🍃14. -Istiqomah-

4.2K 208 30
                                    

"Belajar yang benar ya." Nasehat Bambang, saat Nayla turun dari motor dan mencium tangannya,

"Iya Pa,"

Bambang , lalu memutar balik arah motornya, Nayla masih berada di depan gerbang, memperhatikan Bapanya,
Saat motor Bambang akan melaju, Nayla berseru "Hati-hati Pa,"

Setelah mengatakan itu, Nayla melangkah masuk ke dalam lingkungan sekolah, berbeda dengan hari-hari biasanya yang selalu ditemani dengan Akbar, kini dirinya hanya seorang diri.

Nayla terus berjalan melewati beberapa koridor, hingga saat dirinya telah sampai di koridor pintu depan kelas VIII.2, kelasnya Akbar, langkahnya terhenti, Nayla membuka tasnya, mengambil benda kertas berbentuk persegi panjang yang berwarna putih itu,

Nayla menyembulkan kepalanya di ambang pintu, matanya melirik teman kelas Akbar yang ia kenal,

"AWAN!" Teriaknya memanggil seseorang, akibat ulahnya ini, beberapa pasang mata yang berada di dalam kelas, menatap tidak suka ke arahnya yang berada di ambang pintu. Nape lu pada?
,
"Gua?" Tanya laki-laki yang terduduk di kursi paling belakang itu,
"Bukan, yang di langit! Ya iyalah elo!"
Awan, laki-laki yang Nayla panggil itu, kini berjalan mendekat ke arah Nayla.

"Manggil orang di kelas, atau masuk kelas orang tuh, salam dulu kek, ketuk pintu dulu kek, ga ada akhlak lu malah teriak-teriak,"

"Ish-ish mulut lo ini bawel ternyata Nayla

"CK! Ada apa? Mana si Akbar?"

"Akbar izin, nih suratnya!" Nayla menyodorkan amplop putih yang dalamnya berisi surat izin kepada Awan.
Andai saja di dalamnya terdapat uang bernominal seratus ribu rupiah dengan jumlah sebanyak sepuluh lembar, pasti sudah Nayla tilap.

"Izin kemana?"

"Mana gua tau." Ujar Nayla sambil melangkah pergi menuju kelasnya.
---
Sekolah menengah pertama, memang masa-masa dimana seorang remaja mengalami pubertas, atau masa pertumbuhan, dimana pada masa ini, tingkat ke-alay-annya benar-benar sedang marak.
Itu terbukti, karena saat ini, Nayla beserta ke tiga temannya sedang melakukan selfie dengan berbagai macam gaya, ada yang menjulurkan lidah, memajukan bibir, membuka mulut sampai lebar, dan masih banyak gaya unik lainnya.
Terlebih, jika sudah selesai berfoto, mereka akan menguploadnya di sosial media terutama di facebook. Di aplikasi penghibur sekaligus penghubung seantero indonesia bahkan luar negri ini, juga terdapat banyak ketikan-ketikan tangan baik dari anak-anak, remaja, sampai berusia.
"Udah-udah, karang upload," titah Nisa
"Bentar, di edit dulu," seru Nayla
"Jangan lupa efeknya Nay bagusin," Timpal Ninda
"Gua pikirin captionnya ya," Usul Nisa
"Gua ikut aja," Timbrung Tasya
Nayla mulai mengedit hasil jepretannya itu dengan efek yang terang, sehingga terlihat lebih putih, dan dengan mode foto square fit.
"Udah nih, captionnya apa?" Tanya Nayla
"Menanti guru yang tak kunjung datang, akhirnya selfie saja bareng teman. Tuh gitu captionnya," ide Nisa keluar
"Serius lo?" Tanya Tasya
"Lima rius," Respon Nisa
"alay tau," Protes Ninda
"Bagus kok," Timpal Nayla,
"Yaudah deh terah," Pasrah Ninda
"Udah kan udah, cepetan upload Nay,"
Nayla mulai mengupload lima foto dengan setiap foto menampilkan empat gaya berbeda.
"Nanti main yu, di rumah gua," Ajak Nisa yang baru masuk kelas,
"Rumah lo, dimana emang?"
"Deket kok dari sini, samping Alfamart depan sana,"
"Ninda sama Tasya, ikut ga?"
"Ikut lah, kita emang udah biasa main di rumah si Nisa, dan karena lo sekarang teman kita, jadi lo juga harus ikut main,"
"Humm, oke deh,"
"Eh, tumben langsung oke aja, ga bawa-bawa Akbar?"
"Dia ngga sekolah, izin,"
"Kemana?"
"Mana gua tau,"
"Berapa hari?"
"Entah,"
"Kapan perginya?"
"Ebused, lo kepo amat, kagak tau gua Nin,"
Lagi, Ninda hanya menyengir menanggapi ucapan Nayla.

---
"Kamar lo, luas banget Nis," Puji Nayla,

"Hehe iya, mau nonton apa nih, kita?"

"Nonton?" Ucap Nayla mengulang perkataan Nisa dengan nada bertanya,

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang