🍃5. -Istiqomah-

7.2K 328 14
                                    

Allah SWT berfirman:
وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَاۤ اَوْ رُدُّوْهَا ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا
"Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu."
(QS. An-Nisa': Ayat 86)
---

Hanya bunyi derap langkahlah yang menjadi sumber suara, tidak ada obrolan seperti kebanyakan orang pada umumnya.
Nayla berjalan sambil tangannya sibuk memainkan ponsel miliknya,

Pandangannya pun tertuju pada benda pipih persegi panjang itu, sedangkan Akbar, ia berjalan dengan langkah tegap pandangan lurus kedepan serta tangan yang di masukkan kedalam saku celana birunya itu.

Akbar menghentikan langkahnya, karena mereka sudah sampai ditempat biasa para pengguna angkot menunggu kendaraan berwarna merah itu. Jika saat di Bogor Nayla menggunakan Ojek sebagai transportasinya, kini di Bekasi, Angkot adalah alat transportasinya untuk menuju ke sekolah.

"Masih tiga kilometer," Ujar Akbar

"Maksudnya?" Tanya Nayla, kepalanya masih menunduk, sibuk melihat sesuatu pada benda pipih persegi panjang itu,

"Kamu mau jalan sampai sekolah?" Akbar mengeraskan suaranya pada Nayla yang sudah sedikit berjalan jauh dari posisi Akbar, Karena gadis itu masih melanjutkan langkahnya, yang entah akan berhenti dimana, akibat pandangannya yang terarah pada ponsel bukan jalanan.

Ucapan Akbar membuat langkah Nayla terhenti, Nayla menatap ke arah depan, dan samping, tetapi tidak ada sosok dari suara yang mengintrupsi langkahnya terhenti, disana.

Nayla menengokkan kepalanya kearah belakang "Eh? Udah sampai toh?" Ucapnya lalu memutar badan dan menuju ketempat Akbar berada.

"Kalau jalan lihat ke depan," nasehat Akbar

Kayaknya gua pernah dengar orang ngomong begitu deh, tapi dimana ya? Bisik hati Nayla

"Kalau jalan pake kaki kali,"

"Lain kali jangan terlalu fokus dengan handphone," untung tidak ada kubangan air,"

"Cie perhatian," Balas Nayla sambil tersenyum sumringah menunjukkan jari telunjuknya kearah Akbar, dirinya saat ini sudah berdiri berada di samping tubuh Akbar, menunggu Angkot.

"Ge-er,"

"Fakta kok, barusan lo bilang Lain kali jangan terlalu fokus dengan hp, untung tidak ada kubangan air," kata Nayla menirukan ucapan Akbar,

"Saya hanya kasihan,"

"Kasihan kenapa?"

"Sepatu,"

"Sepatu? Ohh tali gua lepas ya? Aduh ga nyangka gua, kalo lo seperhat--" Ucapannya terhenti saat matanya menundukan pandangan melihat sepatu yang ia kenakan, dan sepatunya masih utuh dengan tali yang dimasukkan kedalam sepatu, jadi sangat tidak mungkin talinya terlepas.

"Sepatu gua talinya kuat, soalnya gua injek ada di dalem sepatu," lanjut Nayla menjelaskan, tanpa diminta oleh Akbar.

Alis Akbar terangkat sebelah, lalu tidak lama kepalanya mengangguk.

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang