🍃49. -Istiqomah-

2.8K 176 7
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

------------------------------------------------------------------------
Selamat membaca
------------------------------------------------------------------------


Liburan semester ganjil sekaligus tahun baru kali ini, Nayla memanfaatkannya dengan memperdalam mempelajari Islam.

Walau masih terbata-bata, tetapi Nayla kini sudah bisa membaca Al-Qur'an.

Akhir-akhir ini Nayla juga selalu ikut dengan Puspa jika ibunya itu menghadiri pengajian.

Perlahan tapi pasti, pakaian Nayla kini bukan rok pendek dengan baju Sabrina lagi, tetapi cenderung mengenakan pakaian tertutup.

Dengan berjalannya waktu pun, sikap Nayla seperti tertular dengan pakaian yang ia pakai, semakin lebih baik. Ternyata perkataan Bu Sari waktu itu benar.

Uang saku dan uang yang ia terima dari ibu juga Bapanya kini bisa ia simpan dengan baik, tidak seboros kala itu, yang selalu ia gunakan untuk membeli obat tramadol dan kuota karena kegiatannya yang selalu menonton YouTube.

Kini sebagian uangnya lebih Nayla gunakan untuk dimasukkan kedalam kotak amal di Musala dekat rumahnya, karena dengan bersedekah tidak akan membuat seseorang menjadi miskin, malah Allah akan mengembalikannya dengan dua kali lipat bahkan lebih.

"Kamu yakin ga mau di anterin sama Bapa? Kebetulan kan Bapa sedang libur kerja," Usul Puspa,

Nayla menggeleng, "kasihan Bapa lagi tidur Bu, masa harus di bangunin cuma karena Nay," jawabnya yang kini sedang duduk di bangku depan rumah, dengan tangan yang sibuk mengenakan sneaker putih pada kakinya,

"Terus kamu mau naik apa?"

"Abang ojol Bu,"

Puspa sang ibu langsung membesarkan matanya, "siapa itu Abang ojol? Kamu sekarang mainnya sama abang-abang, Nay? Ibu tidak melarang kamu berteman dengan siapapun, tapi ibu harap kamu tahu dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,"

Nayla tertawa,

"Ga sopan kamu ya, ibu ngomong malah di ketawain!"

Nayla langsung menghentikan tawanya, "maaf Bu, Nay ga maksud gitu. Maksud Nay, Abang ojol tuh, Abang ojek online, Nay mau naik Grab," jelasnya,

"Oooh, kamu ngomongnya yang jelas dong,"

Nayla tak membalas ucapan ibunya, kini tangannya tengah sibuk dengan ponselnya,

"Kamu hati-hati ya Nay, awal Juli lalu ada berita yang buruk tentang ojek online seperti itu,"

Setelah urusannya dengan ponsel sudah Nayla selesaikan, ia kembali menatap ibunya, kepalanya mengangguk, "Nayla akan coba untuk hati-hati, tapi yang namanya takdirkan sudah ketetapan Allah, yang penting ibu do'ain Nay aja ya,"

"Ibu selalu do'ain kamu,"

Karena rumah Nayla terletak di dekat jalan, terlebih ia sedang berada di depan rumah, Abang Grab dengan mudah menemukan alamatnya.

"Grabnya udah dateng Bu," ucap Nayla seraya menegakkan badannya dan bergegas ke tepi jalan,

Puspa ikut berdiri, berjalan mengikuti Nayla,

"Dengan Mba, Nayla?" Tanya Abang Grab itu,

Nayla mengangguk,

"Helmnya, Mba,"

Nayla menerima sodoran itu lalu memakainya,

"Bang, anak saya jangan diapa-apain ya, hati-hati bawa motornya," pesan Puspa,

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang