🍃7. -Istiqomah-

5.6K 289 20
                                    

panas dunia hanya sementara, tidak sebanding dengan panasnya api neraka di Akhirat yang kekal abadi. -Aisyah-

---

Terik matahari pagi menyinar, membuat yang berada di bumi, khusunya di lapangan SMP Merah Putih ini menyerit karena terpancar sinarnya.

"Upacara Selesai, tiap-tiap pemimpin pasukan, membubarkan pasukannya," Gema suara laki-laki yang bertugas menjadi protokol pada upacara senin ini.
Yah, seperti kataku sebelumnya, waktu bagaikan angin, cepat sekali berlalu, serasa baru kemarin senin, sekarang sudah senin lagi.

"Panas banget dah, ga kuat gue," Ujar Nisa sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan leher,

"Iya ya, kita yang ga pake kerudung aja kepanasan begini, apalagi mereka yang pada pake kerudung? Kebakar kali ya?" Ucap Nayla

"Coba deh, lo tanya si Aisyah Nay, dia kepanasan atau ngga? Tuh anaknya tuh," Kata Tasya sambil menunjuk Aisyah  yang baru saja lewat,

"Eh Aisyah. Lo ga panas apa? Gua aja yang ga pake kerudung kepanasan banget, "

"Alhamdulillah ngga,"

"Wah, lo pasti bohong ya? Kata guru ngaji gua waktu Paud, bohong itu dosa," Tuding Nisa

"Iya lo pasti bohong! Mama gua aja, kalo abis hadiran, dia suka bilang 'gerah banget pake kerudung panjang-panjang' gitu," Timpal Tasya

Aisyah tersenyum, "Ga apa panas di dunia, asalakn tidak diakhirat, sebab panas dunia hanya sementara, tidak sebanding dengan panasnya api neraka di Akhirat yang kekal abadi, aku duluan ya, Wassalamu'alaikum," jelasnya, lalu berjalan melanjutkan langkahnya.

"Lo pada ngerti kagak apa maksud si Aisyah?" Tanya Nisa

"Ya dia cuma ngasih tau kalau api neraka itu panas," Ujar Ninda yang sedari tadi diam saja.

"Ye!! Kalo itu gua juga tau, jangankan api neraka, api korek aja panas Nin," Kata Tasya

"Apalagi api cemburu ye?"  Celetuk Nisa sambil melirik Tasya.

"Udah, ayo ah ke kelas!" Ajak Nayla.

--

"Anak-anak, minggu pertama di bulan april nanti, kita praktek menyanyi ya, berhubung smester ini banyak liburnya, karena kelas IX akan trayout dan UN, jadi kita akan kejar materi yang tertinggal di smester satu lalu, materi harus habis kita bahas akhir bulan maret nanti, dan praktek dilakukan satu minggu sebelum UKK,"

"Oke, ibu akan bagi kelompoknya, dan jangan ada yang perotes!" Ujar Bu Lala, dan membuat para murid serempak berkata "Yaahhhh."

Kelas VIII.5 sedang diajar oleh Bu Lala, selaku guru senibudaya, Bu Lala ini orangnya paling teliti, paling gesit, kalo kata beliau hari ini tugas dikumpulkan, ya berarti harus hari ini, tidak ada hari esok.


"Bu Lala, namanya gampang diinget, apalagi dia guru Senibudaya, rasanya menghapal namanya, hanya dengan bernyanyi 'lalalalala' saja." Ucap Nayla saat pertama kali mengenal Bu Lala.

Bu Lala mulai menggoreskan tinta menggunakan spidol di papan berwarna putih itu, semua murid fokus melihat tiap goresan tulis tangan Bu Lala, mereka tidak ingin satu kelompok dengan Arjuna atau dengan Aisyah. Sebab, jika mereka satu kelompok dengan Arjuna, mereka akan susah jika ingin latihan kerja kelompok, jangankan untuk kerja kelompok, sekolah saja Arjuna jarang masuk. Sedangkan Aisyah, jika satu kelompok dengannya, semuanya harus siap tahan telinga untuk mendengarkan nasihat atau cerita tentang rosull saat berjuang mempertahankan agama Islam pada zaman dulu, dan harus tahan waktu menunggu Aisyah yang setiap adzan berkumandang, ia akan menunda segala aktivitasnya untuk sholat terlebih dahulu, termasuk kerja kelompok.
---

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang