🍃22. -Istiqomah-

3.6K 195 12
                                    

-----------------------------------------------------------
Selamat Membaca..
-----------------------------------------------------------

Kilauan sinar sang surya masuk menembus kaca jendela kamar Nayla, pagi ini ternyata matahari ingin membangunkan tidurnya.

Nayla menggeliatkan badannya, mengucek perlahan mata serta menguap tanpa menutup mulutnya. Ia menggaruk rambut belakangnya sambil memejamkan kembali matanya yang baru saja terbuka seraya berkata "silau banget."

Gadis itu menegakkan badannya, mencari ikat rambut, lalu mengikatnya dengan asal seraya berjalan mendekati jendela.

Tangannya tergerak membuka gorden, udah siang gini, tumben ibu ga bangunin buat nyuruh salat. Batinnya berkata heran.

"Mata gua kok kayaknya tebel banget ya." Gumam gadis itu seraya mengedip-ngedipkan matanya, merasakan kelopak mata yang terasa berbeda dari biasanya.

Nayla berjalan ke arah kasurnya, bukan untuk tidur kembali. Melainkan mencari benda kesayangannya.

"Duh, dimana ya?"

"Ah! Ini dia. Duuhh, lo bikin gua cemas aja, pe."

Nayla baru akan menekan tombol kecil di bagian sebelah kanan ponselnya itu, untuk menghidupkan. Tetapi kegiatannya ia urungkan.

"Omaigat!" Mata sayu baru bangun tidurnya itu seketika membulat besar kala melihat pantulan wajahnya pada layar ukuran 5inc itu "mata guaa, ini muka gua kenapa jelek begini! Idung gua, yaamsyong! Huaaaaaa, aaaaaa!! kenapa muka gua jadi kayak bola bekel yang dicelupin ke dalem minyak siii!!!" Kesal Nayla saat melihat wajahnya yang berantakan, dengan mata sembab dua kali lipat lebih besar dari biasanya, hidung yang sedikit memerah, dan pipi serta area wajah lain yang sangat kucel juga lengket oleh bekas air mata.

Ya, itu semua disebabkan oleh dirinya yang semalam menangis sedih karena putus cinta.

Seletah membaca story chat, diotak Nayla semalam yang terbayang hanya kenangan-kenangan dirinya dengan Dwi selama beberapa hari lalu. Dan yang membuat Nayla dua kali lipat lebih sedih adalah saat dirinya begitu bodoh menyatakan perasaan kepada laki-laki terlebih dahulu. Hello! Dimana-mana sel sperma yang ngejer sel telur keleus! "Aaaa! Bodoh banget guaa!" Kesalnya semalam.

Tetapi hati tak bisa berbohong, dalam hati kecil, Nayla masih sangat amat berharap kepada laki-laki kakak kelasnya itu, dan ia merasa bangga pula, bahwa bukan hanya dia yang memiliki perasaan itu ternyata.

Tapi, apa mau dikata?

Hubungannya dengan Dwi itu sangat rumit.

Lagi pula, usianya masih sangat remaja, impian dan laki-laki diluar sana masih luar biasa banyaknya.

Karena, cinta yang rumit itu, bukan cinta berbeda usia, ataupun negara. Tetapi, cinta berbeda agama.

Bodoh! bodoh! bodoh!! Sadar Nayla! Cowo masih buanyakkk! Jangan buangin air mata lo ini cuma buat kak Dwi! Move on! Batinnya memerintah tegas. Selang beberapa saat Nayla mengucapkan kata-kata itu dalam hati. Muncul kembali suara hati kecilnya, Tapi gua sayang kak Dwiii. Kak Dwiiii. Jerit hati kecilnya prustasi.

Bergeser dari pemikirannya yang hanya terlintas laki-laki benama Dwi saja, Nayla segera menghidupkan ponselnya, untuk melihat jam yang tertera pada layar persegi panjang itu.

06:25 Am.
Sunday.

"Mampus! Telat gua, telat! Aaaa gile!" Umpatnya sambil secepat mungkin melangkah menuju kamar mandi.

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang