Ponsel Adyra bergetar ketika dia sudah berada di luar minimarket. Adyra menghentikan langkah. Ketika memeriksa ponsel, ia tersenyum melihat nama si pengirim pesan.
Andra : Ra?
Adyra : ?
Andra : Lagi apa?
Gadis itu tersenyum jahil sebelum mengetik balasan.
Adyra : Bernapas.
Cewek itu menahan geli.
Andra : Oh:)
Andra : Gue juga lagi napas, nih. Kok bisa samaan, ya? Apa kita jodoh?:))
Adyra : Gue?
Andra : Maksudnya 'aku'
Adyra : o
Andra : Btw, lagi mau jogging, nih!
Adyra : Siapa?
Andra : Aku
Adyra : Yang tanya?
Adyra cekikikan sambil berjalan dan memandangi ponsel.
Andra : Gemesin, deh:)
Adyra : Makasih:)
Setelah memberi balasan seperti itu, Adyra tak mendapat balasan dari Andra lagi. Mungkin cowok itu sedang kesal sekarang.
Memilih tak acuh, Adyra memasukkan ponsel ke dalam saku dan melanjutkan perjalanan. Namun, ketika mengangkat pandangan, gadis itu memundurkan langkah secara instingtif karena terkejut.
"Lo?!"
Dengan santainya Dimas melambaikan tangan. "Hai."
"Ngapain berdiri di sini? Bukannya tadi udah pulang?" Adyra mengernyit melihat Dimas tersenyum hingga menyipitkan mata.
"Saya nungguin kamu."
"Ya, ngapain nungguin?"
Dimas mengendikkan bahu, "Ya... pengen aja."
"Jadi, lo dari tadi berdiri sini?" Dimas mengangguk.
Adyra mengedipkan mata. Melihat ekspresi Adyra, Dimas tersenyum lagi. "Jalan ke rumah kamu sama rumah Andra 'kan searah, jadi saya mau bareng pulangnya."
Dimas memberi jeda di kalimatnya. Cowok itu mengembuskan napas. "Ya... itu, sih, kalau kamu nggak keberatan aja."
"Ya kali keberatan! Lo 'kan udah nungguin dari tadi."
Adyra menepuk singkat lengan Dimas kemudian berjalan mendahuluinya. "Yaudah, yok pulang!"
Dimas tersenyum melihat bekas tangan Adyra menepuk lengannya.
•••••
"Emang nggak papa?"
"Apanya?"
"Kaki lo."
"Emang kenapa?"
"Ya, elo kan abis dari rumah sakit. Emang nggak papa pulang jalan kaki begini?"
Dimas memberi jeda sebelum menjawab pertanyaan Adyra, membuat gadis itu menoleh ke arahnya. Dan ia melihat ekspresi Dimas seperti tengah menahan tawa. "Kok lo ketawa, sih?!"
Cowok itu merapatkan bibir menyembunyikan senyumnya. "Siapa yang ketawa?"
"Jelas-jelas gue lihat muka lo cekikikan gitu masih mau ngelak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adyra's Diary ✔
Подростковая литератураSebelumnya, Andra selalu mengutuk hari-harinya saat bertemu Adyra. Tapi semakin lama, bayangan sorot mata ceria sekaligus meneduhkan itu selalu memenuhi pikirannya. Hingga sesaat, Andra teringat dengan perkataan Adyra waktu pertama mereka berjumpa. ...