ia tidak masalah dengan itu, meski terkadang ia merasa kesepian. Tapi tidak masalah, ada beberapa mainan yang di berikan oleh ayahnya untuk menemaninya. Meski saat meminta mainan itu ia harus mendapatkan nilai yang sangat bagus.
Hari semakin malam, namun ibu dan ayahnya sama sekali belum kembali, ibunya sudah meninggalkan makanan di atas meja makan tadi, jadi ia tidak kelaparan.
Hujan mulai turun, namun anak kecil itu tetap menunggu ayah ataupun ibunya pulang. Hingga suara teriakan seorang pria terdengar.
Ayahnya.
Karena merasa takut, akhirnya ia berlari ke kamar.
"Selama ini aku menerima anak itu, meski dia bukan anakku!!" Teriakan ayahnya terdengar di telinganya.
Anak? Siapa ssbenarnya yang sedang mereka bicarakan?
"Iya, lalu kenapa? Apa sekarang kau menyesal menerimanya?!" Kini teriakan ibunya yang mulai terdengar.
"Iya, aku menyesal seharusnya aku juga tidak menikahi jalang sepertimu!" Ayahnya kembali berteriak.
"Brengsek!! Kau mengataiku jalang? Aku menjadi seperti ini karena dirimu. Kau yang menyuruhku untuk menjadi jalang sialan!!" Ibunya terdengar sangat marah dan itu semakin membuatnya takut.
"Karena kau memang pantas nenjadi jalang!!"
Apa yang baru saja ayahnya katakan? Jalang? Siapa? Ibunya? Apa ibunya seorang jalang? Meski ia masih kecil, namun ia tahu artian dari kata 'Jalang'.
Prank. Suara barang terjatuh terdengar di telinga anak itu. Dan itu membuatnya ketakutan.
"Sialan, kau meyuruhku karena kau hanya mengingginkan uang!"
"Dan uang itu hanya kau gunakan untuk anak sialan itu!"
"Dia anakku."
"Dan Katniss bukan anak ku!"
Jeder...
******
Banyak orang menyukai hal yang bernama pesta. Meski tidak semua, tapi di saat tertentu seseorang akan membutuhkan hiburan untuk melepaskan penat mereka.
Sama hal nya dengan yang di lakukan Katniss, ia butuh sebuah hiburan. Maka dari itu ia menerima ajakan Revan yang mengajaknya untuk menemani pria itu untuk datang di salah satu pesta yang di adakan oleh salah satu kolega pria itu.
Dress hitam selutut tanpa lengan dengan sedikit hiasan di bagian bawahnya, dipadukan dengan heels yang senada dengan dressnya dan kalung kecil dengan gelang-gelang sederhana menghiasi tubuh Katniss.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Both Of Us
RomansaDia hanya seorang wanita yang dingin tak tersentuh, berwajah datar dan kaku. Siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa banyak sekali kesedihan yang tersimpan di dalam mata indahnya. Setiap orang yang telah mengetahuinya tahu bahwa jangan pernah mengh...