[7]Maaf Untuk Hinata

1.9K 91 0
                                    

Chapter 7

DIARY HELP ME!

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pairing : Hinata .H. & Naruto.U.

DIARY HELP ME!

Happy Reading...

Hikari menatap Hinata yang tampak merasa bersalah dan tersenyum. Ia mencoba untuk mendekati Hinata yang tengah ketakutan dibawah meja. Hikari tahu apa yang dirasakan Hinata saat ini. Ia pasti merasa dirinya akan marah besar seperti bisasanya.

Hinata tidak berani menatap wajah Hikari, Dirinya terlalu takut dan kalut. Tapi, sungguh ia tak berniat untuk menjatuhkan vas kesayangan Kaa-channya. Hinata mencoba keluar dari meja dan menggenggam erat kedua tangannya sendiri didepan dadanya dan menunduk penuh.

Hikari mulai mendekati Hinata walau ada seribu rasa pada dirinya saat ini. " Besok kau harus berdandan yang cantik, Calon suamimu akan datang bersama keluarganya ". Bukannya membahas yang tadi, Hikari malah berbicara tentang perjodohan.

Hinata hanya mengangguk dan ingin mengucapkan maaf pada Hikari. Hinata mencoba membuka mulutnya walau sulit sekali dengan keadaan masih menunduk. " Maaf... ". Hinata melebarkan matanya saat mendengar kata itu, apa ia salah dengar Kaa-channya berbicara demikian.

Hikari mendekati Hinata dan memegang lembut kedua lengan Hinata. Hinata mulai mendongakkan kepalanya, ia menatap bingung Kaa-channya karena tiba-tiba Kaa-channya mengucapkan kata maaf dari mulut yang biasa berbicara kejam dan kasar padanya.

Hinata mendongak dan menatap Kaa-channya tanpa berkedip. Hinata merasa hati kecilnya ada yang mengganjal untuk diungkapkan, tapi ia tak tahu. Hinata kembali menatap wajah Hikari dengan penuh tanda tanya. Alisnya berkerut memikirkan hal itu.

Hikari menatap sendu Hinata dan mulai menitikkan air mata. Tanpa babibu, ia memeluk Hinata erat tanpa ingin melepasakannya. Hikari mengelus rambut indigo Hinata lembut dan menekan tengkuk Hinata pada Bahunya agar bisa merasakan kehangatan tubuh putrinya. Hikari menangis sejadinya. Mengenggam erat lehar dan tubuh Hinata tanpa ingin melepaskan barang sedetikpun.

Sejak Kejadian itu terjadi, Hinata yang kembali sekolah selalu mendapat ejekan dan bully. Hinata keluar dari sekolah karena Hikari tak ingin melihat Hinata mendapat ejekan dan bully. Sejak Hinata Kelas 6 SD Hikari memutuskan untuk mengeluarkan putrinya. Ia merasa kasihan padanya. Sebenci apapun seorang ibu pada anaknya, pasti akan ada rasa kasihan juga bukan.

" Hiks... Hiks... Hinataku ". Hikari menyembunyikan wajahnya pada rambut halus Hinata. Mencoba mencium aroma lavender yang sudah lama ia tak merasakannya, Mencoba untuk mengenali kembali putri kesayangannya.

Putri yang selama ini ia banggakan, putri yang selama ini selalu mengukir prestasi dalam sekolahnya, putri yang sangat sayang padanya, putri yang sangat perhatian, dan putri yang sangat menyayangi kelurganya. Ia tak menyangka bisa melakukan hal keji selama ini pada putri kecilnya hingga sekarang.

Hikari terus menitikkan air mata tanpa henti. Entah mengapa air matanya tak bisa berhenti tanpa kendalinya. " Maafkan hiks Kaa-chan... Hiks.. hiks..., Kaac.. hiks ...Kaa-chan sudah jahat padamu hiks... ". Hinata menatap bingung kedepan tanpa membalas pelukan Hikari, dirinya bingung. Apa yang harus ia lakukan sekarang.

Ia menatap bahu Kaa-channya yang bergetar. Hatinya ikut merasakannya saat melihat Kaa-channya menangis. Hinata mencoba mengingat kembali kejadian yang dulu. Hatinya sangat ingin mengetahui kejadian yang dulu.

Hinata merasa kepalannya sakit, tapi ia mencoba untuk mengingat-ingat kejadian apa yang membuat Kaa-channya sampai menangis. Hinata merasa bau karat menyelimuti hidungnya. Tangan yang tadi hanya diam mulai menyentuh hidungnya dan warna merah menyelimuti ujung jari telunjuk dan jari tengahnya.

DIARY HELP ME! ( SLOW UPDATE! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang