🍃45. -Istiqomah-

3.1K 182 10
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tiket surga itu mahal, dan bukan sembarang orang yang akan mendapatkannya. -Wafiqmalik.

------------------------------------------------------------------------
Selamat membaca
------------------------------------------------------------------------

Mimpi semalam jujur membuat Nayla terus memikirkannya hingga melamun.

Ada apa sebenernya?

Apa maksud dari mimpi itu?

Kenapa sampai dua kali mimpi aneh itu dateng?

Batinnya terus bertanya.

Dan otaknya tak bisa lupa dengan ucapan terakhir yang hatinya pinta di detik-detik terakhir mimpinya.

Memperbaiki diri saya. Ucapannya itu terus terngiang.

Nayla ingin bertanya kepada Puspa, tetapi, takut nanti ibunya akan memarahinya.

Tiba-tiba saja, entah masukan dari mana, otak Nayla seketika mengingat internet.

Google! Batinnya.

Nayla mulai mengetik, mencari tahu tafsir arti mimpi dari yang semalam ia alami.

Di artikel sana tertulis, jika bermimpi melewati jembatan yang bawahnya bergejolak api, seperti jembatan shiratal Mustaqim, itu pertanda bahwa kamu akan selamat masuk ke surga dan bahagia.

Nayla menyerit heran, tetapi tak di pungkiri hatinya bahagia saat membacanya. Tapi.. yang benar saja? Surga itu kan hanya untuk orang-orang yang baik juga beriman, sedangkan Nayla? Dirinya sendiri bahkan meragukan.

Nayla tipe orang yang percaya jika  sebuah proses tidak akan membohongi hasil, jadi tidak mungkin bukan, jika dirinya tidak melakukan amalan seperti ibadah dan kebaikan lainnya, malah Nayla cenderung melakukan keburukan, masa iya akan masuk ke surga?

Artikel kang bohong nih. Nilai batinnya.

Nayla kemudian keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan, untuk sarapan. Ya, dirinya kini akan sekolah, dan sepertinya tidak perlu menaiki angkot.

-Istiqomah-

"khusus untuk pelajaran ibu, sebenarnya ibu ingin membuat peraturan," Ujar Bu Sari setelah mengajar, tetapi bell pergantian jam pelajaran belum berbunyi,

"Memangnya peraturan apa Bu?" Tanya Doni,

"Tapi ibu yakin, banyak yang tidak setuju,"

"Bicara saja dulu Bu, pasti kami akan terima," Doni lagi-lagi menjadi satu-satunya suara penyahut Bu Sari,

Bu Sari terdiam sebentar, menatap semua penghuni kelas, "Ibu ingin kalian, para siswi saja, yang beragama Islam," Jeda sebentar, "memakai kerudung saat jam ibu mengajar,"

"Hah?"

"Dihhh kok gitu Bu?"

"Jangan dong Bu,"

"Kalo pake kerudung panas Bu,"

"Nanti rambut saya ga keliatan cantiknya dong Bu,"

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang