🍃6. -Istiqomah-

6K 288 12
                                    

Sesuatu akan terasa ringan jika dikerjakan, jangan berkata sebelum berbuat, lakukan saja.
---

Nayla mulai menidurkan badannya di atas sajadah.

"Assalamu'alaikum," Ucap suara lembut tetapi tegas, milik perempuan berkerudung panjang memasuki mushola.

Nayla yang baru saja memejamkan mata, seketika mengerjap  kembali karena suara salam itu.

"Assalamu'alaikum," ulang pemilik suara itu seraya  menatap Nayla dengan senyuman,

"Apa lo senyum-senyum?" Bukannya membalas salam, Nayla malah bertanya sinis, entah kenapa Nayla merasa tidak suka pada anggota kelasnya yang satu itu.

"Sholat juga?" Tanya perempuan itu,

"Gua?"

"Iya kamu, kamu Nayla kan?"

"Sholat dong, udah duluan malah, iya gua Nayla, kenapa emang?" Bangganya, padahal hanya berbohong.

"Ohh.. Alhamdulillah, aku baru mau sholat," Ujarnya, ada jeda sebentar karena sedang memakai mukena. "Ga apa-apa, cuma mau bilang kalo kita satu kelas, jadi.. besok kalau mau ke musala bareng yuk," Lanjutnya,

"Hmm," Respon Nayla

"Aku sholat dulu ya,"

"Iya Aisyah." Balas Nayla.

Setelah kehadiran Aisyah, entah kenapa ada rasa ganjal di dalam hatinya, ia ingin segera pergi dari tempatnya berada saat ini.

Nayla menyangkal perasaan ganjal itu, dengan tetap memejamkan matanya, tetapi saat dirinya memejamka mata, terdengar suara seseorang yang berbiskik di telinganya, "ini rumah Allah," bisikan itu membuat matanya terbuka, bukan hanya kerjapan, tetapi melotot.

Ia menengokkan wajahnya kesamping kanan, disana tidak terdapat orang lain, kecuali Aisyah yang sedang sholat, dan sebelah kirinya, kosong. Tidak ada siapapun.

Seketika bulu badannya bangun, Nayla bergedik ngeri, tapi dirinya tetap menyangkal, bahwa ia hanya salah dengar.

Akhirnya Nayla memutuskan untuk menggerakkan kakinya, melangkah menuju pintu keluar mushola. Ia kenakan kembali sepatu yang tadinya ia lepas untuk masuk ke mushola. Saat ikatan terakhir dan akan dimasukkan kedalam sepatu, terdapat kaki seorang laki-laki berdiri di depan dirinya.

Nayla mendongakan kepalanya, untuk melihat siapa pemilik kaki itu.

"Elo!! Gua kirain siapa!"

"Nih," Ucapnya menyodorkan tangan memberikan kertas kepada Nayla.

"Apaan?" Nayla berdiri Menerima sodoran kertas itu.

"Loh! Ini kan tugas fotocopy-an PPKN gua, kok bisa ada di elo, Bar?" Lanjut Nayla bertanya heran,

"Jatuh,"

"Dimana?"

"Angkot,"

"Kok bisa jatuh? Padahal tadi gua pegang kok,"

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang