Extra Part : Can I Kiss You?

20.9K 945 67
                                    

"Aku pikir kamu sayang sama aku.."

"Maaf."

Gadis itu menangis. Tangisannya terlihat menyakitkan ketika air mata itu jatuh diselingi senyuman. "Kenapa minta maaf?"

Cowok itu terdiam.

"Kamu sayang sama aku, kan? Kamu cinta sama aku, kan?"

Hatinya semakin teriris, melihat gadisnya menangis. "Jawab! Kamu sayang sama aku, kan?!"

Kepalanya menunduk. Menghindari tatapan gadis itu. "Maaf.."

Lagi. Sudah dua kali dan Adyra masih tak mengerti.

"Kamu sayang sama aku," lirihnya dengan tatapan pedih. "Kamu pernah bilang sayang sama aku. Dan sekarang perasaan itu masih sama, kan?"

Ia menggenggam tangan gadis itu. Menyalurkan kehangatan untuk tangan gadisnya yang dingin. Kemudian memeluknya. Gadis itu bergetar. Ia menahan tangis sesegukan. "Aku minta maaf..."

"Sinting!"

Adyra tak tahan. Ia memaki sambil tersenyum sinis. "Cowok nggak tahu diri kayak gitu kenapa masih dibelain, sih! Dia itu udah nyelingkuhin lo, tahu nggak?!"

Adyra melempar cemilan kuping gajah ke arah layar dengan geram. "Tenggelam aja sana lo ke rawa-rawa!"

"Aduh!" Andra memekik. Ia lantas berlari menuju Adyra sambil memeluk laptopnya. "Kamu apain laptop aku?!"

Bola mata Adyra berputar melihat Andra mengusap-usap layar laptopnya posesif. "Habisnya aku kesel! Udah tahu diselingkuhi, masih aja berharap itu cowok masih sayang sama dia! Mikir, dong! Cowok di dunia ini bukan cuma dia doang!"

"Kalau sayangnya cuma sama dia gimana, dong?"

"Ya—" Adyra terdiam. Tertegun. Setelah itu meniup poninya, sambil mendengus kesal. "Iya juga, sih."

Andra menggelengkan kepala melihat tingkah Adyra. Ia tahu kalau Adyra lagi PMS. Jadi wajar kalau uring-uringan gitu. Ya tapi nggak harus dilampiaskan ke laptopnya juga, dong. Untung cuma disambit sama cemilan. Lah kalau dibanting?

"Aku matiin aja ya, laptopnya. Nggak usah nonton film lagi." Andra duduk di samping Adyra sambil mengutak-atik laptop.

"Hm."

Adyra menaruh cemilannya di atas meja, kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Andra.

"Ndra,"

"Hm?"

"Kita udah berapa tahun?"

Andra mengernyitkan dahi, "Kalau dihitung dari pertama kita kenalan, sekitar 3 tahun kurang 4 bulan 20 hari?"

Adyra tersenyum. Ia tahu kalau Andra bisa menjawab pertanyaannya dengan cepat dan akurat.

"Emang kenapa?"

"Nggak papa." Adyra sedikit menggerakkan kepala, mencari posisi ternyaman di bahu Andra. "Ternyata, udah lama juga, ya?"

"Kamu kenapa, sih?" tanya Andra seraya mengusap puncak kepala Adyra.

Gadis itu menggeleng. "Kamu... nggak bakal selingkuh dari aku, kan?"

Andra tertegun. Ia menelengkan kepala, menatap Adyra yang juga tengah menatapnya. "Kenapa diam aja?"

Andra tersenyum. Ia menaruh telapak tangan ke pipi Adyra kemudian mengusapnya. "Kenapa tiba-tiba kamu nanya gitu, hm?"

"Cuma... iseng?"

Andra menghela napas. Ia meraih bahu Adyra, menjauhkan kepala Adyra agar bisa leluasa menatapnya. "Nih, makan. Biar kepala kamu dingin dan nggak mikir yang aneh-aneh lagi."

Adyra's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang