-----------------------------------------------------------
Selamat Membaca..
-----------------------------------------------------------"Allahu Akbar,"
Nayla mengucap takbir, sebelumnya ia sudah membaca niat seperti apa yang imam katakan.
Do'a-do'a mengalir begitu saja terucap dari bibir Nayla. Ya, dulu.. saat masih usia kanak-kanak, Nayla pernah belajar mengaji hingga ia tahu bacaan salat, walaupun ada beberapa bagian gerakan salat yang ia lupa.
Nayla benar-benar bingung harus bagaimana, dalam hati ia terus bergumam, lama banget geraknya sih, kok diri terus.
Ini baca apaan sih, kok dirinya lama banget.
Nayla hampir saja rukuk karena ia kira, salatnya sama seperti salat yang dulu pernah ia pelajari, ternyata berbeda. Nayla menyerit heran, ia salah kira, salat ini beda dari salat yang ia pelajari tujuh tahun lalu. Ya, ini adalah salat Idul Fitri pertama kali untuknya.
Nayla mengikuti tiap gerakan imam, tiap kata yang keluar dari mulut imam yang ia dengar, karena jujur saja, Nayla tidak tahu bacaan apa yang seharusnya dibaca, kecuali do'a iftitah.
"Assalamualaikum warahmatullah," bisiknya seraya menengokkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri, mengikuti imam.
Damai..
Tentram..
Sejuk sekali..Relung hati paling dalamnya heran, sudah lama sekali ia tidak merasakan sensasi seperti ini, seketika otaknya memutar kenangan-kenangan masalalunya saat ia masih sering membaca tiap huruf dari buku iqro, juga membaca shalawat tiap hari Jum'at, masa-masa itu membuat hati Nayla terketuk, tapi sayang, itu hanya sementara. Karena egonya masih tetap sama, masih nyaman di dunianya saat ini, dunia anak muda yang tidak ingin ada aturan di dalamnya.
Nayla bergegas keluar dari mushala ketika para ibu-ibu yang lainnya bersalam-salaman meminta maaf.
Nayla harus segera pulang ke rumah, merapikan diri agar terlihat cantik sekali.
🍃🍃🍃
Nayla menatap pantulan dirinya di cermin, rambutnya sudah ia tata Serapi mungkin, tidak seperti biasanya yang digerai tanpa tataan, kini rambutnya tidak lurus, melainkan ia catok menjadi keriting gantung. Rambutnya yang hitam legam lembut dan mudah dibentuk itu sangat indah sekali saat ini.
Dress lengan pendek yang bercorak batik sepanjang lutut, sudah terpakai ditubuh Nayla, sebenarnya baju untuk lebaran Nayla bukan hanya batik, tetapi demi menuruti keinginan ibu dan bapaknya untuk mengenakan batik, agar menjadi keluarga yang terlihat kompak, terpaksa Nayla memakainya, walau dalam hati ia menggertu emangnya mau kartinian apa, pake batik segala. Beralih dari baju, tak lupa falsh shoes barunya yang kali ini memiliki tinggi hak dua Cm berwarna hitam sudah terpasang dikedua kakinya.
Senyum yang manis dengan bibir berwarna pink cerah membuat Nayla semakin segar dilihatnya, bulu mata yang memang lentik tanpa memakai bulu mata palsu menambah nilai plus untuk wajahnya, belum lagi lesung pipi yang akan muncul saat kedua sudut bibirnya tertarik, bagi yang baru bertemu dengan Nayla, tidak akan mengira jika gadis itu baru berusia empat belas tahun. benar-benar cantik Lo Nayla! Ujar batinnya memuji.
Nayla keluar dari kamar, berjalan menuju ruang televisi.
Langkah Nayla terhenti,
Rupanya, ibu dan bapaknya telah pulang dari masjid dan mushala, karena di sofa sana telah terdapat dua pasang suami istri yang tengah bersungkeman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah[Sudah Terbit]
Spiritual[Spiritual FiksiRemaja] #109dalamspiritual=>8juli2018 SEMUA PERISTIWA, KEJADIAN, LATAR, NAMA TOKOH, KONFLIK DLL, SEMUANYA MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. DILARANG MENGOPY. CANTUMKAN SUMBER JIKA INGIN MENGUTIP. Nayla nurjanah, Gadis yang sangat susa...