🍃30. -Istiqomah-

3.1K 177 5
                                    

Assalamu'alakium, apakabar? Kalo saya alhamdulillah masih napas;) Sebenernya udah nulis bagian ini dari malam jum'at kemarin, cuma pas mau dipublish, eh teksnya malah ilang semuaaa, jadi harus ngetik ulang.

Chapter ini agak menguras imajinasi saya, maaf kalau feelnya ga dapet, tapi saya berharap kalian bisa merasakan suasanya dan suka.

"Apabila terjadi hari kiamat,"

"terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal),"

Al-waqi'ah ayat 1-2.

-----------------------------------------------------------
Selamat Membaca..
-----------------------------------------------------------

"Nayla, masuk! Jelaskan, apa maksud dari minuman ini?!" Titah Puspa sambil berjalan duluan memasuki rumah, dan disusul dengan Nayla dibelakangnya.

Kini mereka terduduk diruang televisi yang sudah terdapat sofa itu.

"Jadi, perkataan ibu benarkan, kamu membatalkan puasa?"

Nayla menggeleng, "Nay cuma mau ganti pocarisweet yang tumpah tadi aja, makanya Nay beli itu," Bohongnya seraya dagunya digerakkan kedepan seolah menunjuk minuman itu,

Puspa diam saja, hanya menatap putrinya dengan satu alis terangkat,

"Nay ga enak sama Ibu, Nay merasa bersalah, itukan minuman yang selalu ibu minum waktu buka,"

Reaksi Puspa masih sama seperti tadi,

"Nay sudah berkata sejujurnya, terserah Ibu mau percaya atau ngga. Nay harap, ibu lebih percaya sama Nay daripada Akbar,"

Barulah, setelah Nayla mengatakan itu, Puspa menghembuskan nafasnya, "ibu harap semua ucapan kamu benar," Puspa menarik nafas dan berdiam sebentar "Ibu percaya sama kamu." Lanjutnya.

Nayla tersenyum menatap Puspa, Selamet gua. Batinnya merasa lega.

Jika tentang berbohong Nayla, memang juara satu.

-Istiqomah-

Dibulan puasa tentunya tiada hari tanpa mengeluh dan tidur. Kedua hal itu seperti menjadi bagian dari kebiasaan Nayla selama bulan puasa ini berlangsung. Walaupun bulan puasa sudah berlangsung selama dua minggu, nyatanya itu belum membuat Nayla terbiasa.

Sedari habis sahur Nayla tidur kembali melanjutkan kantuknya, dan baru bangun saat pukul 09:00.

Setelah bangun yang ia lakukkan adalah menonton televisi, memainkan ponsel dan mandi, lalu tidur lagi, dan terus melakukkan kegiatan itu berulang kali tanpa membantu Puspa ataupun melaksanakan Ibadah, hingga adzan magribh waktunya berbuka telah tiba.

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang