🍃23. -Istiqomah-

3.5K 187 11
                                    

-----------------------------------------------------------
Selamat Membaca..
-----------------------------------------------------------

"Kenapa ini bisa jadi video? Siapa yang merekam? Kalian dapet video ini darimana?" Hardik Nayla dengan wajah tak bersahabat,

"Kita juga ga pada tahu Nay, video itu tiba-tiba ada di grup wa angkatan," Jawab Nisa,

"Grup wa angkatan? Angkatan? Berarti... semuanya pada tahu? Pantas aja tadi saat gua baru masuk gerbang, dan di jalan mau ke mading, anak-anak  sinis banget ke gua, sambil ngomongin juga," Nayla menjeda ucapannya sebentar, lalu menarik nafasnya, kemudian menatap ke arah Tasya, "dan.. Alasan lo, Sya, tadi pagi nanya hp gua, terus gua udah cek wa atau belom, itu ini?"

"Ga semuanya Nay. Yang tahu cuma  Anggota grup aja. Tapi, memang dasar mulut-mulut disini kayak ember bocor semua, jadi yang lainpun tahu, termasuk kelas VII dan kelas IX," jelas Nisa,

"Eumm.. Iya Nay," Timpal Tasya,

"Aaah siaaaaall!!!! Siapa pelakunya?"

"Nomernya tanpa nama dan tanpa foto Nay, sehabis ngirim video itu, dia langsung keluar dari grup, dan pas dihubungi sama gua tadi subuh, yang nyahut malah mbak-mbak, dia bilang nomernya diluar jangkauan," Kata Ninda,

"Gua coba wa pribadi sama dia tadi pagi, tapi cuma ceklis satu Nay, dan nomernya pun di privasi. Jadi, gua ga bisa liat dan tau, kapan terakhir dia on," Timpal Nisa

"Mereka berdua betul Nay, si nomor ga dikenal ini, ngirim video lo tuh, semalem, pukul 02:25 dini hari," Sambung Tasya, menunjukkan waktu yang tertera saat pesan video itu masuk di grup wa nya.

"Dini hari? Jam segitu, gua udah tidur, dan tadi pagi pun, gua kesiangan. Jadi ga sempat buka sosmed," Ucap Nayla,

"Grup ramai Nay, banyak asumsi-asumsi yang diciptain anak-anak saat liat video lo tadi, ada yang pro ada yang kontra, dan yang kontra asumsinya kurang lebih kayak omongannya si cewe rese di mading tadi. Gua juga sebenernya kaget pas pagi-pagi hidupin data, dan liat video lo ini," Ujar Nisa

"Nay, gua boleh nanya?" Izin Ninda,

Nayla menatap Ninda "Apa?"

"Lo nembak kak Dwi?"

Nayla menghembuskan nafasnya, "Ngga, gua cuma ngutarain perasaan gua,"

"Terus?"

"Tapi kak Dwi salah tanggep, dan seperti di video itu, gua ngeluarin semua perasaan gua. Jangan kalian kira, gua berani dan lancang. Gua ga seberani dan selancang itu, tapi.. Keadaan yang maksa gua buat ngutarain itu semua. Lo pasti tau kan gua orangnya kayak apa, lagian, mendem itu sakit gaeees,"

"Terus?"

"Gua ga tau ekspresi kak Dwi kayak apa waktu gua ngutarain perasaan, karena gua ga natap dia. Tapi pas gua liat video tadi, wah.. Kak Dwi kayaknya kaget banget,"

"Terus, lo ditolak?"

"Terus-terus mulu lo, kayak tukang parkir!" mereka bertiga seketika tertawa, tetapi tidak lama, karena Nayla mulai melanjutkan ceritanya,

Nayla menceritakan semua kejadian yang terjadi kemarin sore, agar tidak ada kesalah pahaman.

"Gua masih kaget, saat tau, kalau dia dan gua, ternyata beda agama. Dan gua masih kesel campur sedih, saat dia ga mau merjuangin itu sama-sama. Dia lebih milih berteman sama gua,"

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang