Hosh!
Andra berupaya mengatur napasnya yang memburu seusai bermain basket dengan membuang sedikit demi sedikit karbon dioksidanya melalui mulut.
Cowok itu duduk di pinggir lapangan sambil mengambil sebotol minuman yang dibelinya tadi sebelum bermain. Tapi sayangnya, sebelum Andra bisa memuaskan rasa dahaganya denngan tuntas, air mineral yang berada dalam botol itu sudah terlebih dulu tandas.
"Buat lo."
Kilasan kejadian beberapa hari yang lalu membuat Andra tersenyum. Dia mengingat bagaimana saat Adyra menyodorkan sebotol minum untuknya siang itu. Dan awal kejadiannya, sama persis dengan kejadian saat ini.
Andra mendongak, mencari tahu wajah seseorang yang barusan menyodorkan sebotol air mineral, yang bahkan sudah bisa Andra tebak sebelumnya. Hingga saat Andra telah mengangkat kepalanya, tubuhnya menegang saat itu juga.
"Heh! Malah bengong lagi!" Andra memasang ekspresi datar saat botol air mineral itu mulai menyentuh permukaan kulit tangannya.
"Kenapa jadi elo?" kata Andra keheranan.
"Itu bukan dari gue, kok! Jadi jangan ge-er!" katanya sambil sedikit menggembungkan pipinya yang gembul.
"Kalau bukan demi traktiran tiga mangkuk bakso plus dua gelas es campur di kantin, gue juga ogah disuruh kasih minuman ini ke elo sambil turun tangga dari lantai paling atas sampai lantai yang paling bawah!"
Andra memandang sosok gadis bertubuh sintal berotot hingga membuat rok abu-abunya jadi terlihat kedodoran itu dengan heran. Gadis itu sudah pergi dari hadapannya, dan Andra masih bingung dengan apa yang barusan terjadi.
Andra mendengus malas. Dia semakin tak bersemangat dengan kejadian hari ini. Tubuhnya lelah karena tenaganya diforsir untuk bermain, tenggorokannya kering karena kehausan, dan sekarang dia malah ketemu sama model cewek begituan.
Nggak ada yang lebih bagus apa?
Andra mengalihkan pandangannya ke botol mineral yang diterimanya tadi. Ada secarik sticky note yang terselip di balik merk botol tersebut.
From: Calon pacar
Lihat ke atas buat tahu siapa pengirimnya! Selamat minum:)
Andra berdecak. "Apalagi coba?"
Ekspresinya berubah seiring kepalanya didongakkan. Seseorang itu tengah berdiri di koridor atas dengan senyuman yang selalu membuat reaksi tubuhnya tak karuan.
Indera penglihatan Andra menangkap wajah seseorang dari atas sana. Yang kini tengah melambaikan tangan untuknya dengan antusias. Mau tak mau sudut bibirnya tertarik membentuk seulas senyum tipis, saat dia melihat Adyra tengah tersenyum manis.
***
Pipinya bersemu merah saat dengan begitu jelas manik matanya menangkap segaris senyum tipis itu. Telapak kaki Adyra terasa melayang saat menangkap senyum menawannya yang khas. Bibirnya tak henti-henti mengulas senyum, sambil membiarkan telapak tangannya melambai antusias ke arah cowok itu.
"Lagi ngapain?"
Telapak tangannya mengambang di udara, saat sebuah suara tengah menginterupsinya. Adyra membalikkan tubuhnya dengan perlahan, hingga Adyra bisa melihat sosok itu berdiri di hadapannya.
"Bara?"
Adyra memasang ekspresi kaget sampai membuat cowok itu terkekeh kecil.
"Gue tanya, elo habis ngapain?" ulangnya.
Adyra tersenyum kikuk, lalu menggelengkan kepalanya.
"Lagi ngobrol sama orang, ya? Siapa sih, emang?" Bara masih bersikeras ingin tahu, sampai kepalanya sesekali celingukan ke arah lapangan yang tengah dipenuhi anak-anak bermain basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adyra's Diary ✔
Teen FictionSebelumnya, Andra selalu mengutuk hari-harinya saat bertemu Adyra. Tapi semakin lama, bayangan sorot mata ceria sekaligus meneduhkan itu selalu memenuhi pikirannya. Hingga sesaat, Andra teringat dengan perkataan Adyra waktu pertama mereka berjumpa. ...