🍃8. -Istiqomah-

5.3K 255 27
                                    

Gemercik hujan terdengar begitu jelas, hembusan angin menggelebuk menemani turunnya hujan. Malam ini tidak seindah malam-malam kemarin, padahal kini sudah akhir bulan februari, entahlah, sekarang cuaca memang sulit untuk diprediksi


Mereka, Nayla, Ibu dan Bapanya, sedang terduduk di ruang televisi, berkumpul menonton tayangan yang sedang disiarkan.


"Sholat ga kamu, Nay? Tadi ibu bilang, ibu sholatnya munfarid, ga bareng sama kamu," Tanya Bambang, saat Nayla sedang sibuk memfokuskan matanya pada layar televisi, ucapan Bambang sontak membuat Nayla menolehkan kepalanya menatap Bambang lalu Puspa.


"Ngga,"


"Kebiasaan dia Mas, Kal--


"Hmm Munfarid itu apaan ya, Pa?" Tanya Nayla, memotong ucapan Ibunya, ia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya seperti ini, agar tidak mendengar omelan dari Puspa


"Munfarid itu artinya sholat sendiri,"


"Ohh.. Ya, kalo ibu ga mau munfarid, Bapa sholat di rumah aja temenin ibu."

 
"Bapa laki-laki, Nay. Laki-laki sholeh adalah ia yang pergi ke masjid saat mendengar adzan berkumandang, sedangkan perempuan sholeha adalah yang sholatnya ditempat paling tertutup, yaitu di rumah. Jadi kalo laki-laki sholat di rumah namanya laki-laki sholeha dong, Bapa mah tidak mau menjadi laki-laki sholeha, maunya Sholeh saja. Aamiin,"


"Dengerin tuh Nay, MasyaAllah makin jatuh cinta aku jadinya, Mas." Ucap Puspa. Hingga membuat Nayla memutar bola matanya jengah, tapi dalam hatinya ia tersenyum senang karena memiliki keluarga yang menyenangkan walau kadang bawel.


---


Lapangan kali ini ramai, bukan karena upacara, apalagi karena ada band, bukan. Tetapi karena hari ini adalah pelajaran olahraga. Nayla dan teman-teman sekelasnya sedang duduk di lapangan sekolah, mendengarkan tutur kata dari guru yang sedang menerangkan dan sesekali memberi contoh tentang teknik dribbling saat bermain basket.


Pelajaran olahraga tidak memerlukan waktu banyak, walaupun diberi waktu tiga jam untuk pelajaran olahraga selama satu minggu dan satu kali pertemuan, tetapi yang terpakai hanya satu jam saja, itupun hanya pemanasan dan penyampaian materi yang membahas materi itu-itu saja, yang sudah Nayla dengar sedari dirinya kelas lima SD.

 
"Cukup untuk hari ini, masih ada waktu dua jam lagi sebelum jam pelajaran habis, kalian bisa bermain basket, raket, voli, ataupun bola. Boleh ke kelas, tapi tidak jika berkeliaran keluar dari area sekolah, karena takut memicu munculnya omongan yang tidak-tidak," Ujar Pak Rifki--Guru olahraga.


"Baik Pak," Respon Nayla dan teman-temannya.


Saat mereka akan bersiap untuk berdiri setelah selama 1 jam terduduk di lapangan, tiba-tiba Pak Rifki berbicara lagi,


"Ehh tunggu dulu, sampai lupa saya. Seperti biasa, jangan lupa, bulan ini kita praktek renang, tanggal 30 ya, hari jum'at,"


"Oke Pak!" Koor para murid VIII.5 sambil mengangkat tangannya dengan jari jempol serta telunjukknya dibuat melingkar.

 
Biasanya kebanyakan perempuan setelah pemanasan dan penyampaian materi sudah selesai, mereka akan diam saja di dalam kelas, bermain handphone, atau mengisi perut ke warung depan maupun kantin. 

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang