"Lo nggak makan, Bar?""Nggak."
"Kenapa?"
"Nggak nafsu!"
"Oh."
Bara memutar bola matanya malas untuk kesekian kalinya. Cowok itu hanya mendengus melihat mereka berdua yang duduk di seberang meja. Sekali-kali mereka lirik-lirikan, ketawa-ketiwi, diem-dieman, makan, terus ketawa lagi, makan lagi, suap-suapan kayak bayi, dan.. argghhh! Masih banyak lagi hal yang mereka berdua lakukan sampai membuat Bara dongkol sendiri.
"Andra, lo suka sushi nggak?"
"Suka," singkatnya sambil mengangguk.
Adyra menatap Andra antusias. "Mau cobain sushi gue?"
Andra hanya mengangguk sebagai jawaban. Adyra langsung menjepit sepotong sushi dengan salmon segar di atasnya menggunakan sumpit dengan telaten. Hap! Satu suapan mendarat tepat di mulut Andra.
Andra mengulum senyumnya dalam diam, saat melihat Bara yang terlihat senewen sambil membanting-banting garpunya di atas piring.
Adyra mengernyit, merasa terganggu dengan kegiatan Bara. "Lo kenapa sih, Bar?"
"Nggak papa," singkat Bara.
"Mau disuapin juga kali dia!" Kali ini, Andra yang ikut-ikutan nyeletuk. Bara melirik Andra sinis sedangkan Adyra menatap Bara penuh tanya. "Jadi lo mau disuapin juga?"
Secercah senyuman terlukis di wajah Bara. Cowok itu mengangguk antusias sebagai jawaban. Adyra sudah mengambil sepotong sushi dari piringnya, hingga membuat Bara bersiap-siap menerima suapan itu dengan membuka mulutnya sedikit lebar.
Suapan Adyra sudah melayang ke arah mulut Bara. Tapi, belum sempat Bara menerima sushi dari Adyra, sesendok nasi goreng yang tiba-tiba tersodor ke mulutnya dan membuat kedua matanya mendelik kesal.
Adyra tertegun sejenak, kemudian terkikik segeli-gelinya karena perlakuan Andra yang tiba-tiba menyuapkan sesendok nasi goreng di mulut Bara. Andra hanya mengangkat satu alisnya menanggapi ekspesi geli Adyra dan uring-uringan Bara.
"Bukannya tadi dia bilang mau disuapin, ya?" tanya Andra seolah tidak merasa bersalah.
Adyra semakin ingin tertawa melihat ekspresi datar Andra yang seolah tidak terjadi apa-apa. Bara meremas tangannya, seperti mau nonjok muka Andra saat itu juga. "Lo—"
"Telen dulu, Bar! Nanti keselek!"
•••
Andra memasang jaket kulit di tubuhnya sambil menatap Adyra. "Lo pulang sama—"
"Adyra pulang sama gue."
Bara langsung menyela perkataan Andra sebelum cowok itu selesai bicara. Andra hanya melirik Bara singkat, tanpa ada niat menyahut. "Kalo dia macem-macem, lemparin aja kecoa hidup ke mukanya. Nanti juga kicep."
Adyra mendelik antusias. "Bara takut sama kecoa?" seru Adyra.
Andra tersenyum kecil melihat ekspresi Adyra. "Siapa bilang gue takut sama kecoa?" Bara menginterupsi tak setuju.
Andra menyipitkan matanya, sambil menyeringai. "Yakin lo nggak takut? Bukannya waktu itu lo sempet—"
"Udah pulang sana! Ganggu aja sih, lo!"
Andra sempat tersenyum miring sejenak ke arah Bara, sebelum cowok itu benar-benar menghilang dari ambang pintu kafe. Bara melirik Adyra, dengan sorot mata yang serius. "Jangan salah paham, Ra. Gue cuma geli, bukan takut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adyra's Diary ✔
Teen FictionSebelumnya, Andra selalu mengutuk hari-harinya saat bertemu Adyra. Tapi semakin lama, bayangan sorot mata ceria sekaligus meneduhkan itu selalu memenuhi pikirannya. Hingga sesaat, Andra teringat dengan perkataan Adyra waktu pertama mereka berjumpa. ...