Allah manghadirkan seseorang dalam hidup kita dan dia juga berhak mengambilNya. Jika ada kata assalamu'alaikum, pasti akan ada kata wassalamu'alaikum. --Ara--
---
Hari senin sudah tiba, waktunya memulai kegiatan di hari baru.
Pukul 08:00 Nayla baru berjalan menuju depan blok perumahan, mencari abang ojek, untuk mengantarnya ke sekolah .
"Makasih Bang, tujuh ribu kan?" Ucap Nayla saat sudah sampai pada tujuannya, ia turun dari motor sembari menyodorkan uang pada abang ojek.
Abang ojek mengangguk sambil tersenyum.
Nayla melangkah memasuki gerbang sekolah.
"Nay," Panggil suara permpuan yang sangat Nayla kenal.
"Eh, Dina, baru dateng lo?"
"Dari tadi, malah gua mau pulang,"
"Lah? Kok cepet amat?"
"Di sekolah juga ga belajar, dan beruntungnya, nama gua ga ada di daftar remedial, jadi gua pulang aja,"
"Kalo nama gua, ada ga?"
"Entah, coba lo liat sendiri, kertasnya ditempel di mading dekat meja piket."
"Oh, oke. Besok lo sekolah ga, Din?"
"Ngga, tapi hari sabtu gua sekolah, soalnya ada tanding voli antar kelas. Lo harus ikut ya, oh iya, tadi ada pengumuman katanya jangan lupa, hari sabtu pengambilan rapot, orang tuanya disuruh datang, mereka yang ambil rapot, murid tanding voli."
"Oh, oke makasih Dinakuu,"
"Alay lo onta! Sama-sama, gua cabut duluan ya, See you!"
Nayla berjalan menyusuri koridor sekolah tercintanya ini, yang ia tuju adalah mading,
Setelah sampai di mading, matanya langsung membaca daftar nama murid yang diremedial.
"Yes! nama gua ga ada." Serunya bangga sambil membentuk lekungan di bibirnya membuat gigi-giginya terlihat.
Nayla berjalan melewati beberapa koridor, yang ia tuju sekarang adalah ruang kelas, saat dirinya sampai di dalam kelas, yang ia lihat hanya bangku-bangku saja, tidak ada manusia di dalam sana. Teman satu mejanya saja, yaitu si Dina tadi sudah pulang, kalau yang lain mungkin sedang Wi-Fi an di dekat kantor.
Ya, jika sedang classmet seperti ini, memang jarang sekali ada yang masuk, atau dari rumah mereka pergi untuk sekolah, tetapi tidak sampai ke sekolah, melainkan ketempat tongkrongannya.
"Pulang aja deh gua, lanjutin tidur."Dalam perjalanan menuju rumahnya, Nayla mengetik pesan di ponselnya,
Nayla : Sabtu lo sibuk ga? Sekolah pulang jam berapa? Ada yang mau gua omongin, ke Alun-alun ya, jam 5 sore.
Ara dan Nayla tidak satu sekolah, Nayla bersekolah di SMP Negeri, sedangkan sahabatnya si Ara, bersekolah di Mts.
Tak lama ponselnya bergetar, pertanda notif pesan masuk.Ara : Assalamu'alaikum, belom tau Nur, InsyaAllah ya.
---Hari sabtu yang ia janjikan dengan Ara sudah tiba, pengambilan rapot sudah dilakukan tadi pagi, dan Nayla masuk dalam peringkat 10 besar di kelasnya.
Terkadang Nayla bingung, bagaimana orang sepertinya bisa masuk peringkat? Sedangkan teman kelasnya yang begitu giat belajar tidak pernah masuk dalam urutan 10 besar, melainkan 20 besar.
Allah maha baik, tanpa kita meminta pun Dia memberi.Pertandingan Voli pun sudah terlewati, teman-temannya sudah diberitahu tentang kepindahannya, mereka mengadakan perkumpulan di kelas lebih lama, bersama Pak seto-walikelasnya. Nayla memberi salam perpisahan, dan ucapan terimakasih kepada teman kelasnya, terutama Dina, teman satu mejanya sedari mereka kelas VII.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah[Sudah Terbit]
Spiritual[Spiritual FiksiRemaja] #109dalamspiritual=>8juli2018 SEMUA PERISTIWA, KEJADIAN, LATAR, NAMA TOKOH, KONFLIK DLL, SEMUANYA MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. DILARANG MENGOPY. CANTUMKAN SUMBER JIKA INGIN MENGUTIP. Nayla nurjanah, Gadis yang sangat susa...